-"Tidak, aku tidak mau pergi" kata nona tolol itu.
"Kalau begitu, kau bicaralah Ini saudaramu yank
baik telah membunuh orang di rumahmu. Kau tahu,
orang macam apakah yang dia bunuh itu?"
orang banyak menjadi heran. Tidak karu-karuan
nona ini bicara dari hal pembunuhan. Akan tetapi Yo
Kang, bulu romanya telah bangun berdiri semua. Ia
lantas menyiapkan pula senjata rahasianya. Kalau Sa
Kouw membuka rahasianya, hingga Auwyang Hong
bakal menjadi bercuriga, hendak ia membinasakan si
nona. Meski begitu, ia kata di dalam hatinya: "Ketika
aku membinasakan Auwyang Kongcu, yang
melihatnya cuma tiga orang yaitu Bok Liam Cu, Thia
Yauw Kee dan Liok Koan Eng. Mungkinkah rahasiaku
ini telah bocor?"
Kuil itu menjadi sunyi sekali. orang tinggal menanti
jawabannya Sa Kouw. Kwa Tin ok bahkan menahan
napas.
Lewat sekian lama, Sa Kouw tidak terdengar
suaranya, hanya terdengar suara napas di hidungnya,
tandanya ia sudah tidur. Yo Kang merasakan hatinya
lega, tetapi telapakan tangannya basah, karena
kekhawatirannya, disebabkan menggenggam terus
senjata rahasianya. Ia pikir "Kalau dia dikasih tinggal
hidup terus, dia bisa jadi bahaya untukku, maka aku
mesti mencari jalan untuk menyingkirkan dia"
Pangeran ini melirik kepada Auwyang Hong. Ia
mendapatkan see Tok duduk dengan kedua matanya
ditutup rapat, mukanya tertuju cahaya rembulan. Dia
tenang sekali, dia seperti tidak menghiraukan segala
apa di sekitarnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
selama itu, orang mulai menyangka oey Yong cuma
mengoceh. Dengan sa Kouw sudah tidur pulas, urusan
tadi artinya telah beres. Maka kemudian mereka pada
merebahkan diri atau menyender, untuk beristirahat. Di
antaranya ada yang lantas meram melek.
Justru kesunyian menguasai kuil itu, mendadak
orang dibikin terkejut dengan jeritannya sa Kouw:
"Jangan pelintir tanganku Aduh Aduh"
oey Yong pun segera berteriak-teriak: "setan setan
setan yang kakinya buntung sa Kouw Kaulah yang
membunuh itu pemuda yang ganteng, sekarang dia
datang mencari kau" Di dalam kesunyian itu, seram
suaranya si nona.
"Bukan Bukan aku yang membunuhnya"
menyangkal sa Kouw dia berteriak-teriak. "Yang
membunuhnya ialah saudara yang baik ini"
Belum habis suara si tolol, atau segera itu disusul
sama suara bergedebuk dari jatuhnya benda yang
berat. Itulah tubuhnya Yo Kang, yang roboh terguling.
sebab dia telah berlompat, dengan tangannya yang
hebat dia menyerang batok kepalanya si nona tolol,
tapi oey Yong menghalangi dia, dengan tongkat
keramatnya, nona ini membuatnya orang jatuh
terbanting
sekejap itu, kalutlah keadaan. see Thong Thian
beramai segera mengurung oey Yong. Putrinya oey
Yoksu tidak menggubris sikap banyak orang itu, dia
menunjuk ke pintu seraya berkata nyaring "Kongcu
yang berkaki buntung, mari masuk ke mari sa Kouw
ada di sini"
sa Kouw memandang ke arah pintu, ia tidak melihat
apa juga. Ruang itu gelap. Tapi ia takut setan
semenjak kecilnya, ia tetap ketakutan. Maka ia
menarik tangan bajunya oey Yong.
"Jangan cari aku" ia berkata kepada si setan yang
ditunjuki nona oey. "Yang membunuh ialah ini saudara
yang baik, yang menggunai tombak besi. Aku
melihatnya dari belakang pintu dapur Jangan cari aku"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Hong mendengar itu semua, mendadak ia
tertawa terbahak. Adalah di luar dugaannya yang
keponakannya yang ia sayang sebagai mustika itu
terbinasa di tangannya Yo Kang. Ia mau percaya sa
Kouw sebab kalau lain orang mendusta, si tolol ini
tidak mungkin. Ia berduka berbareng murka sekali.
Dengan mata mendelik ia mengawasi pangeran itu dan
berkata "siauw-ongya, keponakanku itu memang harus
mati Dia telah dibunuh, bagus, bagus"
suara itu tajam, mengaung di telinga, bahkan
kawanan burung gagak menjadi kaget, mereka lantas
berbunyi gegaokan, terbang kelabakan.
Yo Kang kaget danjeri sekali. Ia pikir, habislah
jiwanya. Ia melirik ke kiri dan kanan, untuk melihat
jalan lolos.
Wanyen Lieh juga tidak menjadi kecuali, dia takut
bukan main. Ketika suara gagak mulai reda, dia
berkata: "Auwyang sianseng, nona ini tolol, dia mirip
orang gila, kenapa sianseng percaya dia?
Keponakanmu itu adalah orang undanganku, aku dan
anakku sangat
menghormatinya, mana bisa menjadi dengan tidak
sebab musabab anakku membunuh dia?"
Auwyang Hong tidak menyahut, hanya tubuhnya
mencelat ke arah sa Kouw, tangan kirinya mencekuk
lengan nona tolol itu.
" Karena apa dia membunuh keponakanku?"
tanyanya bengis. " Lekas bilang?" sa Kouw kaget, dia
ketakutan.
"Bukan aku yang membunuh dia.Jangan tangkap
aku" Dan ia meronta sekuat-kuatnya. Tapi hebat
cekalan see Tok, ia tidak dapat melepaskan diri saking
takutnya, ia lantas menangis, berulang kali ia
memanggil-manggil: "Ibu"
Auwyang Hong mengulangi pertanyaannya hingga
beberapa kali, tetapi tidak memperoleh jawaban.
saking takutnya, sa Kouw berhenti menangis, dia
mendelong memandang jago dari Barat itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Jangan takut sa Kouw," oey Yong menghibur,
suaranya halus. " Kakek ini hendak memberikan kue
pada mu"
Nona ini tidak menolongi si tolol seperti tadi ia
menghajar Yo Kang sebab ia tahu Auwyang Hong
tidak nanti, atau sedikitnya tidak bakal lantas
membinasakan orang. Bahkan perkataannya itu
menyadarkan see Tok. Ia tahu sekarang, makin ia
bengis, makin susah si tolol membuka mulutnya. Maka
ia merogoh sakunya, akan mengeluarkan bakpauw
yang telah dikeringkan, yang ia jejalkan di tangan nona
itu. Ia pun tertawa dan kata: "Benar Nah, kau
makanlah kue ini"
Dasar tolol, sa Kouw ambil kue itu Ia bersenyum.
Dengan cepat ia lupa akan kebengisannya see Tok.
"Dulu hari itu si pemuda yang kakinya buntung
memeluki satu nona," kata oey Yong tenang. "Kau
lihat, nona itu cantik atau tidak?"
"sangat cantik," menyahut sa Kouw wajar. Tidak
dapat ia memikir yang ia lagi dilagui.
"Kemana perginya dia sekarang?"
oey Yong tidak menjawab, ia hanya menanya:
"Tahukah kau siapa nona itu?" Ia terus berlaku sabar
dan wajar.
si tolol agaknya gembira sekali, dia puas, hingga dia
menepuk tangan "Aku tahu, dialah istrinya ini saudara
yang baik," sahutnya.
Mendengar itu, Auwyang Hong tidak bersangsi lagi.
Ia memang tahu keponakannya itu sangat gemar
pelesiran. Ia mau menduga, rupanya disebabkan main
gila kepada Bok Liam Cu, Auwyang Kongcu menerima
kebinasaannya. Ia hanya heran Yo Kang dapat
membinasakan keponakannya yang ia tahu lihay, tidak
perduli kakinya buntung. Bagaimana keponakannya itu
dibunuhnya? Maka ia berpaling kepada si pangeran
muda. Ia kata sabar: "Dia berani kurang ajar terhadap
siauw-onghui, dia harus mampus berlaksa kali" siauwonghui
ialah istri siauw-ongya, pangeran muda.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bukan bukan aku yang membunuhnya," Yo Kang
menyangkal, suaranya tidak lancar.
"Habis siapa?"
Kali ini suaranya see Tok menjadi keras dan bengis
secara tiba-tiba, kedua matanya pun bersinar tajam.
Yo Kang ketakutan hingga kaki tangannya lemas. Ia
yang biasanya berotak terang, sekarang mati daya,
sampai tak bisa ia membuka mulut.
"Auwyang Peehu," oey Yong berkata, "Jangan kau
sesalkan siauw-ongya berlaku telengas, juga tak usah
kausesalkan keponakanmu yang sangat gemar pelesir
itu, hanya kau harus persalahkan dirimu yang
berkepandaian sangat lihay." Auwyang Hong berpaling
dengan cepat. Ia heran. " Kenapa?" tanyanya.
"Aku pun tak tahu kenapa. Hanya ketika aku
sedang berada di Gu-kee-cun, di sana aku mendengar
dua orang tengah berbicara. Mereka itu seorang pria
dan seorang wanita, dan bicaranyapun di sebelah
tembok. sungguh aku tidak mengerti." see Tok kena
dibikin bingung, ia berada dalam kegelapan. "Apa itu
yang mereka bicarakan?"
"Nanti aku menyebutkannya setiap patah yang
mereka bicarakan itu, tidak nanti aku menambahkan
satu huruf juga. Tolong kau menjelaskannya nanti
padaku. Aku tidak melihat mereka itu, aku tidak tahu,
yang pria siapa yang wanita siapa. Aku hanya
mendengar yang pria bilang: 'urusan aku membunuh
Auwyang Kongcu ini, apabila sampai teruwar di luaran,
sungguh berbahaya.' Yang wanita kata 'seorang lakilaki,
dia berani berbuat, ia berani bertanggung jawab
Jikalau kau takut, tidak seharusnya kemarin kau
membunuh dia. Benar pamannya dia itu lihay tetapi
kita tak bakal dapat dicari.'"
Auwyang Hong mengawasi. Ketika ia mendapatkan
nona itu terus berdiam, ia menanya: "Pembilangannya
perempuan itu benar. Apa katanya pula si lelaki?"
Yo Kang mendengar pembicaraan itu, ia takut
bukan main, terhadap oey Yong, ia sangat gusar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kebetulan itu waktu sinar rembulan masuk ke dalam,
diam-diam ia bergerak. dengan perlahan ia
menghampirkan ke belakang si nona. Ia menyingkir
dari sinar rembulan itu.
selagi berindap-indap. ia mendengar jawabannya
oey Yong: " Kata- katanya si lelaki itu membuatnya aku
berpikir bahwa semua disebabkan kepandaian kau
yang sangat lihay hingga kau membikin keponakanmu
itu celaka. Lelaki itu kata 'Adikku sekarang ini aku ada
memikir satu jalan. Pamannya itu sangat kosen, aku
ingin mengangkat dia menjadi guru. sebenarnya sudah
lama aku memikir begini, hanya di dalam kalangan dia
itu ada aturan yang ditaati, ialah kepandaian
diwariskan di dalam satu generasi hanya kepada satu
orang. Maka itu, kalau dia sudah mati baru pamannya
dapat menerima aku sebagai muridnya'"
Tidak usah oey Yong menjelaskan lagi siapa pria
itu, lagu suaranya pun sudah menerangkannya.
Dengan pandai ia meniru lagu suaranya Yo Kang,
hidup sedari kecil di kota raja, ibunya, Pauw sek Yok.
adalah orang Lim-an, sedang di dalam istana ada
banyak orang Kim, maka itu, suaranya itu campur aduk
antara lagu bicaranya orang selatan dan orang utara.
Dengan demikian gampang sekali orang
mengenalinya.
Auwyang Hong berulang kali mengasih dengar
suara mengejek, "Hm" Lalu ia menoleh ke arah Yo
Kang. Ia baru melihatnya si anak muda tidak ada di
tempatnya atau mendadak ia mendengar suara, "Buk"
disusuli teriakan dari kesakitan, lalu nampak Yo Kang
dengan tangan kanannya mengucurkan darah dan
mukanya pucat pias sebagaimana itu terlihat di
cahayanya si Putri Malam.
Hebat oey Yong membuka rahasia, maka pemuda
she Yo itu tidak dapat menguasai pula hatinya. Ia
hendak melampiaskan kemurkaannya, jalannya ialah
membunuh nona she oey itu. Maka setelah datang
dekat si nona, ia berlompat seraya tangannya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyambar ke batok kepalanya nona itu, untuk
dicengkeram dengan ilmu cengkeraman Kiu Im Pekkut
Jiauw.
oey Yong ketahui serangan gelap itu, ia berkelit,
maka tangannya si anak muda tiba pada pundaknya.
Dia mencengkeram kuat sekali, dalam sengitnya, ia
menggunai semua tenaganya maka itu, justru ia
mengenai baju lapis yang berduri, tangannya itu
nancap di duri baju. Bukan main dia merasakan sakit,
maka tak dapat dia tidak menjerit, setelah mana, dia
mengasih turun tangannya itu, hampir dia pingsan
menahan nyerinya.
Di tempat yang gelap itu, tidak ada orang yang
melihat apa yang sudah terjadi, malah mereka tidak
tahu juga, pemuda itu bercelaka di tangan si nona
atau di tangan Auwyang Hong. oleh karena orang tidak
tahu pasti dan mereka punjeri terhadap see Tok.
semua berdiri diam sambil mengawasi saja.
Adalah Wanyen Lieh yang mengajukan diri untuk
memegangi anaknya.
"Anak Kang, kau kenapa?" ia tanya. "Apamu yang
terluka?" Ia menghunus goloknya dan menyerahkan itu
pada si anak. Ia berkhawatir Auwyang Hong
membalaskan sakit hati keponakannya .
"Tidak apa-apa," menyahut Yo Kang, yang
mencoba melawan rasa sakitnya. Ia pun menyambuti
golok dari ayahnya itu atau mendadak ia merasakan
tangannya kaku, golok itu terlepas dan jatuh berisik di
lantai. Ia lekas-lekas membungkuk. untuk
memungutnya. Apa celaka, lengannya menjadi kaku,
lengan itu tidak mau mengikuti lagi suara hatinya.
Dalam kagetnya, dengan tangan kirinya ia memencet
tangan kanannya, tetapi ia tidak merasakan apa-apa.
Maka ia lantas mengawasi oey Yong. "Bisa Bisa"
serunya. "Kau menggunai bisa melukakan aku?"
Pheng Lian Houw semua menjadi bingung, meski
begitu, mereka lantas mengambil keputusan. Biarnya
Auwyang Hong lihay, di situ ada Wanyen Lieh si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pangeran Kim yang berpengaruh, jadi biar bagaimana,
perkaranya Auwyang Kongcu itu harus diselesaikan
secara baik. Begitu melihat roman menakuti dari Yo
Kang, sebagian menghampirkan pangeran muda itu,
untuk menghiburi, yang sebagian lagi mendekati oey
Yong, antaranya ada yang berseru: "Lekas keluarkan
obatmu untuk mengobati siauw-ongya" oey Yong
beriaku tenang.
"Baju lapisku tidak berbisa," ia kata tawar, "Jangan
kamu bergelisah tidak karuan Di sini ada orang yang
harus membunuh dia, tidak ada perlunya aku melukai
padanya"
Ketika itu Yo Kang menjerit, "Aku aku tidak dapat
bergerak" Lalu teriihat dia menekuk kedua dengkulnya,
tubuhnya turun dengan perlahan-lahan, sedang dari
mulutnya terdengar suara tidak tegas.
Mendengar jeritan dan suara orang itu, oey Yong
heran. Ia lantas mengawasi Auwyang Hong, paras
siapa nampaknya terkejut. Ketika ia juga menoleh
kepada Yo Kang, muka si anak muda tersungging
senyuman, mulut terbuka seperti tertawa. Di antara
sinar rembulan, wajah pemuda itu menjadi luar biasa
sekali. Mendadak ia ingat.
"Inilah Auwyang Kongcu Peehu yang menurunkan
tangan jahat, kau jangan sesalkan aku," ia berkata.
Auwyang Hong heran, ia berkata^ "Melihat dari
rupanya, dia memang terkena racun ular di tongkatku,
memangnya aku berniat memberi dia rasa, siapa tahu
si budak cilik telah mewakilkan aku. Bagus, bagus
sekali Hanya ular berbisa itu cuma aku seorang yang
mempunyai, entah dari mana si budak cilik
mendapatkannya?"
"Aku mana mempunyai semacam ular?" kata oey
Yong. "Kaulah yang menggunai racun itu Mungkin kau
sendiri tidak merasa"
"Benar-benar aneh" seru see Tok.
"Auwyang Peehu," berkata si nona. "Aku ingat
peristiwa dulu hari ketika kau dan Loo Boan Tong
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bertaruh. Kau telah memberi makan racun ularmu
kepada seekor ikan cucut, setelah ikan itu mati,
dagingnya dimakan ikan yang lain, ikan itu keracunan
dan lantas mati. Demikian seterusnya, racunmu itu
menular tidak putusnya. Benar bukan?" Auwyang
Hong tertawa.
"Jikalau racunku bukannya istimewa, tidakkah nama
see Tok itu nama kosong belaka?" ia bilang puas.
"Benar" menyahut si nona. "Lam Hie Jin itu ikan
cucut yang pertama"
Ketika itu Yo Kang telah menjadi seperti orang
kalap. Dia bergulingan di lantai. Nio Cu ong mencoba
memeluknya, tidak ada hasilnya. Auwyang Hong tidak
dapat menangkap artinya perkataan oey Yong.
"Coba kau memberi penjelasanmu" ia bilang.
"Bukankah kau telah menggigitkan ularmu kepada
Lam Hie Jin?" berkata si nona. "Ketika itu hari aku
bertemu dia di Tho Hoa To, dia telah memukulku satu
kali. Tinjunya itu mengenai pundakku yang kiri Dengan
begitu, di duri dari baju lapisku lantas ketinggalan sisa
bisanya. Barusan siauw-ongya menghajar aku,
kebetulan dia kena mencengkeram baju lapisku,
karena dia terluka, darah beracun itu masuk ke dalam
darahnya. Hm Dialah ikan cucut yang ketiga"
Mendengar keterangan si nona, orang merasa
bergidik sendirinya. sungguh hehat bisanya Auwyang
Hong itu. Yo Kang telah menerima pembalasannya
sendiri, dia mau mencelakai lain orang, dia sendiri
yang menjadi korban.
Mendengar sampai di situ, Wanyen Lieh
menghampirkan Auwyang Hong di depan siapa ia
menekuk lututnya.
"Auwyang sianseng," ia berkata, "siauw-ong minta
sukalah kau menolongi jiwanya putraku, nanti siauwong
tidak bakal melupakan budimu yang sangat besar
ini." Auwyang Hong tertawa lebar.
"Jiwa anakmu ialah jiwa, jiwa keponakanku
bukannya jiwanya" katanya. Ia lantas menyapu Pheng
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lian Houw semua, muka siapa terang di sinar
rembulan, terus ia kata dengan suara dalam: "orang
gagah yang mana yang tidak puas, baik lekas-lekas
maju untuk bicara"
"Bisa Bisa" serunya. "Kau menggunai bisa
melukakan aku?"
Bukannya orang maju, orang justru mundur. Pula
tidak ada yang berani membuka mulut.
selagi orang menjublak itu, mendadak Yo Kang
berlompat bangun dan menghajar Nio Cu ong hingga
pahlawan itu roboh. Wanyen Lieh lantas bangun
berdiri.
" Lekas bawa siauw-ong ya ke Lim-an" ia memberi
titah. "Mari kita mengundang tabib yang pandai untuk
mengobati dia"
Auwyang Hong mendengar perkataannya pangeran
itu, sembari tertawa ia kata^ "Racunnya si bisa
bangkotan mana ada tabib di kolong langit ini yang
sangguc mengobatinya? Lagi pula mana ada tabib
pandai yang tidak menyayangi jiwa" dengan dia berani
merusak usaha Wanyen Lieh tidak mau melayani
bicara.
"Masih kamu tidak mau lekas-lekas menolongi
siauw-ongya?" bentaknya kepada semua
pahlawannya.
Belum lagi Yo Kang dipegang, untuk dibawa pergi,
dia sudah berlompat tinggi hingga hampir kepalanya
sundul dengan penglari, ketika dia sudah turun pula,
dia menuding pangeran Kim itu sambil berseru: "Kau
bukannya ayahku sudah kau bikin celaka ibuku,
sekarang kau bikin celaka juga aku"
"siauw-ongya, sabar" see Thong Thian membujuk.
Ia mendekati, untuk memegang kedua lengannya
pangeran itu.
Yo Kang lihay, dia mendahului menangkap lengan
orang she see itu, lalu dia menggigit jempolnya.
see Thong Thian menjerit bahna sakitnya, dia
menarik tangannya, terus dia melengak. Dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lantas dia merasai tangannya kaku, hingga dia menjadi
kaget tidak terkira. oey Yong mengawasi jago itu, ia
kata dingini " Inilah ikan cucut yang keempat"
cian Ciu Jin-touw Pheng Lian Houw kaget sekali.
Dia memang bersahabat paling rapat dengan see
Thong Thian. Dia pula paling pandai menggunai racun,
maka dia tahu apa yang dia mesti lakukan. see Thong
Thian itu sudah keracunan. Dengan sebat luar biasa,
dia menghunus goloknya, dengan itu dia membabat
kutung sebelah lengannya sahabatnya itu Hauw Thong
Hay kaget bukan main. Ia tidak tahu maksudnya Lian
Houw.
"Pheng Lian Houw, kau melukai sukoku" ia
membentak. Ia lantas maju untuk menyerang.
Tapi Thong Thian, yang menahan sakitnya,
berteriak: "Tolol Pheng Toako justru menolongi aku"
Thong Hay batal menyerang, ia melengak.
Yo Kang menjadi kalap. pikirannya waswas. Ia
menyerang kalang kabutan, ia meninju, menendang
dan menggigit juga. orang telah melihat contoh dalam
dirinya see Thong Thian,
mereka semua ketakutan, mereka pada
menyingkirkan diri, semua lari keluar, hingga kacaulah
mereka. Burung-burung gagak dengan turut kaget lagi
dan beterbangan dengan berisiknya. Maka di
pekarangan yang kosong di depan kuil, terlihat
bayangan mereka terbang serabutan, suara mereka
saling sahut dengan teriakan-teriakannya Yo Kang
Wanyen Lieh juga turut pergi ke luar kuil, tapi ia
masih menoleh dan memanggil: "Anak Kang Anak
Kang" Yo Kang mengucurkan air mata.
Wanyen Lieh girang, ia mementang kedua
tangannya, untuk menyambuti putranya itu. Maka
berdua mereka saling merangkul.
"Anak. kau sudah mendingan?" tanya ayah itu. Tapi
di sinar rembulan, ia menampak wajah orang yang
tidak wajar, yang matanya terbuka lebar, terang dia
belum sadar, sedang giginya bercatrukan. Ia kaget
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ketika si anak mengangkat tangan kirinya, menghajar
ke arahnya. Dalam kagetnya ia bukan lompat mundur
atau lari, ia menjoroki tubuh putranya itu.
Pangeran muda itu kehabisan tenaganya, dia roboh
terguling, terus dia tidak merayap bangun.
Menampak demikian, hatinya Wanyen Lieh
mencelos, tidak berani ia mengawasi pula, lantas ia lari
terus, di luar kuil, ia lompat naik atas kudanya, untuk
dikasih kabur, maka ia segera diiringi sekalian
pahlawannya. Lekas sekali, mereka telah lenyap
berikut bayangan, mereka.
Auwyang Hong mengawasi tubuhnya Yo Kang.
Pemuda itu lagi bergulingan. oey Yong pun
mengawasi. Maka mereka berdua ada masing-masing
pikirannya sendiri yang satu berduka berbareng gusar,
yang lain terharu dan puas. Mereka sama-sama
membungkam, sampai mendadak mereka mendengar
suara berkeresek di atas genting.
"Mau apa kau mencuri mendengari?" menegur
Auwyang Hong. "Turunlah"
oey Yong kaget. Ia menyangka Kwa Tin ok yang
naik ke genting. Ia lantas melihat satu bayangan orang
berlompat turun, orang itu lari masuk. " enci Bok" ia
berseru. Ia lantas mengenali orang. "Enci kau datang"
Nona itu tidak menghiraukan panggilan, ia lari terus
pada Yo Kang, yang ia lantas angkat tubuhnya untuk
dipondong. "Kau masih kenali aku?" ia menanya halus.
Yo Kang menyahut, suaranya tidak karuan,
terdengarnya cuma^ "Ho ho"
"Ah, kau tidak dapat melihat aku" kata Liam Cu. Ia
memutar tubuh, untuk mendapat sinar rembulan, untuk
si anak muda melihat mukanya. Ia tanya pula: "Kau
kenali aku atau tidak?"
Yo Kang mendelong mengawasi nona itu. selang
sesaat, baru ia mengangguk. Liam Cu girang.
"Hidup di dalam dunia sungguh sengsara" katanya
perlahan. "Kau menderita, aku juga Mari kita pergi
Maukah kau?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yo Kang mengangguk pula. Tapi mendadak dia
berteriak. Liam cu duduk mendeprok. dia memeluki
erat-erat.
Menyaksikan semua itu, oey Yong menghela napas.
Tapi lekas juga ia menjadi heran. Tubuh Liam Cu
bergerak turun, menindih tubuh Yo Kang, kepalanya
jatuh di pundak si anak muda. Habis itu, keduanya
terlihat tidak bergerak lagi.
" enci Bok enci Bok" ia memanggil-manggil, kaget.
Liam Cu tidak menyahuti, ia seperti tidak mendengar,
tubuhnya terus diam.
Nona oey bingung, ia segera menghampirkan,
dengan perlahan ia pegang pundak si nona, untuk
diangkat, atau mendadak tubuh itu roboh ke belakang
Lagi sekali oey Yong berteriak bahna kagetnya.
Hanya sekarang ia melihat di dada si nona menancap
ujung tombak buntung, napas si nona sudah berhenti.
Ketika ia memandang Yo Kang, dada itu pun bekas
tertusuk tombak, darahnya mengalir keluar. Anak
muda itu juga sudah putus jiwa.
Liam Cu tidak tega mengawasi Yo Kang tersiksa,
maka itu ia memeluknya dengan memasang tombak
pendeknya didada sianak muda, tempo ia memeluk
kuat, ujung tombak melesak dalam, maka matilah
kekasihnya itu, setelah mana, ia menikam dadanya
sendiri dengan cara serupa. Dari itu keduanya pulang
bersama ke lain dunia
oey Yong mendekam di tubuh Liam Cu, ia
menangis sedih. Ia bersedih untuk nasib buruk nona
itu. Kemudian, kapan ia ingat peruntungannya sendiri,
yang masih kusut, ia menangis semakin sedih.
Auwyang Hong terus mengawasi semenjak tadi,
sampai kemudian ia kata "Bagus matinya mereka, buat
apa ditangisi lagi? Setengah malaman sudah orang
mengacau, sekarang akan lekas terang tanah. Mari
kita melihat ayahmu" Si nona berhenti menangis.
"Di saat ini mungkin ayahku sudah pulang ke Tho
Hoa To, buat apa dilihat lagi?" bilangnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Hong melengak, terus ia tertawa dingin.
"oh, budak, budak, kiranya kau menjual orang" katanya
keras.
"Di bagian depan dari kata-kataku, memang aku
mendustai kau," berkata oey Yong. "Ayahku orang
macam apa, mustahil dia membiarkan dirinya dikurung
imam-imam busuk dari Coan Cian Kauw? Jikalau aku
tidak menyebut-nyebut Kiu Im Cin-keng, maka kau
mau mengijinkan aku memeriksa Sa Kouw?"
Kwa Tin ok mendengar semua itu, ia kagum dan
menyayangi oey Yong. Ia sekarang mengharap- harap
si nona mendapat akal untuk menyingkir dari
hadapannya manusia yang lihay dan berbahaya ini.
"Di dalam kata-katamu ada terkandung tiga bagian
kebenaran, kalau tidak, aku si bisa bangkotan tidak
nanti kena terpedayakan," kata Auwyang Hong.
"Baiklah, sekarang kau menjelaskan salinan dari
ayahmu itu, jangan ada satu huruf juga yang
dilompati"
"Jikalau aku lupa, bagaimana?" oey Yong tanya.
"Paling baik kau mengingat- ingatnya. Kalau budak
secantik kau ini kena dicatol ularku, itulah harus
disayangi"
oey Yong jeri juga. Ia telah menyaksikan hebatnya
kebinasaannya Yo Kang. Maka ia berpikir keras-
"Taruh kata aku memberitahukan terjemahan It Teng
Taysu, tidak nanti dia gampang-gampang melepaskan
aku Bagaimana caranya aku harus menyingkir dari dia
ini?"
Ia tidak dapat pikiran yang baik, maka ia anggap
baiklah ia bersikap ayal-ayalan, untuk menang tempo.
"Jikalau aku melihat huruf sansekertanya, mungkin
aku dapat menjelaskan semua," katanya kemudian.
"Coba kau membacakan, nanti aku mencoba-coba."
"Siapa sanggup membaca di luar kepala bahasa
asing itu?" kata Auwyang Hong. "Sudah, jangan kau
main gila denganku"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendengar orang tidak dapat menghapal, oey Yong
mendapat pikiran. Ia menganggap pastilah see Tok
memandang kitabnya itu sebagai jiwanya.
"Baik," katanya, "sekarang kau keluarkan kitabmu
itu."
Auwyang, Hong menurut. Dari dalam sakunya, ia
mengeluarkan satu bungkussan, yang ia buka.
Bungkusan itu terdiri dari tiga lapis kertas minyak. Itu
dia kitab yang ditulis Kwee Ceng.
"Hm" tertawa si nona di dalam hatinya. "Engko
Ceng menulis ngaco, dia memandangnya sebagai
mustika"
Auwyang Hong menyalakan api, untuk menulis sisa
lilin. Ia lantas membaca.
"Itu artinya mesti pandai melihat lalu membuatnya
menjadi dua belas macam tarikan napas," oey Yong
menjelaskan. see Tok girang. Ia membaca pula.
"Setelah dapat menghindari diri daripelbagai
ancaman maka perlahan-lahan akan masuk kejalan
kesempurnaan," si nona menjelaskan pula. Kembali
see Tok membaca. si nona berpikir, lalu ia
menggeleng kepala. "salah, kau salah membacanya"
katanya.
Auwyang Hong membaca lagi tetapi si nona
menggoyang pula kepalanya.
"Tidak salah, begini tulisnya," kata see Tok. " Heran
Kenapa aku tidak mengerti?"
oey Yong bergelisah, ia mengawasi tajam. Ia ingin
orang lekas-lekas ingat dan mengerti.
"Ah, mungkin Kwee Ceng si bocah salah
menulisnya" katanya si nona kemudian. "Mari aku
lihat."
see Tok tidak takut orang main gila, ia menyerahkan
kitabnya.
oey Yong menyambut dengan tangan kanan,
tangan kirinya mengambil api, ia bersikap hendak
menyuluhi, atau mendadak ia berlompat ke belakang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hingga setombak lebih. Lilin dan kitab ia lantas dekati
satu dengan lain.
"Auwyang Peehu, kitab ini kitab palsu" katanya
mendadak. "Biar aku bakar saja"
Auwyang Hong kaget bukan main.
"Eh, eh, kau kata apa?" katanya. " Lekas pulangi
pada ku"
"Kau menghendaki kitab atau jiwaku?" si nona
tanya.
"Jiwamu buat apa" bentak seeTok. "Lekas pulangi"
Ia bersikap hendak berlompat maju, guna merampas.
oey Yong tidak takut, ia malah membawa lebih
dekat ke kitab.
"Kau bergeraklah" katanya mengancam. "setiap kali
kau bergerak. setiap kali aku membakar sehelai
Akhirnya kau akan menyesal seumur hidupmu"
Auwyang Hong kalah gertak.
"Hm" ia mendongkol. "Kau letaki kitab itu. Kau
pergilah"
" Kaulah seorang guru besar tidak dapat kau
menelan kata-katamu" kata si nona tertawa. see Tok
mengasih lihat roman bengis.
"Aku bilang lekas kau letaki kitab itu" katanya,
suaranya dalam. " Kau pergilah"
oey Yong percaya, sebagai orang kenamaan,
biarnya kejam, See Tok akan pegang perkataannya
itu, maka ia lantas meletaki kitab dan lilin-
"Auwyang Peehu, maaf," katanya tertawa. Ia
memutar tubuh untuk pergi dengan membawa
tongkatnya.
Auwyang Hong tidak berpaling lagi, mendadak ia
menghajar ke belakang, kepada patung ong Gan
ciang, hingga patung itu pecah separuhnya dan roboh
dengan berisik. Terus dia membentak: " orang buta
she Kwa, kau keluarlah"
oey Yong kaget bukan kepalang. Inilah ia tidak
sangka. Ia lekas menoleh.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwa Tin ok tidak mau bersembunyi lebih lama, ia
berlompat turun seraya memutar tombak di depannya.
Nona oey mendusin dengan lantas. orang selihay
see Tok tidak nanti gampang-gampang diakali, pastilah
suara napasnya ketua Cit Koay itu telah terdengarnya,
hanya semenjak tadi, si Bisa dari Barat berlagak pilon
saja. Terpaksa ia kembali, ia berlompat ke samping Tin
ok. bersiap untuk membelanya.
"Auwyang Peehu, aku tidak jadi pergi," katanya
"Kau kasihlah dia pergi"
"Jangan, Yong-jie" berkata Tin ok. " Kau pergi, kau
cari anak Ceng. Kau menyuruh dia membalaskan sakit
hati kami enam saudara" si nona menjadi berduka.
" Kalau Kwee Ceng percaya aku, dia sudah
mempercayainya dari siang-siang," ia kata masgul.
"Kwa Tayhiap. jikalau kau tidak pergi, penasaran
ayahku sukar dijelaskannya, sukar dilenyapkan. Kau
bilangi Kwee Ceng, aku tidak sesalkan dia dan minta
dia jangan bersusah hati."
Tin ok seorang laki-laki, tidak sudi ia ditolong
dengan si nona mengorbankan diri, maka itu ia
berkutat sama nona itu. Auwyang Hong jadi babis
sabar.
"Eh, budak cilik" tegurnya. "Aku telah memberi ijin
kau pergi, perlu apa kau masih banyak rewel?"
"Aku justru tidak mau pergi" si nona membelar.
"Auwyang Peehu, baik kau usir pergi ini si buta
yang menyebalkan, nanti aku melayani kau berunding.
Asal jangan kau melukai dia"
Auwyang Hong berpikir: " Kau tidak mau pergi, itu
lebih baik lagi. Apa sangkut pautnya dengan aku kalau
si buta ini mampus atau hidup terus?" Maka ia
bertindak maju, ia menjambak dada Tin ok.
Ketua cit Koay itu menggeraki tombaknya untuk
membela diri, tetapi ketika tombak bentrok sama
tangan, toya itu terlepas dan tangannya dirasai
kesemutan, dadanya juga sedikit sakit. Tombaknya itu
mencelat ke atas, menembusi wuwungan. Terpaksa ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berlompat mundur. Akan tetapi belum lagi ia dapat
menaruh kaki, tubuhnya sudah disambar see Tok dan
diangkat. Ia seorang berpengalaman, ia tidak menjadi
gugup atau takut, tangan kirinya diayun, hingga dua biji
lengkak besi menyambar ke muka jago dari Wilayah
Barat itu.
Auwyang Hong tidak menduga orang dapat
bertindak demikian, terpaksa ia berkelit sambil
melengak seraya tangannya melemparkan tubuh jago
Kang Lam itu ke arah belakangnya.
Melihat itu, oey Yong menjerit. Tubuh Tin ok
terlempar mendahului lengkaknya itu, hingga dia
terancam bahaya senjata rahasianya sendiri Tapi si
buta itu lihay sekali, dia mendengar suara angin, dia
mengulur tangannya, menyambuti lengkaknya itu,
maka ia turun ke bawah dengan tidak kurang suatu
apa.
"Bagus" berseru Auwyang Hong memuji. "orang
buta she Kwa, kau lihay. Nah, kau pergilah, aku beri
ampun padamu" Kwa Tin ok bersangsi, ia tidak lantas
bertindak pergi.
oey Yong mengerti keragu-raguan orang, ia tertawa
dan mengatakan "Kwa Tayhiap. Auwyang Hong
hendak mengangkat aku menjadi guru, dia mau belajar
Kiu Im Cin-keng, maka kalau kau tidak maupergi, apa
kau juga hendak mengangkat aku menjadi gurumu?"
Tin ok masih berdiri diam. si nona boleh tertawa
tetapi ia ketahui baik ancaman bahaya untuk nona itu.
Auwyang Hong memandang langit.
" Langit sudah terang mari kita pergi" ia mengajak
oey Yong. Ia menarik tangan si nona, untuk dituntun
pergi. Cepat jalannya ke luar kuil.
"Kwa Tayhiap. kau ingat apa yang aku tulis di
tanganmu" kata oey Yong sambil mengikuti see Tok.
Ketika ia mengakhirkan pesannya itu, ia sudah
terpisah belasan tombak. tetapi Tin ok masih dapat
mendengarnya. Hanya tertua Cit Koay ini heran, terus
ia berdiri menjublak. Ia masih berdiri diam kendati
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang sudah pergi jauh. Maka tak lama kemudian,
riuhlah suaranya kawanan gagak yang beterbangan di
udara.
Masih Tin ok berdiri diam sampai ia mendengar
burung-burung itu terbang ke dalam kuil, untuk berebut
makan mayat orang. Ia ingat Bok Liam Cu, ia merasa
kasihan untuk nasib buruk nona itu, tidak pantas si
nona menjadi umpan burung, maka ia lari ke dalam
kuil, ia cari mayatnya, terus ia bawa keluar, ke
belakang, di mana ia menggali lubang untuk
menguburnya. setelah itu ia lompat naik ke atas
genting, untuk mencari tombak buntungnya.
"Ke mana aku mesti pergi?" tanya ia kepada dirinya
sendiri sambil berdiri bengong. Ia pun telah menjadi
sebatang kara.
sementara itu, banyak burung gagak mengasih
dengar suaranya yang sedih, lalu bergantian mereka
jatuh sendirinya dari udara dan mati. Mereka telah
makan daging beracun dari Yo Kang dan mati
karenanya.
Menduga kepada nasibnya burung-burung itu, Tin
ok menghela napas, lalu ia bertindak ke utara. Dihari
ketiga, selagi berjalan, ia mendengar suaranya burung
rajawali, yang terbang di atasan kepalanya.
"Mungkin anak Ceng ada di sini," pikirnya. Maka
lantas ia memanggil-manggil, "Anak Ceng Anak Ceng"
Belum lama maka terdengarlah suara kuda lari
mendatangi, lantas Kwee Ceng tiba bersama kuda
merahnya. Dia girang sekali melihat gurunya dari siapa
ia terpisah dalam pertempuran kacau. Dia lompat turun
dari kudanya, untuk merangkul gurunya itu seraya
memanggil. "suhu suhu"
Tapinya Tin ok menggaplok muridnya itu dua kali,
hingga si murid melengak, lekas-lekas dia melepaskan
pelukannya.
Tin ok masih mencoba menyerang dengan tangan
kirinya dan tangan kanannya berulang-ulang dipakai
menggaplok mukanya sendiri
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Menampak demikian, Kwee Ceng kaget dan heran.
"suhu" katanya. "Suhu, kau kenapa?"
"Sebab kau si tolol cilik dan aku si tolol bangkotan"
menjawab guru itu keras.
Masih Tin ok memukuli muridnya dan dirinya
sendiri. sampai muka mereka pada bengap. baru dia
berhenti sendirinya. setelah ini, dia mencaci kalang
kabutan kepada muridnya itu.
"Suhu, kenapa?" tanya si murid, yang tetap
bingung.
sekarang ini Tin ok telah menjadi tenang, maka itu
ia lantas menuturkan apa yang telah terjadi di kuil,
terutama tentang penuturannya oey Yong, yang
membuka rahasianya Yo Kang dan Auwyang Hong
yang membinasakan cu Cong dan lainnya. Mendengar
keterangan itu, Kwee Ceng heran dan girang, malu
dan berduka.
"Dengan begitu aku telah berlaku keliru terhadap
Yong-jie," katanya, menyesal.
"Maka itu kau bilanglah," Tin ok menutup ceritanya,
"Kita berdua harus mampus atau tidak?"
"Memang suhu," berkata si murid. "suhu, sekarang
mari kita lekas menolongi Yong-jie" Kwee Ceng
menganggap oey Yong berada dalam bahaya.
"Bagaimana dengan ayahnya?" Tin ok tanya.
"oey Tocu membawa Ang Insu ke Tho Hoa To
untuk berobat. suhu, ke mana kiranya Auwyang Hong
membawa Yong-jie?" Tin ok berdiam, nampaknya ia
berpikir.
"Jikalau Yong-jie tidak dapat lolos dari tangannya
Auwyang Hong, entah dia bakal tersiksa bagaimana"
katanya. "Anak Ceng, pergilah kau tolongi dia Aku
sendiri, hendak aku membunuh diri untuk
menghaturkan terima kasih kepadanya.." Kwee Ceng
terkejut.
"Suhu, janganlah memikir demikian" ia berkata. Ia
berkhawatir karena ia tahu benar tabiat keras dari guru
ini, yang biasa melakukan apa yang dikatakan. "suhu,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lebih baik suhu pergi ke Tho Hoa To untuk mengasih
kabar, kau minta oey Tocu lekas menolong i putrinya
itu. Dengan sebenarnya aku bukannya lawan dari
Auwyang Hong."
Kwa Tin ok bisa berpikir, maka ia menganggap
perkataannya murid itu benar adanya. Karena ini ia
batal membunuh dirinya, lantas ia berangkat, guna
pergi ke pulau Tho Hoa To.
Kwee Ceng merasa berat sekali untuk berpisahan
pula, ia mengikuti.
" Kenapa kau masih belum mau pergi?" membentak
sang guru, yang mendapat tahu dirinya diikuti. " Lekas
pergi Jikalau kau tidak dapat menolongi Yong-jie,
maka jiwamu akan aku ambil"
Kwee Ceng menghentikan tindakannya, ia
mengawasi guru itu berjalan terus, sampai si guru
lenyap daripandangan matanya. Ia masih berdiam
sekian lama, karena ia benar-benar bingung ke mana
ia mesti mencari oey Yong. Akhirnya sambil
menunggang kudanya dan mengajak burungnya, ia
menuju ke arah Tiat Ciang Bio.
Hebat apa yang disaksikan di kuil ong Gan ciang itu
dan sekitarnya. Banyak sekali bangkai burung gagak
bergeletakan, di luar dan di dalam, dan di dalam
terlihat seperangkat tulang belulang manusia. Terang
itulah sisa tubuhnya Yo Kang. Ia menjadi terharu
meskipun ia tahu, pemuda itulah musuh dari gurugurunya.
Ia masih ingat persahabatannya dengan Yo
Kang dan perhubungan di antara kedua pihak orang
tua mereka. Maka ia pungut semua tulang itu, ia kubur
di belakang kuil di sisinya kuburan Bok Liam Cu. Ia
memberi hormat sambil berlutut dan menganggukangguk
dan memuji: "saudara Yo, saudara Yo Jikalau
kau masih ingat budiku ini mengubur tulang-tulangmu,
kau harus memayungi aku hingga aku berhasil
mencari Yong-jie, dengan begini dapatlah kau
menebus segala dosamu selama hidupmu"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab74. Ilmu Perangnya Gak Hui
Habis memuji, Kwee ceng masih menjura empat
kali kepada kuburannya Yo Kang dan Bok Liam cu itu,
baru ia keluar dari kuil, untuk mulai dengan
perkataannya mencari Oey Yong. Di sepanjang jalan,
di mana saja, ia menanya-nanya orang tentang nona
itu dengan ia menunjuki petaan roman dan potongan
tubuhnya si nona serta Auwyang Hong. Inilah
pekerjaan sukar untuknya. Setengah tahun lamanya ia
merantau. Ia telah minta keterangannya pihak Kay
Pang dan coan cin Kauw dan orang-orang yang ia
kenal, ia tetap tidak memperoleh hasil. Ia bertabiat
keras, ia tidak mau menyerah kalah, terus ia mencari.
Selama itu pernah ia pergi ke Pakhia, dan dua kali ia
mendatangi kota Pianliang, di sana pun ia tidak
mendengar kabar halnya Wanyen Lieh.
Pada suatu hari pemuda ini tiba di propinsi
Shoatang, kebetulan ia berada di dalam satu daerah
yang kosong, sebab di sepanjang jalan itu, dari
sepuluh rumah, sembilan yang ditinggalkan pergi
penghuninya. Dijalan besar banyak orang yang lagi
berangkat mengungsi. Katanya tentara Mongolia dan
Kim telah berperang, pihak Kim kalah dan tentaranya
kabur buyar, sembari kabur mereka itu main
merampok dan memperkosa.
Tiga hari sudah Kwee ceng berjalan - ia menuju ke
Utara -ia mendapat kenyataan daerah semakin kosong
dan keadaannya semakin menyedihkan. Dengan
begini ia menjadi semakin menyedihkan. Dengan
begini ia menjadi menginsyafi bahaya perang itu yang
sangat merusak. terutama sangat mengganggu rakyat
negeri.
Dihari ketiga anak muda kita tiba di sebuah dusun di
dalam lembah, di situ ia hendak singgah untuk mencari
nasi dan air untuk kudanya, mendadak ia mendengar
suara berisik dari kuda dan manusia, ketika ia menoleh
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ke arah dari mana suara itu datang, ia melihat tibanya
beberapa serdadu Kim. Yang berjalan di muka ada
seorang punggawa di ujung tombak siapa ada tertusuk
mayatnya seorang bayi, punggawa itu sendiri tertawa
terbahak-bahak sedang barisannya memulai
membakar dusun, yang penduduknya mereka usir
keluar dari rumahnya, untuk diikat dan dibunuh mati,
tak perduli tua dan muda, cuma wanita yang muda
yang mereka belenggu untuk dibawa pergi.
Menyaksikan keganasannya orang itu, Kwee Ceng
menjadi naik darah. Ia mengajukan kudanya
menghampirkan punggawa itu. Paling dulu ia
merampas tombak orang, habis itu tangan kirinya
menyusul melayang. Punggawa itu tidak menyangka
sama sekali, selagi ia kaget, tangannya si anak muda
sudah tiba kepada sasarannya, maka itu sebelum ia
berdaya, ia roboh seketika, biji matanya sampai lompat
ke luar, jiwanya terbang melayang.
semua serdadu Kim menjadi kaget dan gusar,
dengan serempak mereka berseru-seru dan maju
untuk mengepung si anak muda.
Kuda merah tidak takut, dikendalikan majikannya.
dia membawa tubuh majikannya ke mana majikan itu
bergerak. Kwee Ceng pun gusar sekali, kecuali tombak
di tangan kanannya itu, ia merampas sebatang golok
besar, maka dengan kedua tangannya dengan ilmu
silat pengajarannya Ciu Pek Thong - ia melabrak
tentara Kim itu. Ia menikam dan membacok dengan
hebat.
setelah melihat banyak kawannya yang roboh,
serdadu Kim itu menjadi kuncup nyalinya. Mereka
memang telah kehilangan pemimpin mereka. Maka
dengan berteriak-teriak. mereka melarikan diri ke luar
dusun.
sementara itu dari sebelah depan terlihat
munculnya satu pasukan dari seratus lebih serdadu
Mongolia, di depannya tertampak satu benderanya
yang besar. Melihat begitu, tentara Kim itu, yang jeri
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kepada tentara Mongolia, lantas lari balik, dengan
terpaksa mereka menyerang pula Kwee Ceng, guna
membuka jalan kabur.
Anak muda itu sangat membenci tentara Kim ini, ia
lantas lari ke mulut lembah, di sana ia menghadang.
Dengan cepat ia berhasil merobohkan belasan
serdadu penunggang kuda, yang lari mendahului
kawan-kawannya. Robohnya mereka itu membikin
kawan-kawan mereka menjadi serba salah, mundur
tidak bisa, maju tidak dapat.
Barisan Mongolia heran ada orang membantu
pihaknya, dengan begitu mereka berhasil menumpas
sisa tentara Kim itu. Mereka jadi ingin juga mengetahui
siapa itu pembantu yang merintangi jalan molosnya
musuh. selagi pekhu-thio, yang mengepalainya mau
maju untuk mencari keterangan, tiba-tiba seorang
siphu-thio berseru^ "Kim Too Huma" dan terus dia
berlutut di tanah untuk memberi hormatnya.
Kapan pekhu-thio itu mengetahui orang adalah
menantu dari junjungan mereka, ia pun lompat turun
dari kudanya, guna memberikan hormatnya, setelah
mana ia memberi perintah untuk seorang serdadunya
lekas memberi kabar kepada kepala perangnya.
Kwee Ceng tidak berdiam saja. Ia lantas
menitahkan tentara Mongolia itu memadamkan api
yang dilepaskan tentara Kim tadi untuk membakar
dusun itu Karena ini penduduk yang dapat tertolong itu
pada datang menghaturkan terima kasih mereka.
Baru saja penduduk itu lega hatinya atau segera
mereka dibikin kaget pula dan ketakutan. Mereka telah
mendapatkan datangnya lagi satu pasukan besar
sebagaimana suara kuda dan tentara itu membikin
berisik luar dusun. Dengan muka pucat mereka saling
mengawasi.
Itu waktu lantas terlihat seorang penunggang kuda
kabur ke dalam dusun, kudanya besar dan gagah.
Dialah seorang panglima muda, yang lantas berseru:
"Anda Kwee Ceng di mana?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kapan Kwee Ceng telah melihat panglima muda itu,
ia girang sekali. "Anda Tuli" ia berseru.
Maka keduanya lantas lari saling menghampirkan,
terus mereka saling rangkul.
Kedua burung rajawali mengenali Tuli, putranya
jenghis Khan, keduanya terbang menghampirkan,
untuk mengulas- ulas panglima muda itu.
Tuli menitahkan seorang Cian-hu-thio mengejar
terus tentara Kim, di lain pihak ia memerintahkan
mendirikan tenda di mana bersama Kwee Ceng ia
duduk berkumpul, untuk mereka bicara panjang lebar
hal-hal semenjak mereka berpisahan.
Tuli menceritakan urusan ketentaraan di utara,
maka itu Kwee Ceng jadi mendapat tahu selama satu
tahun lebih Jenghiz Khan telah tak hentinya berperang
ke www.kangzusi.com timur dan barat, hingga dia
dapat merampas banyak daerah, hingga keempat
putranya yaitu Juji Jagatai, ogotai dan Tuli ini, telah
membangun banyak jasa, demikian juga empat
panglimanya yang kenamaan, Mukhali, Borehu, Boroul
dan chilaun. Dan sekarang ini Tuli bersama Mukhali
lagi memimpin angkatan perangnya menyerang
negara Kim, dipropinsi shoa tang ini, beberapa kali
tentara Kim itu telah kena dilabrak hingga kacau balau,
hingga angkatan perangnya dipusatkan di kota
Tongkwan di mana mereka mengunci pintu, tidak
berani mereka melayani perang .
Baru beberapa hari berkumpul sama Tuli itu, lantas
ada diterima perintah dari Jenghiz Khan di gurun utara.
semua putra dan panglima dipanggil berkumpul di
sana. Tuli dan Mukhali tidak berani menyangkal
panggilan itu, setelah menyerahkan tentaranya kepada
wakilnya, mereka lantas berangkat.
Kwee Ceng ingat kepada ibunya, ia turut bersama.
Dengan begitu ia jadi dapat terus menemani Tuli.
Pada suatu hari tibalah mereka di tepi sungai onon,
di sana memandang ke tegalan yang luas sekali
terlihatlah tenda-tenda tentara yang sangat banyak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
jumlahnya, sedang suara meringkiknya kuda-kuda
perang berisik sekali. ujung-ujung tombak yang tajam
bergemerlapan di antara cahaya matahari. Di antara
puluhan ribu tenda itu ada sebuah yang besar luar
biasa yang warnanya kuning, ujung tenda teratas
terbuat dari pada emas. Di depan tenda besar itu
dipancar sebuah bendera besar, bendera yang
menjadi tanda kebesaran dari junjungan bangsa
Mongolia. Dari situlah keluar titah Jenghiz Khan
memanggil berkumpul semua putra dan kepala
perangnya.
Berdiri di atas sebuah tumpukan pasir tinggi, Kwee
Ceng memandang ke seluruh perkemahan itu Ia
merasakan keang kerannya angkatan parang
Mongolia, ia berdiam saja.
Tapi tak usah lama ia berdiam, dari arah markas
kelihatan datangnya satu barisan berkuda yang kecil,
yang menyambut Tuli dan Mukhali, maka dilain saat ia
sudah mengikuti pangeran dan panglima itu menuju ke
tenda besar tadi. setibanya mereka di dalam, pemuda
ini terperanjat. Ternyata lain-lain kepala perang sudah
berkumpul di situ.
Jenghiz Khan girang melihat tiga orang itu. Tuli
bersama Mukhali segera memberikan laporannya,
sedang Kwee Ceng memberi hormatnya sambil
berlutut, kemudian ia menambahkan. "Kha Khan
menitahkan aku memotong batang lehernya Wanyen
Lieh, untuk mengambil kepalanya, akan tetapi
beberapa kali sudah aku menemui dia, saban-saban
dia dapat meloloskan diri, dari itu aku mohon Kha
Khan memberikan hukumanmu kepadaku"
Jenghiz Khan tertawa. Ia berkata: "Kalau burung
elang sudah menjadi besar, pada suatu hari pastilah
dia akan dapat menerkam si rase, maka itu kenapa
aku mesti menghukum padamu?"
segera setelah itu, kepala bangsa Mongolia ini
memulai dengan rapatnya untuk mengatur tindakan
menyerang besar-besaran kepada negara Kim.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kebanyakan panglima mengusulkan kerja sama
dengan pemerintah song guna menggencet kota
Tongkwan. "Baiklah, begini kita mengambil
keputusan,"jenghis Khan menyatakan setuju. Maka
utusan segera dikirim ke selatan, kepada kerajaan
song.
sampai sore baru rapat dibubarkan, Kwee Ceng
keluar dari markas dalam cuaca remang-remang ia
hendak mencari tenda ibunya. Tiba-tiba ia merasakan
dua tangan yang halus menutupi matanya dan
hidungnya dapat mencium bau yang harum. Ia
melengak sejenak, lantas ia memanggil: "Adik
GochinBaki" Ia pun memutar tubuhnya.
Putriny ajenghiz Khan berdiri dengan wajah manis.
Sekarang ia nampak terlebih jangkung, romannya
agung. "Adik" Kwee Ceng memanggil pula. Putri
kegirangan hingga ia menjadi terharu sendirinya. "Ah,
benar-benar kau kembali" katanya.
Menyaksikan kepolosan nona itu, hati Kwee Ceng
tergerak. sampai tak tahu ia mesti mengucapkan apa.
Keduanya berdiri diam, mata mereka saling
mengawasi.
"Pergi kau menemui ibumu," katanya. "Kau pulang
dengan masih hidup, maka kau terkalah, siapa yang
terlebih girang, aku atau ibumu"
"Pastilah ibu akan girang luar biasa," menyahut
Kwee Ceng.
"Apakah aku pun tidak sangat bergirang?" tanya si
nona.
Nona ini menunjuki kepolosannya bangsa Mongolia,
yang selalu mengucapkan apa yang dia pikir.
Mendengar itu, Kwee Ceng kembali merasa terharu.
Lantas keduanya, sambil berpegang tangan, pergi
ke tendanya Lie Peng, maka tak usahlah dituturkan
lagi bagaimana kegirangannya ibu dan anak itu
Lewat beberapa hari Jenghiz Khan panggil Kwee
Ceng menghadap dan mengatakannya^ "Tentang
semua perbuatanmu, aku telah mendengarnya dari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tuli. Kau dapat memegang kepercayaanmu, anak aku
girang sekali. Kau tunggu lagi beberapa hari, nanti aku
nikahkan kau dengan putriku."
Kwee Ceng kaget. segera ia ingat oey Yong.
pikirnya: "sampai sekarang ini masih belum ketahuan
Yong-jie masih hidup atau sudah mati, mana bisa aku
membelakangi dia menikah lain orang?" Ia ingin
menampik tetapi melihat roman angker dari Jenghiz
Khan, ia
gagal membuka mulutnya.
Jenghiz Khan ketahui pemuda itu jujur, ia
menyangka orang berdiam saking girangnya, maka dia
lantas memberikan hadiahnya berupa uang emas
seratus kati, kerbau lima ratus ekor dan kambing dua
ratus ekor. Dia memerintahkan untuk si anak muda
menyiapkan sendiri segala keperluan nikahnya itu.
GochinBaki adalah putri tunggal dan ia sangat
disayang ayahnya, sedang itu waktu berkat pelbagai
kemenanganJenghiz Khan, pelbagai suku bangsa
Mongolia merasa senang, maka juga, berhubung
sama pernikahan si putri, yang telah lantas
diumumkan, dari sana sini segera datang pemberian
selamat berikut rupa-rupa hadiah, barang permata tak
terkecuali, hingga semua itu mesti ditempati dalam
beberapa puluh tenda.
GochinBaki girang bukan kepalang, akan tetapi
Kwee Ceng sebaliknya murung, apapula hari
pernikahan mendatangi semakin dekat.
Lie Peng dapat melihat kedukaan dan kebingungan
putranya itu, pada suatu malam ia menanyakan
sebabnya.
Kwee Ceng berlaku terus-terang dengan menutur
hal pergaulannya sama oey Yong.
Mengetahui hal putranya ini, nyonya Kwee berdiam.
"Ibu, anakmu menghadapi kesukaran ini, bagaimana
baiknya?" Kwee Ceng tanya.
"Budinya Khan sangat besar mana itu dapat
disiasiakan?" kata sang ibu. "Hanya Yong-jie, ini anak.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
walaupun aku belum pernah melihatnya, mestinya dia
manis sekali"
"Ibu, kalau umpama ayah menemui urusan begini,
apakah akan dibuatnya?" Kwee Ceng tanya pula.
Inilah pertanyaan luar biasa. Lie Peng melengak.
Kemudian ia tunduk, akan memikirkan siIat suaminya,
yang ia kenal baik sekali.
"Ayahmu lebih suka menderita daripada dia menyianyiakan
lain orang," jawab ibu ini akhirnya.
Kwee Ceng berbangkit, ia kata dengan gagah:
"Anak belum pernah bertemu sama ayah akan tetapi
anak akan mencontoh siIatnya Jikalau Yong-jie
selamat, anak akan memenuhkan janji dan akan nikah
putri CochinBaki, apabila atas diri Yong-jie terjadi
sesuatu, anak tidak akan menikah seumur hidup,"
"Memang begitu mestinya," pikir sang ibu. "Tidak
boleh keluarga Kwee dibikin putus turunannya olehmu.
Tapi anak ini kukuh seperti ayahnya, tidak ada
gunanya" Maka ia tanya: "Habis bagaimana kau
hendak bicara sama Khan?"
"Aku akan bicara terus-terang," sahut sang anak.
Lie Peng adalah ibu bijaksana, ia bersedia
mengiringi kehendak anaknya itu.
"Baik," katanya. "Di sini kita tidak bisa tinggal lebih
lama pula, nah, pergi kau bicara sama Khan. Besok
pagi kita berangkat ke selatan." Kwee Ceng
mengangguk.
Ibu dan anak ini lantas berbenah membuntal
bungkusannya. Mereka cuma membekal pakaian
seperlunya dan sejumlah uang, yang lainnya, yang
menjadi hadiahnya Jenghiz Khan, mereka membiarkan
saja.
"sekarang aku hendak pamitan dari putri
GochinBaki," kata Kwee Ceng selesainya mereka.
Lie Peng bersangsi.
"Mana dapat itu diberitahukan dia," katanya. "Baik
kau pergi dengan diam-diam saja supaya dia tidak
bersusah hati"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tidak. ibu, aku mesti bicara sama dianya," kata
Kwee Ceng pasti. Dan ia bertindak pergi.
Putri GochinBaki berdiam bersama ibunya di dalam
sebuah kemah. selama beberapa hari ia gembira
sekali, ia repot menyiapkan segala apa untuk
pernikahannya, maka ia heran waktu mendengar Kwee
Ceng di luar kemah memanggil padanya. Ia pun likat
ketika ia berkata "Ibu"
sang ibu tertawa dan kata: "Lagi beberapa hari
kamu bakal menikah, satu hari tidak bertemu pun tidak
dapat Baiklah, kau pergilah menemui dia" Gochin
bersenyum, lantas ia pergi keluar. "Engko Ceng"
katanya perlahan.
"Adik, aku ingin bicara sama kau," berkata Kwee
Ceng, yang lantas mengajak si nona bertindak ke arah
barat, terpisah jauh dari perkemahan. Di sana mereka
duduk di atas rumput.
Gochin menyenderkan tubuhnya di tubuh si anak
muda.
"Engko Ceng, aku juga ingin bicara denganmu,"
katanya perlahan.
Kwee Ceng terperanjat.
"Oh, kau pun telah mengetahuinya?" katanya. Ia
lantas pikir: "Dia sudah mendapat tahu, inilah terlebih
baik pula, jadi aku tidak usah bicara banyak"
"Tahu apa?" kata si putri, ia heran. "Aku hanya
hendak memberitahukan kau bahwa aku bukan anak
dari Kha Khan"
"Apa kau bilang?" tanya Kwee Ceng, heran.
Gochin mengangkat kepalanya memandangi si Putri
Malam yang baru mulai muncul.
"Kalau nanti aku sudah menikah sama kau," berkata
si putri perlahan, "Aku akan melupakan diriku bahwa
akulah anaknya Jenghiz Khan, aku melainkan ketahui
aku ialah istrinya Kwee Ceng, maka apabila kau
hendak memukul aku atau memaki aku, kau boleh
memukul dan memakinya, jangan nanti karena kau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pikir karena ayahku Khan yang agung, kau nanti
merasa terhina." Kwee Ceng terharu sekali.
"Adikku, kau sangat baik," katanya, "Maka sayang
sekali, aku tidak setimpal dijodohkan dengan kau"
" Kenapa tidak setimpal?" Gochin tanya. "Di kolong
langit ini kaulah orang yang paling baik, kecuali ayah,
tidak ada yang dapat menimpali kau. Keempat
kakakku itu, mereka tidak ada separuh mu"
Kwee Ceng berdiam, tidak dapat ia membuka
mulutnya, untuk memberitahukan bahwa besok, kapan
sang pagi datang, ia bakal meninggalkan Mongolia.
"Di dalam beberapa hari ini, aku girang sekali,"
Gochin berkata pula. " Ketika itu hari aku mendengar
kabar kau mati, aku ingin lantas turut mati juga, syukur
sekali Tuli telah merampas golok dari tanganku. Tidak
demikian, mana sekarang aku bisa menikah
denganmu? Engko Ceng, jikalau aku tidak dapat
menikah sama kau, benar-benar aku tidak suka hidup
lagi." Kwee Ceng berdiam.
"Kalau Yong-jie, tidak bisa ia bicara begini padaku,"
pikirnya. "Dua-dua mereka, mereka baik sekali
terhadapku" Ingat oey Yong, ia menghela napas.
"Eh, mengapa kau menarik napas?" Gochin heran.
"Tidak apa-apa" menyahut si anak muda bersangsi.
"Ah, kau tentu ingat kakakku yang nomor satu dan
nomor dua," kata si putri. "Mereka memang tidak
menyukai kau. Tapi di sana ada kakakku yang nomor
tiga dan nomor empat, mereka baik sekali kepadamu.
Baik kau jangan berduka, di d-pan ayah aku telah
mengatakan bahwa kakak yang nomor satu dan nomor
dua itu tidak baik, yang baik ialah kakak nomor tiga
dan nomor empat."
Kwee Ceng heran. " Kenapa begitu?" ia tanya.
Gochin agaknya senang.
"Aku telah mendengar ibu berkata bahwa sekarang
ini usia ayah sudah lanjut dan ayah lagi memikir untuk
mengangkat putra mahkota. Coba kau terka, siapakah
yang bakal terpilih?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Pastilah kakakmu yang paling tua Juji," menyahut
Kwee Ceng. "Dia berusia paling tua dan jasanya pun
besar." Putri itu menggeleng kepala ia tertawa.
"Kau menerka keliru," bilangnya. "Menurut aku,
menduga kakak yang nomor tiga, atau kakak yang
nomor empat."
Juji, putra sulung dari Jenghiz Khan, pintar dan
pandai bekerja danputra yang nomor dua Jagatai,
gagah dan pandai berperang. ogotai, putra nomor tiga,
gemar minum dan berburu, hatinya lapang dan jujur.
Dia menginsyafinya, yang bakal menggantikan
ayahnya tentulah Juji atau Jagatai, bahwa ia tidak
mempunyai pengharapan, dari itu ia tidak turut itu
kedua saling bersaing mengejar kedudukan Khan yang
maha agung itu, karena ini, beberapa saudaranya,
juga adiknya yang perempuan, baik sekali dengannya.
Maka itu Kwee Ceng menyangsikan hanya dengan
kata-katanya Gochin Jenghiz Khan akan menukar
putra mahkota pilihannya itu. Kesangsian ini ia
utarakan pada putri itu.
"Aku juga tidak tahu pasti, aku menduga saja," kata
Gochin, " Hanya andaikata benar salah satu kakakku
yang nomor satu atau yang nomor dua yang menjadi
Khan, kaujangan khawatir, jikalau mereka berani
mengganggumu, akan aku mengadu jiwa dengan
mereka itu"
GochinBaki berani berkata begitu, sebab ia sangat
disayangi ayahnya hingga keempat saudaranya sudah
mengalah terhadapnya. Kwee Ceng tahu putri ini bakal
lakukan apa yang dikatakan itu, ia bersenyum.
"Tak usahlah kau sampai berbuat demikian,"
katanya.
"Itulah yang diharap. umpama kata saudaraku itu
memperlakukan kita berdua tidak selayaknya,. kita
berangkat saja ke selatan"
"Aku justru hendak membilangi kau aku hendak
pulang ke selatan" kata Kwee Ceng, membarengi
ketikanya ini.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Gochin heran hingga ia melengak.
"Aku khawatir ayah dan ibuku tidak akan memberi
ijin" katanya. "Tapi aku akan pergi seorang diri"
"Ah, aku selalu mendengar perkataanmu," kata putri
itu. "Kau membilang hendak pulang ke selatan, aku
akan turut kau, jikalau ayah dan ibuku tidak
mengijinkannya, kita pergi secara diam-diam"
Kwee Ceng tidak dapat menahan sabar lagi. Ia
berlompat bangun. "Aku berdua ibuku yang akan
pulang ke selatan" katanya.
Kembali GochinBaki heran, hingga dia duduk
menjublak, matanya mengawasi si pemuda, yang pun
memandang kepadanya. Dia masih belum mengerti
maksud orang.
"Adikku, maafkan aku, aku menyesal yang aku tidak
dapat menikah denganmu," kata Kwee Ceng sesaat
kemudian.
"Apakah aku telah melakukan sesuatu kesalahan?"
tanya si putri. "Apakah kau menyesal yang aku telah
tidak membunuh diri? Benarkah itu?"
"Bukan, bukannya kau bersalah" kata Kwee Ceng.
"Akupun tidak tahu siapa yang salah, hanya setelah
aku pikir-pikir, yang salah itu ialah aku. Duduknya
begini"
Pemuda ini lantas menuturkan hal persahabatannya
sama oey Yong. Ketika ia menceritakan sampai di
bagian oey Yong itu ditawan Auwyang Hong dan ia
telah mencarinya setengah tahun lebih dengan sia-sia,
Gochin menepas air mata karena ia turut merasa
kasihan atas nasibnya nona yang dianggap bernasib
malang itu.
"Maka itu, adikku kau lupakanlah aku," kata Kwee
Ceng. "Aku pasti hendak mencari dia."
"setelah kau berhasil mencari dia, kau akan dating
menjenguk aku atau tidak?" menanya si nona
bangsawan.
"Jikalau dia selamat, aku pasti akan kembali ke
Utara ini," Kwee Ceng menyahuti, "Itu waktu,jikalau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kau tidak menyia-nyiakan aku dan tetap masih
menginginkannya, aku akan menikah denganmu, tidak
nanti aku menyesal."
"Jangan kau membilang begitu," berkata si putri.
"Kau tahu sendiri, aku ini untuk selama-lamanya ingin
menikah sama kau. Nah, kau pergilah mencari dia Kau
cari dia, sepuluh tahun, dua puluh tahun, asal aku
masih hidup, aku akan menantikan kau di padang
rumput ini."
Kwee Ceng terharu bukan main.
"Ya, sepuluh tahun, dua puluh tahun, akan aku cari
dia," ia bilang. "sepuluh tahun, atau dua puluh tahun,
aku pun akan selalu mengingat yang kau di sini, di
padang rumput, lagi menantikan aku."
Gochin berlompat bangun, ia menyesapkan diri di
dadanya si anak muda, ia menangis tersedu sedan.
Kwee Ceng memeluk perlahan lahan, matanya pun
merah.
Justru itu waktu, empat penunggang kuda lari
mendatangi dari arah barat dan lewat di dekat
sepasang muda-mudi ini, mereka itu langsung menuju
ke kemah dari Jenghiz Khan. Ketika terpisah lagi
beberapa puluh tombak dari kemah, kuda yang satu
roboh terguling, tidak dapat dia bangun pula. Itulah
tanda latihannya yang sangat. Penunggang kudanya
telah berlompat bangun, terus dia kabur ke dalam
kemah.
Hanya sejenak saja, maka dari dalam kemah lari
keluar sepuluh serdadu, mereka berdiri di empat
penjuru kemah itu, untuk memperdengarkan suara
terompetnya.
Itulah terompet tanda panggilan kilat untuk sekalian
perwira. Kalau terompet itu dibunyikan, tidak perduli
pangeran atau panglima yang tersayang, apabila Khan
yang agung menghitung dengan tekukan sepuluh
jarinya tetapi ada yang belum datang memenuhi
panggilan, maka dia bakal segera dihukum potong
kepala tanpa ampun lagi. Kwee ceng ketahui itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kha Khan menghimpunkan panglima perang"
katanya. Tanpa banyak bicara lagi, ia meninggalkan
GochinBaki untuk kabur pulang. Ia menggunai ilmunya
ringan tubuh. Dari segala penjuru, ia mendengar
derapnya kaki kuda. Ketika ia tiba di dalam kemah
Jenghiz Khan justru baru menekuk jeriji tangannya
yang ke lima. Tempo delapan jari tangan telah
tertekuk. maka kumpullah semua putra dan
panglimanya.
Jenghiz Khan sudah lantas berkata nyaring:
"Adakah raja anjing itu mempunyai putra-putra yang
begini gesit? Adakah dia mempunyai panglimapanglima
perang yang begini gagah?"
"Tidak" menyahut sekalian pangeran dan panglima
berbareng. Jenghiz Khan menepuk dada.
"Kamu lihat" katanya pula. Dia menunjuk. "Inilah
perutusanku yang dikirim ke Khoresm *) Apakah yang
itu raja anjing Muhammad telah perbuat atas budakbudakku
yang setia?"
semua orang berpaling ke arah yang ditunjuk
junjungan mereka. Di situ ada beberapa orang
Mongolia dengan muka bengkak dan matang biru dan
kumisnya terbakar bersih.
Kumislah tanda keagungan dari seorang pahlawan
Mongolia. Kalau kumis terbentur saja sudah satu
penghinaan, sekarang terbakar habis. Maka semua
panglima itu menjadi sangat gusar hingga mereka
berseru-seru.
*) KHORESM atau KHIVA,
Dahulunya suatu negara dibawah pemerintahan
seorang Khan, dan sekarang menjadi salah satu
propinsi daripada negara bagian USBEKISTAN di UNI
SOVIET.
"Khoresmia itu suatu negara besar di sebelah Barat
kita," berkata pulaJenghiz Khan. "oleh karena kita
memusatkan perhatian kita dalam penyerangan
kepada anjing Kim, terhadapnya kita suka mengalah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
.Juji, anakku, kau bilang, bagaimana sikapnya itu
anjing Muhammad terhadap kita?"
Juji maju satu tindak. ia menyahuti dengan nyaring:
"Tahun dulu itu ayah menitahkan anakmu menyerang
bangsa Mergid yang harus mampus itu, anak pulang
dengan kemenangan. Ketika itu Muhammad telah
mengirim satu pasukan perangnya menggencet
bangsa Mergid itu. Karenanya kedua pasukan telah
bertemu satu dengan lain. Anak lantas mengirim
utusan untuk mengadakan perhubungan baik dengan
membilang ayah suka bersahabat dengan Khoresm.
Lantas Muhammad bilang: "MeskipunJenghiz Khan
tidak menitahkan kamu menyerang aku akan tetapi
Tuhan memerintahkan aku menghajar kamu." Kita jadi
bertempur dan kita menang, hanya pada waktu tengah
malam, lantaran jumlah musuh lebih besar sepuluh
lipat, diam-diam aku mengundurkan diri"
"Walaupun demikian, Kha Khan masih tetap berlaku
baik terhadapnya," berkata Boroul. "Tempo kita
mengirim kafilah perdagangan kita, semua barang kita
dirampas Muhammad dan semua saudagarnya
dibunuh mati sekarang mengirim utusan untuk
mengikat persahabatan, Muhammad telah mendengar
ojokannya Wanyen Lieh si pangeran anjing dari negara
Kim, dia membunuh utusan kita yang gagah dan
menyerang pengiring-pengiringnya utusan itu, separuh
pengiring dibinasakan dan separuhnya lagi dibakar
kumisnya lalu diusir pulang"
Mendengar disebutnya nama Wanyen Lieh, Kwee
Ceng campur bicara. "Apakah Wanyen Lieh ada di
Khoresm?" ia tanya.
"Anjing Kim itu berserikat sama Khoresm," berkata
Jenghiz Khan, "Mereka hendak menggencet kita
Apakah kita takut?"
"Khan kita yang agung tak ada tandingannya di
kolong langit ini" berseru para panglima. "Kha Khan,
kau titahkan kita pergi menyerang Khoresm, nanti kita
menggempur kota-kotanya, kita membakar rumahTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
rumahnya, kita membunuh habis rakyatnya laki-laki
dan perempuan, kita rampas hewan mereka"
"Muhammad mesti dibekuk Wanyen Lieh mesti
dibekuk" Jenghiz Khan menambahkan.
"Ya" berseru para hadirin hingga api lilin di dalam
kemah jadi berkelak- kelik,
Jenghiz Khan menghunus golok di pinggangnya, ia
membacok ke depannya, lantas ia lari ke luar kemah,
lompat naik atas kudanya, atas mana semua panglima
turut berlari-lari keluar, naik juga atas kuda mereka, lari
mengikuti.
Jenghiz Khan melarikan kudanya beberapa lie, lalu
dia naik atas sebuah bukit kecil. semua orang tahu
junjungan itu hendak mengasah pikiran seorang diri,
mereka tidak turut naik, mereka hanya lantas
mengitari, mengurung bukit kecil itu. Jenghiz Khan
melihat Kwee Ceng berada tak jauh di sampingnya.
Kwee Ceng mengeprak kuda merahnya, unluk
menghampirkan.
Jenghiz Khan memandang ke tanah datar di mana
tampak cahaya api bagaikan bintang di pelbagai tenda
tentaranya. Ia lantas mengayun cambuknya.
"Anak." katanya, "Dulu hari tempo kita dikurung
sangum dan Jamukha di atas bukit, pernah aku omong
sama kau. Apakah kau masih ingat kata-kata itu?"
"Aku masih ingat," menjawab si anak muda. " Ketika
itu kau membilangi, kita bangsa Mongolia mempunyai
banyak orang gagah, asal kita tidak lagi saling
membunuh, hanya kita berserikat menjadi satu, maka
kita bangsa Mongolia akan membuatnya seluruh dunia
menjadi lapangan penggembalaan ternak kita."
Jenghiz Khan menjeterkan cambuknya di udara.
"Benar" katanya. "sekarang bangsa Mongolia telah
bersatu padu, mari kita pergi membekuk Wanyen Lieh"
Kwee Ceng telah berkeputusan untuk besok pulang
ke selatan, tetapi sekarang ia menghadapi urusan
besar ini, terpaksa ia mesti mengubah keputusannya
itu. Wanyen Lieh musuh besarnya, tidak dapat ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
melepaskannya. Maka ia menjawab raja Mongolia itu,
"Kali ini kita pasti akan membekuk Wanyen Lieh"
Jenghiz Khan berkata pula: "Khoresm ia terkenal
sebagai negara dengan sejuta serdadu pilihan, akan
tetapi menurutku, jumlahnya yang tepat kira-kira enam
- atau tujuh puluh laksa jiwa. Kita di sini sebaliknya
cuma mempunyai dua puluh laksa jiwa, dari sini,
beberapa laksa serdadu diperlukan menghajar anjing
Kim, dari itu dengan limabelas laksa serdadu melawan
tujuhpuluh laksa jiwa, kau bilang, apakah pasti kita
bakal menang?"
Kwee Ceng belum kenal urusan perang tetapi ia
muda dan nyalinya besar, ia tidak pernah jeri akan
kesukaran, maka mendengar pertanyaan itu, ia kata
dengan gagah: "Pasti menang"
"Ya, pasti menang" berkata Jenghiz Khan. "Barubaru
ini aku telah mengatakan kepada kau bahwa aku
akan perlakukan kau sebagai anakku sendiri,
mengenai ini hendak aku membilangi kau, katakatanya
Temujin tidak pernah dilupakan sekarang kau
turut aku berperang ke Barat, setelah membekuk
Muhammad dan Wanyen Lieh, sepulangnya barulah
kau menikah dengan putriku"
Inilah apa yang Kwee Ceng harap maka ia
mengiakan. Jenghiz Khan melarikan kuda turun dari
bukit. " Kumpulkan tentara" ia menitah. segera
pasukan pengiringnya membunyikan terompet.
Jenghiz Khan melarikan terus kudanya ke
kemahnya. selama itu di sepanjang jalan terlihat tubuh
orang bergerak-gerak bagaikan bayangan dan banyak
kuda berlari-larian akan tetapi suatu orang tidak
terdengar sama sekali, suatu tanda dari tata tertib yang
sempurna. Ketika ia tiba di muka kemah, maka tiga
laksa serdadunya sudah berbaris rapi di padang
rumput, golok panjang mereka berkilauan di antara
cahaya rembulan.
setibanya di dalam kemah Jenghiz.Khan memanggil
penulisnya, untuk menitahkan dia menulis surat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pernyataan perang. Penulis itu tidak menanya jelas
lagi, ia menggelar kertas kulit kambing di atas tanah,
sambil berlutut, ia mulai menulis. Mulanya ia memuji
junjungannya, lalu dia mengancam musuh untuk
membayar upeti.
"He, kepada siapa kau menulis surat?" bentak
Jenghiz Khan dengan murka, penulisnya itu ia tendang
terbalik. "Menulis sama raja anjing kenapa demikian
rewel?" Ia mencambuk kepala orang seraya berkata
keras- "Kau dengar Apa yang aku bilang, kau catat"
Penulis itu ketakutan, ia merayap bangun, akan
mengambil kertas pula dan siap. Ia berlutut seraya
mengawasi mulut junjungannya.
Jenghiz Khan menyingkap tendanya, ia
memandang ke luar, kepada tiga laksa serdadunya. Ia
berpikir. Tapi lekas juga, ia bilang: "Kau menulis
begini, cuma enam huruf" Ia berhenti sebentar, lantas
dia mengatakan, keras: "Jikalau kau mau berperang,
lekaslah berperang"
Penulis itu heran, tetapi ia menulis. Ia menulis
huruf-huruf yang besar "Berikan cap keb es a ranku
Lekas kirim"Jenghiz Khan memerintah pula.
Mukhali maju, akan mencapi surat itu dengan Cap
emas, dan seorang opsir pangkat cianhu-thio
diperintah menyampaikan permakluman perang itu
kepada musuh.
semua panglima menanti sampai derap kuda si
utusan dan pengiringnya sudah terdengar jauh,
dengan serentak mereka berseru: "Jikalau kau mau
berperang, lekaslah berperang" seruan ini disambut
oleh tiga laksa serdadu dengan teriakan perangnya.
seperti biasanya, teriakan perang ini segera diikuti
oleh pekiknya kuda perang. Maka sejenak itu, seluruh
tanah datar jadi seperti menggetar.
sesudah semua itu Jenghiz Khan menitahkan
semua panglima dan tentaranya mengundurkan diri,
lalu seorang diri ia duduk di kursi emasnya, untuk
berpikir. Kursi itu ada kursi rampasan di waktu dia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyerang Chungtu, ibu kota negara Kim. Bagian
belakang kursi berukiran naga melingkar merampas
mutiara, sedang di kedua tangan-tangannya ada
ukiran masing-masing seekor harimau galak. Karena
itulah kursi takhta raja Kim. Ia memikirkan masa
mudanya yang penuh dengan penderitaan, ia
memikirkan ibunya, istrinya, empat putra-putrinya, lalu
juga pelbagai kemenangannya, hingga negaranya
menjadi besar dan luas, sedang sekarang ia bakal
menghadapi musuh tangguh.
Usia Khan ini sudah lanjut akan tetapi kupingnya
masih terang sekali. Ia mendengar suara seekor kuda
yang datang dari kejauhan, beberapa kali binatang itu
mengasih dengar suara sedih, lantas berhenti. Ia tahu
apa artinya itu. Ialah kuda itu mendapat sakit yang
tidak dapat diobati lagi, lalu majikannya, yang tidak
tega mengawasi, penderitaannya, membunuhnya.
Tiba-tiba ia ingat, "Aku sudah tua, sekarang aku bakal
pergi perang. Dapatkah aku bakal pergi perang.
Dapatkah aku kembali dengan masih hidup? Jikalau
aku mati mendadak di medan perang, lalu keempat
putraku memperebuti takhta, kedudukan Khan yang
agung, tidakkah itu kacau? Dapatkah aku tak mati
untuk selama-lamanya? "
Ingat kematian, hatinya pendekar Mongolia ini
bercekat.
"Aku mendengar di selatan ada orang yang
dinamakan tosu, yang katanya dapat mengajari orang
menjadi dewa, hidup seumurnya tanpa menjadi tua,
benarkah itu?" demikian ia berpikir. Ia lantas menepuk
tangan, memanggil seorang pahlawannya. Pahlawan
itu dititahkan lekas memanggil Kwee Ceng.
Pemuda itu muncul dalam tempo yang cepat. Ia
lantas ditanyai mengenai halnya si tosu atau imam.
"Tentang hidup panjang umur hingga menjadi dewa,
anak tidak ketahui benar atau bohongnya," Kwee Ceng
memberi keterangan, yang benar ialah halnya ilmu
bersemedhi, untuk menyalurkan napas dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sempurna, guna menambah umur." Jenghiz Khan
girang mendengar keterangan itu.
"Kenalkah kau orang semacam itu?" ia tanya.
"Lekas kau cari seorang saja untuk dia datang
menghadap aku"
"Imam semacam itu, apabila dia dipanggil dengan
cara sembarangan, pasti dia tidak bakal datang," Kwee
Ceng beritahu.
"Kau benar. Nanti aku mengutus satu pembesar
berpangkat tinggi mengundang dia datang ke Utara
sini. coba bilang, siapa yang aku mesti undang?"
Kwee Ceng lantas memikirkan kaum Coan cin Pay,
di antara siapa Tiang cun cu Khu Cie Kie adalah yang
paling mahir ilmu silatnya dan siIatnya pun sudi gawe,
maka mungkin dia itu dapat diundang. Maka ia lantas
memujikan imam itu.
Jenghiz Khan girang, ia lantas memerintahkan
penulisnya datang menghadap, untuk dititah menulis
surat undangan itu.
Baru saja penulis ini mendapat bagian, hatinya jadi
kecil, maka setelah berpikir, ia menulis ringkas, cuma
enam huruf, bunyinya: "Kami mempunyai urusan,
lekaslah kau datang." Membaca itu, Jenghiz Khan
gusar.
"Terhadap raja anjing aku bicara begitu rupa,
apakah terhadap orang cerdik pandai mesti begitu
juga?" bentaknya. "Kau tahu, kau mesti menulis
panjang lebar dan hormat"
Penulis itu bingung tetapi ia menurut. Ia lantas
mengarang suratnya itu, yang panjang dan lemah
lembut bunyinya, junjungannya diangkat, Khu Cie Kie
dipuji tinggi. " Cukupkah ini?" ia menanya rajanya.
Jenghiz Khan tertawa.
"Ya, begini cukup, katanya. "Kau lantas rapikan,
nanti aku mengutus Lauw Tiong Lok, itu pembesar
tinggi berbangsa Tionghoa, yang pergi membawanya,
untuk mengundang dia, pasti dia akan datang." Penulis
itu merampungkan suratnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Jenghiz Khan pun menyuruh Kwee Ceng menulis
surat kepada Khu Cie Kie, untuk memberitahukan
undangannya itu serta Kwee Ceng sendiri meminta si
imam suka datang ke Utara. Habis itu, Lauw Tiong Lok
lantas diutus.
Besoknya jenghiz Khan mengadakan kurultai, rapat
besar untuk membicarakan lebih jauh soal menyerang
ke Barat, di antaranya Kwee Ceng diangkat menjadi
"Noyon", suatu pangkat paling tinggi, yang biasa tidak
dianugerahkannya kecuali kepada pangeran, keluarga
raja terdekat atau panglima perang, setelah mana,
anak muda itu ditugaskan memimpin selaksa serdadu
untuk turut berperang.
Kwee Ceng telah maju pesat ilmu silatnya tetapi
dalam ilmu perang ialah seorang asing, berhubung
dengan ini kedudukannya yang baru, yang ia tidak
dapat tampik, ia lantas pergi kepada Jebe subotai
untuk meminta pengajaran. Karena ia bebal, tidak
gampang-gampang ia lantas mengerti, dari itu untuk
beberapa hari, ia masgul sekali. Tidakkah tugasnya
berat? Bagaimana kalau di harian keberangkatan
perang, titahnya tidak sempurna? Bagaimana kalau ia
gagal? Tidakkah pasukannya bakal termusnah dan
kehormatannya jenghiz Khan runtuh? Ia bingung
hingga ia berniat menghadap junjungannya untuk
menampik tugas itu.Justru ia mau mengambil putusan
akan penampikannya itu, tiba-tiba serdadu
pengawalnya masuk dengan warta bahwa ada seribu
lebih orang Han yang datang dan lagi menantikan di
luar kemah untuk minta bertemu padanya. Ia menjadi
girang sekali.
"Ah, begini cepat Kiu Totiang datang?" pikirnya.
Dengan cepat ia pergi ke luar. setibanya di muka
tangsi, ia melengak. Di sana ia menampak
serombongan orang dengan dandanan sebagai
pengemis. Ia heran bukan main.
Dari dalam rombongan tukang minta-minta itu
lantas muncul tiga orang, untuk menghampirkan si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
anak muda, guna menunjuki hormatnya, guna
memperkenalkan diri Ternyatalah mereka ada ketiga
tianglo dari Kay Pang, yaitu Lou Yoe Kiak, Kan dan Tio
Tiang lo.
"Tahukah kamu tentang nona oey Yong?" ia tanya.
Mengingat Kay Pang, ia lantas ingat nona kekasihnya
itu.
" Kami telah mencarinya ke mana-mana, belum
pernah kami mendengar kabar tentang Pang cu kami
itu," berkata Lou Yoe Kiak. "Baru saja kami mendengar
kabar koanjin mau pergi berperang ke Barat, kami
datang untuk menyerahkan diri kami." Pemuda ini
heran sekali.
"Cara bagaimana kamu mendapat tahunya?" ia
tanya pula.
"Khan yang agung telah mengirim utusan
mengundang Khu Cie Kie Totiang, kita mendengarnya
dari orang coan cin pay," Yoe Kiak menyahut.
Kwee Ceng menjublak mendongak ke arah Selatan
di mana ada gumpalan-gumpalan mega putih, hatinya
berpikiri Kay Pang tersebar di seluruh negara, toh
mereka tidak ketahui tentang Yong-jie, kalau begitu,
dia lebih banyak terancam bahaya daripada
menghadapi keselamatan" Maka tanpa merasa, kedua
matanya menjadi merah. Tapi ia menerima kawanan
pengemis itu, ia memerintahkan orangnya untuk
memerinahkan mereka itu, ia sendiri terus menghadap
Jenghiz Khan guna melaporkannya.
"Baik,"Jenghiz Khan menerima baik. "Kau
masukilah mereka di dalam pasukan pwrangmu"
sekalian menghadap junjungan itu, Kwee Ceng
mengutarakan niatnya mengundurkan diri
Jenghiz Khan gusar, ia berkata dengan nyaring:
"siapakah yang dilahirkan lantas dapat berperang?
Tidak bisa, bukan? Maka itu, berperanglah, setelah
beberapa kali, kau tentu lantas bisa"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pemuda ini tidak berani banyak omong lagi, ia
mengundurkan diri, akan balik ke kemahnya. Ia
bingung dan berduka.
Melihat sikapnya anak muda itu, Yoe Kiak heran, ia
menanya apa sebabnya. si anak muda
menuturkannya. " Itulah tidak apa," Yoe Kiak
menghiburkan.
sorenya, Yoe Kiak masuk ke dalam kemah, ia kata
pada pemuda itu: " Kalau tahu begini, ketika berangkat
dari selatan tentulah aku membawa kitab ilmu perang
dari sun Bu Cu atau kitabnya Kiang Thay Kong,
dengan begitu, bereslah semua." Mendengar ini,
mendadak Kwee Ceng ingat kitab peninggalan Gak
Hui. "Ah, mengapa aku melupakannya?" pikirnya.
"Bukankah itu kitab ilmu perang?"
Ia lantas mengeluarkan kitabnya Gak Hui itu, lantas
ia membaca. Dan ia membaca terus-terusan hingga
malam itu ia lupa tidur dan lupa dahar. Paginya ia
masih melanjuti membaca. sampai tengah hari barulah
ia letih dan kantuk.
Kitabnya Gak Hui itu lengkap memuat segala apa
mengenai pengaturan tentara dan berperang, umpama
siasat menyerang dan membela diri, mendidik tentara,
mengendalikan kepala-kepala perang, maka itu, si
anak muda menjadi ketarik, Ketika itu hari ia
membacanya di dalam perahu, perhatiannya kurang,
sekarang lain. Tapi ada bagian-bagiannya yang kurang
jelas, maka ia mengundang Yoe Kiak dan minta tiang
lo itu tolong menjelaskan.
"sekarang ini aku juga kurang mengerti," berkata si
pengemis. "Nanti aku pikirkan dulu, sebentar aku
mencoba menjelaskannya."
Dan ia mengundurkan diri Tidak lama ia kembali
lagi, lalu ia menjelaskannya, dengan sempurna.
Bukan main girangnya Kwee Ceng, maka sabansaban
ia minta bantuannya tiang lo itu. sebaliknya Yoe
Kiak aneh. setiap kali ia ditanyakan, tidak dapat ia
menjawab seketika juga, mesti ia berlalu dulu, untuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memikirkan dan memahamkannya, katanya setelah ia
balik lagi, sebera ia bisa mengasih keterangan dengan
baik sekali. Mulanya Kwee Ceng tidak memperhatikan
itu, sesudah lewat beberapa hari, ia menjadi heran dan
curiga. Maka ia ingin mencoba. Demikian itu malam, ia
undang Yoe Kiak. la menanyakan satu huruf. "Nanti
aku pikirkan," berkata sitianglo yang lantas
mengundurkan diri
" Kalau satu soal, pantas itu dipikirkan," pikir Kwee
Ceng seberlalunya si pengemis,
"Akan tetapi ini hanya satu huruf, mustahil itu tidak
dapat segera diartikannya?"
Maka ini kepala perang mudah lantas menyusul
dengan diam-diam pada pengemis itu, untuk mencari
tahu apa yang orang perbuat.
Loe Yoe Kiak bertindak cepat ke arah sebuah
kemah kecil. Tidak lama ia berdiam di dalam kemah
itu, lantas ia kembali. Kwee Ceng lekas kembali ke
kemahnya. Yoe Kiak menyusul dengan cepat.
"Sekarang aku telah mengerti," kata si pengemis,
yang terus menjelaskannya. Kwee Ceng lantas
tertawa.
"Lou Tiang lo" katanya, "Kalau kau mempunyai
guru, mengapa kau tidak mengundang dia untuk
bertemu sama aku?" Pengemis itu melengakl
"Tidak" sangkalnya. Kwee Ceng menggenggam
tangan orang.
"Mari kita pergi melihat" katanya. Dan ia berjalan
sambil menuntun, untuk pergi ke kemah kecil tadi.
Di depan kemah itu ada menjaga dua orang
pengemis, kapan mereka itu melihat Kwee Ceng
datang, keduanya berbatuk satu kali. Mendengar itu, si
anak muda melepaskan tangannya Yoe Kiak, ia lompat
ke tenda untuk menyingkap. Ia melihat tenda bagian
belakang bergerak, seperti bekas orang keluar dari
situ. Ia memburu terus. Tiba di belakang tenda, ia
menampak rumput tebal, tidak ada orang di situ. Ia
heran hingga ia berdiri dia saja. Kemudian ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menanyakan Yoe Kiak. Tianglo ini mengasih tahu
bahwa kemah
itu kemahnya sendiri, tidak ada lain orang tinggal
bersama dengannya. Ia heran dan masgul, ia tetap
bercuriga.
setelah itu, kalau Kwee Ceng menanyakan sesuatu
kepada Yoe Kiak. pengemis ini baru dapat menjawab
di hari besoknya. Karena ini ia percaya benar, di sana
mesti ada seorang lain, hanya orang tidak sudi
menemui padanya. sebab orang tidak bermaksud
jahat, selanjutnya ia tidak memaksa ingin mengetahui
orang itu, ia membiarkannya saja.
selama belum berangkat perang, Kwee Ceng
bekerja. Malam ia membaca kitab dan
memahamkannya, mengingatnya baik-baik, siang ia
melatih tentaranya, melatih berbaris dan berperang
juga. Tentara Mongolia itu biasa berperang di tempat
terbuka dengan menuruti caranya sendiri, sekarang
mereka terlatih, tugas itu berat, tetapi mereka mesti
menurut perintah, mereka terpaksa melakukannya.
satu bulan lebih Jenghiz Khan bersiap sedia
terutama di bagian rangsum, selama itu Kwee Ceng
telah berhasil melatih tentaranya itu hingga
pasukannya mengerti apa yang dinamakan delapan
barisan Thian-hok Tee-cay, Hong- yang, In-sui, Lionghui,
Houw-ek. Niauw-siang dan coa-poan, yang
berdasarkan barisan rahasianya Cu-kat Liang, hanya
di tangan Gak Hui, barisan itu diubah pula.
Kemudian datanglah hari yang ditunggu-tunggu.
Lima belas laksa serdadu berkumpul di tanah datar
selagi udara bersih dan nyaman. Di situ Jenghiz Khan
mengadakan sembahyang kepada langit dan bumi,
untuk bersumpah untuk keberangkatannya pergi
berperang. Kepada semua panglima perangnya ia
kata: "Batu itu tidak ada kulitnya, jiwa manusia ada
habisnya, lihat sekarang rambut kepala dan kumisku
sudah putih semua, maka itu, dengan kepergian
perang ini, belum tentu aku dapat pulang dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
masih hidup, karenanya ini hari hendak aku
mengangkat seorang putra mahkota, supaya
semeninggalnya aku, dia dapat menggantikan aku
mengangkat benderaku yang agung ini"
Mendengar kata-kata itu, yang tidak disangka,
orang heran berbareng girang. Heran sebab itulah luar
biasa, dan girang karena memang Khan itu perlu
memilih ahli warisnya. semua mata lantas diawasi
kepada pemimpin mereka itu, untuk mendengar
disebutkannya nama calon penggantinya .
"Juji, kaulah putra sulungku," berkata Jenghiz Khan,
"Kau bilang, aku harus memilih siapa?"
Juji kaget di dalam hatinya. Dia pandai bekerja, dia
paling banyak jasanya, dia pula putra sulung, maka dia
percaya kalau nanti ayahnya menutup mata, dengan
sendirinya dia bakal menggantikannya ayah itu.
sekarang dia ditanya secara mendadak. tidak dapat
dia segera memberikan jawabannya.
Putra yang kedua dari Jenghiz Khan,jagatai,
bertabiat keras, dengan kakaknya itu ia memang tidak
akur, maka itu mendengar pertanyaan ayahnya itu dan
melihat si kakak menjublak, dia kata dengan keras-
"Juji hendak disuruh berbicara, dia hendak diperintah
apakah? Apakah dapat kami dibiarkan diperintah oleh
anak campuran bangsa Mergid?"
Ada sebabnya kenapa Jagatai mengatakan
demikian. pada mulanya, pasukannya Jenghiz Khan
lemah, itu waktu istrinya kena dirampas bangsa Mergid
yang menjadi musuhnya, tempo istri itu kembali, ia
sedang hamil, kemudian terlahirlah Juji. Meski
demikian adanya si putra sulung Jenghis Khan
menerimanya dengan baik, dia memandang si putra
sebagai putra sejati. Maka hebatlah sikapnya Jagatai
ini.
Bukan main gusarnya Juji kepada adiknya itu, ia
berlompat dan menjambak dadanya si adik, Ia
membentako "Ayah sendiri tidak memandang aku
sebagai orang luar, kenapa kau begitu menghina aku?
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kepandaian apa kau mempunyai yang dapat
melebihkan aku? Kau cuma menang jumawa Marilah
kita bertanding Jikalau dalam hal mengadu panah aku
kalah dari kau, aku akan mengutungi jari jempolku
Jikalau kita bertempur dan aku terkalahkan, akan aku
rebah di tanah untuk selama-lamanya dan tidak akan
bangunpula" Ia lantas berpaling kepada jenghiz Khan
dan berkata. "Ayah silahkan ayah mengeluarkan
firman mu" Jagatai tidak suka dijambak. dia melawan
maka dua saudara itu sudah lantas berkutat.
Beberapa panglima segera maju untuk
memisahkan. Borehu menarik tangan Juji dan Mukhali
menarik tangannya Jagatai.
Jenghiz Khan berdiam, air mukanya muram. Ia ingat
masa mudanya itu di waktu mana sekalipun
kehormatan istrinya tidak sanggup membelanya,
hingga sekarang terjadilah percederaan yang hebat ini.
Banyak panglima mempersalahkan Jagatai, yang
dikatakan tidak seharusnya berbuat demikian hingga
dia menyebabkan orang tuanya menjadi berduka.
Diakhirnya Jenghiz Khan berkata juga "Kamu
berdua meletaki tangan kamu Juji putraku yang
sulung, aku memang mencintai dan menghargai dia,
maka itu mulai hari ini dan selanjutnya, aku larang
siapa juga bicara tentang dia"
Jagatai melepaskan tangannya, ia tertawa dan
berkata: "Juji memang gagah, siapa pun
mengetahuinya. Hanya dia kalah dari adik ketiga
ogotai dalam hal kemurahan hati, maka itu aku memilih
ogotai"
"Juji, kau bagaimana?"Jenghiz Khan tanya putra
sulungnya.
Juji dapat melihat suasana, ia tidak mempunyai
harapan lagi, karena ia baik dengan ogotai dan
mengetahui baik hati murah dari adik ini, dan ia
percaya juga di belakang hari sang adik tidak bakal
mencelakai padanya, ia menjawab "Baiklah Aku juga
memilih ogotai"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Putra keempat, Tuli, tidak menentang pemilihan itu,
maka itu Jenghiz Khan lantas mengadakan pesta,
guna mengangkat dan meresmikan keangkatan putra
mahkota itu. Perjamuan berjalan sampai jauh malam,
baru bubar.
Kwee Ceng pulang ke kemahnya dengan rada
pusing, disaat ia hendak membuka baju, untuk tidur,
satu serdadu pengiringnya lari masuk ke dalam
kemahnya itu dan melaporkan: "Huma, hebat
Pangeran sulung dan pangeran kedua, yang telah
minum hingga mabuk. telah membawa pergi masingmasing
senjatanya untuk bertempur satu pada lain"
Pemuda itu kaget bukan main. "Lekas laporkan
kepada Kha Khan" ia memerintahkan.
"Kha Khan juga sudah mabuk dia telah dipanggilpanggil
tetapi tidak dapat mendusin"
Kwee Ceng menjadi bingung. Hebat kalau dua
saudara itu bertempur, sedang mereka mempunyai
masing-masing pengikut dan tentaranya. Pula hebat
akibatnya untuk angkatan perang Mongolia
seumumnya. Ia berjalan mondar-mandir. Ia mengoceh
seorang diri "Kalau Yong-jie ada di sini, dla dapat
mengajari aku apa yang aku mesti lakukan"
sementara itu terdengar suara riuh, tanda dua
pasukan hendak mulai bertempur.
Mendengar itu, pemuda itu menjadi semakin
bingung. Tiba-tiba saja Lou Yoe Kiak datang masuk
dan menyodorkan sehelai kertas di atas mana ada ini
tulisan: "pakailah barisan Coa-poan untuk memisahkan
kedua pasukan, lalu menggunai barisan Houw-ek
untuk mengurung dan menawan yang tidak sudi
menyerah."
selama ini Kwee Ceng telah membaca hapal
bunyinya kitab Gak Hui, maka itu begitu melihat surat
itu, ia sadar. Ia menyesalkan dirinya: "Kenapa aku
begini tolol hingga aku tidak dapat mengingat ini?
Perlu apa aku membaca kitab ilmu perang?" segera ia
menitahkan pasukan parangnya bersiap.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tentara Mongolia telah terlatih baik, tata tertibnya
sempurna, biar banyak yang sudah mabuk. begitu titah
dikeluarkan, begitu mereka bersiap hingga sebentar
saja. mereka sudah berbaris rapi. Kwee Ceng lantas
memimpin mereka memburu ke timur laut, sampai
beberapa lie. Di sana ia menerima laporan, kedua
pihak pasukannya Juji dan Jagatai sudah berhadapan
dan pertempurannya mungkin telah dimulai. Ia pun
lantas mendengar teriakan riuh dari tentara kedua
pangeran itu
"jangan-jangan aku terlambat" pikirnya bingung
sekali. "jangan-jangan bencana besar tak dapat
dicegah pula" Tapi ia masih ingat untuk memberikan
titah- titahnya, mengatur barisannya, Coa-poan-tin,
atau barisan ular, yang ia titahkan terlebih jauh untuk
menghalang di antara pasukan-pasukan kedua
saudara yang lagi menuruti nafsu amarahnya itu.
Dua-dua juji dan Jagatai menjadi heran atas
datangnya pasukan sama tengah itu, hingga mereka
melengak.
"Siapa? siapa di sana?"Jagatai berteriak-teriak
dengan pertanyaannya. "Kau hendak membantui aku
atau Juji si anak haram?"
Kwee Ceng tidak menjawab, ia bekerja terus. Ia
menggubah barisan ularnya, Coa-poan-tin, menjadi
barisan sayap Harimau, Houw-ekstin, guna seluruhnya
datang sama tengah, untuk mempengaruhi
pasukannya kedua saudara itu. Jagatai segera
mendapat lihat benderanya Kwee Ceng, ia menjadi
gusar.
"Memang aku tahu bangsat bangsa Lam-ban bukan
manusia baik-baik" serunya. Ia lantas menitahkan
tentaranya menerjang pasukan si anak muda.
Barisan sayap Harimau sementara itu sudah
bekerja. Itulah barisan yang dijaman dahulu digunakan
Han sin menghajar Han Ie. Barisan itu terdiri dari
pelbagai barisan kecil dan barisan-barisan kecil inilah
yang bertindak sebat sekali.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Jagatai telah mengerahkan dua laksa serdadunya
tetapi sekarang dua laksa serdadu itu kena dipisahkan
satu dari lain. Memangnya tentara itu tidak berkelahi
sungguh melawan pasukannya Juji, ke satu merekalah
orang sendiri, kedua mereka takut kepada jenghiz
Khan, dan sekarang, yang memisahkan mereka
bangsa sendiri juga.
Kwee Ceng lantas berteriak-teriak: "Kita semua ada
saudara-saudara bangsa Mongolia, tidak dapat kita
saling membunuh diri Lekas kamu meletaki golok dan
panah kamu, supaya Khan yang agung tidak nanti
menghukum potong kepala kamu"
Berpengaruh suaranya anak muda ini, tentaranya
Jagatai lantas saja lompat turun dari masing-masing
kudanya dan meletaki senjata mereka.
Jagatai panas bukan main, dengan memimpin
seribu lebih pengiringnya, ia merangsak kepada si
anak muda, untuk menyerang.
Di antara pasukannya Kwee Ceng lantas terdengar
tiga kali suara tambur, lantas ada delapan barisan
kecilnya yang bergerak dari delapan penjuru, mereka
itu bukannya menyambut penyerangan hanya
memapakinya dengan tambang-tambang kalakan,
maka hampir serentak, seribu lebih serdadunya
Jagatai itu roboh, karena kaki kuda mereka telah
terkalak, lantas mereka ditubruk dan diringkus, tangan
mereka ditelikung ke belakang.
Juji kaget berbareng girang melihat sepak
terjangnya Kwee Ceng itu Ia hendak
menghampirkannya untuk berbicara, atau mendadak ia
melihat pasukannya Kwee Ceng bergerak lebih jauh,
mengurung kepada pihaknya. Ia terkejut sekali
menyaksikan cara bergeraknya tentara si anak muda
itu. Ialah seorang peperangan ulung, meski ia bingung,
ia lantas memberikan titahnya untuk melakukan
perlawanan. Tapi juga tentaranya itu, di dalam tempo
yang pendek. kena dibubarkan dan ditawan tentaranya
si anak muda.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dua-dua Juji dan Jagatai menjadi berkhawatir
sekali. Mereka ingat saat pertemuan pertama kali dari
mereka dengan Kwee Ceng .Juji telah mencambuki si
anak muda sampai anak muda itu mati hidup dan
hidup mati, sedang Jagatai pernah menganjurkan
anjing mengeroyok dan menggigitinya. Maka mereka
khawatir si anak muda menggunai ketikanya ini untuk
mencari balas. saking khawatir dan kaget, mereka
sadar dari mabuk arak mereka. sekarang mereka pun
menjadi takut nanti dihukum ayah mereka, bukan main
mereka menyesal.
juga Kwee Ceng, setelah tindakannya itu, menjadi
tidak tentram hatinya. Bukankah ia bergerak lancang,
tanpa titah siapa juga? Bukankah ia, biar bagaimana,
ada orang luar? Tidakkah tindakannya ini berarti
sangat besar? Maka ia tidak tahu, apa akan jadi
akibatnya: bencana atau kebaikan? Karena ini, ia pikir,
baiklah ia berdamai sama ogotai dan Tuli. Tapi ia tidak
dapat kesempatan akan menemui kedua pangeran itu,
kupingnya sudah lantas mendengar suara terompet,
lalu ia melihat lari mendatanginya jenghiz Khan, yang
akhirnya sadar juga dari pusingnya, hingga dia kaget
dan gusar mendengar hal pertempuran dua putranya
itu, tanpa dandan lagi, dengan rambut riap-riapan dia
lari keluar dari tendanya, dia kaburkan kudanya. Ketika
dia tiba, dia menjadi heran. semua serdadu dari Juji
dan Jagatai duduk diam di tanah, dan tentaranya Kwee
Ceng menilik mereka itu. Pula kedua putranya, meski
mereka tetap duduk di atas kuda mereka, mereka
masing-masing diawasi oleh delapan pahlawan yang
bersenjatakan golok, yang mengurung mereka itu.
Kwee Ceng lantas menghampirkan, untuk sambil
berlutut menuturkan duduknya hal, juga tentang
tindakannya sendiri untuk mencegah pertumpahan
darah hebat.
sesudah mengetahui duduknya kejadian Jenghiz
Khan girang bukan kepalang. Ia lantas mengumpulkan
semua panglimanya, ia lantas menegur hebat kepada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Juji dan Jagatai. sebaliknya, Kwee Ceng dan opsiropsirnya
diberi persenan.
Kwee Ceng menerima persenan, tetapi ia tidak
ambil itu untuk dirinya sendiri, ia lantas
menghadiahkan itu kepada tentaranya, maka juga
semua serdadunya bersorak kegirangan.
setelah itu Kwee Ceng diberi selamat oleh sekalian
panglima atas jasanya itu.
Anak muda itu menanti sampai semua tetamu
sudah mengundurkan diri, ia ambil surat yang dibawa
Lou Yoe Kiak. surat yang mengajari ia bagaimana
harus bertindak tadi. Ia meneliti itu Ia heran.
"Dua barisan coa-poan dan Houw-ek memang telah
aku melatihnya terhadap tentaraku tetapi belum
pernah aku menyebutkan nama-namanya," pikirnya.
"Kenapa sekarang dia mengetahuinya? Mungkinkah
dia mencuri baca kitab ilmu perangku itu? Kitab itu
tapinya selalu tersimpan di tubuhku, tidak pernah aku
berpisah dengannya, cara bagaimana dia dapat
membacanya?"
Ia masih berpikir sekian lama, lantas
memerintahkan orangnya memanggil Lou Yoe Kiak.
"Lou Tiang lo," ia berkata setelah si pengemis tiba.
"Inilah kitab ilmu perangku, jikalau kau suka
melihatnya. ini aku beri pinjam kepadamu." Yoe Kiak
tertawa.
"si pengemis melarat ini, seumurnya dia tidak bakal
menjadi jendral" katanya. "Untukku buat apakah
sebuah kitab ilmu perang?" Kwee Ceng menunjuk
kepada surat yang ia terima dari pengemis itu.
"Kalau begitu, mengapa kau mendapat tahu tentang
dua pasukan coa-poan dan Houw-ek ini?" ia tanya.
"Bukankah koanjin pernah membicarakan itu
padaku?" balik tanya si pengemis. Agaknya ia heran.
"Apakah koanjin sudah lupa?"
Kwee Ceng berdiam. Ia tahu orang mendusta, ia
tetap bingung. Ia tidak bisa menerka duduknya hal
yang benar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Besoknya siang Jenghiz Khan berapat pula. Kali ini
ia mengatur angkatan parangnya. sebagai pasukan
nomor satu ditetapkan pasukannya Jagatai dengan
ogotai sebagai komandannya Jagatai sendiri dijadikan
sianhong ialah pasukan depan. Pasukan nomor tiga
ialah pasukan kiri Jenghis Khan sendiri bersama Tuli
memimpin pasukan utama.
sebat sekali tindakan itu diambil, maka dilain saat
berangkatlah angkatan perang ini beserta iring-iringan
rangsumnya menuju ke Barat, menghampirkan
Khoresm. Majunya makin lama makin jauh, masuknya
makin lama makin dalam di wilayahnya shah
Muhammad Ala-ed-Din. Angkatan perang shah itu
besar jumlahnya tetapi mereka bukan tandingannya
tentara Mongolia dalam ketangkasan berperang,
dengan begitu dia kena terdesak.
Pada suatu hari Kwee Ceng menunda pasukan
perangnya di tepi sungai. Malamnya, selagi ia
membaca kitab perangnya, untuk dipahamkan terlebih
jauh, ia mendengar suara berkelisik di atas tendanya,
lalu pintu tendanya tersingkap dan satu orang
bertindak masuk. Beberapa serdadu penjaga
mencegah, mereka membentak. tetapi satu demi satu
mereka kena ditotok roboh. Kwee Ceng segera
menyimpan kitabnya, ia berbangkit. orang yang
menerobos masuk itu lantas memandang kepadan a
dan tertawa. Dialah see Tok Auwyang Hong.
Kwee Ceng kaget berbareng girang. siapa sangka
di tempat jauh sepuluh ribu lie dari Tiong-goan dia
bertemu sama siBisa dari Barat itu.
"Mana nona oey?" itulah pertanyaannya yang
pertama.
Bab 75. See Tok (Si Racun Barat) Auwyang Hong
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku justru hendak menanya kau, budak cilik itu ada
di mana" Auwyang Hong balik menanya. "Lekas kau
serahkan dia padaku"
Mendengar itu, Kwee ceng terperanjat karena
girangnya. Ia lantas berpikir: "Kalau begitu, Yong-jie
masih hidup dan dia telah lolos dari tangannya iblis ini"
Tapi ia jujur, perasaan hatinya gampang berpeta
pada wajabnya, kegirangannya itu lantas dapat dilihat
See Tok.
"Mana dia itu budak cilik?" Auwyang Hong
membentak
"Entahlah," menyahut Kwee ceng sejujurnya.
"Selama di Kang lam dia mengikuti kau, kemudian
bagaimana?"
See Tok tahu pemuda ini tidak pernah mendusta, ia
menjadi heran. Menurut dugaannya, oey Yong mesti
berada di dalam pasukan perang ini. Kenapa pemuda
ini tidak mengetahuinya? Ia lantas duduk bersila untuk
berpikir.
Kwee ceng membebaskan orang-orangnya dari
totokan, ia menitahkan menyuguhkan teh koumiss.
Auwyang Hong meminum satu cawan tanpa curiga.
"Anak tolol, tidak ada halangannya aku bercerita
kepadamu," katanya kemudian. "Memang benar bocah
itu telah kena aku tawan di dalam kuil Tiat ciang Bio di
Kee-bin, hanya di itu malam juga dia berhasil
meloloskan dirinya."
Kwee Ceng girang hingga ia berseru: "Bagus" Ia
pun menambahkan: "Dia sangat cerdik, jikalau dia
memikir untuk lari, pasti dia dapat lari Bagaimana dia
lolosnya?"
"Dia lolos di Kwie-in-chung di telaga Than ouw"
menyahut see Tok sengit sekali. Hm, untuk apa
menuturkannya? Tegasnya dia sudah kabur"
Kwee Ceng tidak mendesak. Dia tahu orang besar
kepala dan kejadian itu pastilah membuatnya see Tok
gusar dan malu dan menyesal.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"setelah dia kabur, aku mengejarnya," see Tok toh
menuturkan. "Beberapa kali aku dapat menemui dia,
hanya saban-saban dia lolos lagi. Aku mengejar terus,
terus aku berada di dekatnya, dia tidak dapat kabur
pulang keTho Hoa To. Kita main kejar-kejaran, sampai
d i perbatasan Mongolia. Mendadak dia lenyap. Maka
aku menduga dia mesti berada di dalam pasukan
plangmu ini. Demikian aku datang padamu."
Mendengar oey Yong telah tiba di Mongolia, Kwee
Ceng heran berbareng girang. "Apakah kau pernah
melihat dia?" ia tanya. Ditanya begitu, see Tok
mendongkol.
" Kalau aku dapat melihat dia, mustahil aku tidak
dapat membekuknya?" katanya keras. "siang dan
malam aku mengintai dia di dalam pasukanmu ini. Aku
menyangka dia tinggal bersama kau tetapi aku belum
pernah melihat dia. Eh, bocah tolol, kau sebenarnya
lagi main gila apa?" Kwee Ceng terbengong.
"siang dan malam kau mengintai, mengapa aku
tidak dapat tahu?" Ia balik tanya.
Auwyang Hong tertawa puas.
"Aku ialah satu serdadu orang Wilayah Barat yang
tidak berarti di dalam barisanmu yang dinamakan
barisan Thian-cian-ciong" sahutnya. "Kaulah si kepala
perang, mana kau kenal aku?"
Di dalam tentara Mongolia terdapat banyak
serdadu- serdadu musuh yang tertawan dan diberi
pekerjaan, maka itu kalau seorang Wilayah Barat, atau
see Hek. nyelip di dalam satu barisan, dia memang
sukar untuk diketahuinya. Tapi mendengar keterangan
itu, Kwee Ceng terkejut. Ia berpikir. "Jikalau dia
menghendaki jiwaku, pastilah jiwaku sudah lenyap
lama" Lalu dengan suara tak tegas ia menanya:
"Kenapa kau bilang Yong-jie berada di dalam
pasukanku?"
"Kau telah meringkus kedua putranya jenghiz Khan,
kau berhasil memukul pecah kota-kota dan melabrak
musuh," menyahut Auwyang Hong, "Tanpa petunjuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dari sibudak cilik itu, mana dapat kau si tolol
melakukannya semua itu? Hanya budak itu tidak
pernah memperlihatkan dirinya, ini benar-benar heran.
sekarang tidak bisa lain, kau mesti bertanggung jawab,
kau mesti menyerahkan dia itu padaku" Kwee Ceng
tertawa.
"Kalau Yong-jie memperlihatkan dirinya, itulah hal
yang aku paling harapi" ia kata. "Sekarang cobalah
kaupikirkan, dapatkah aku menyerahkan dia padamu?"
"Jikalau kau tidak mau menyerahkannya, aku
mempunyai jalanku sendiri" kata Auwyang Hong. Dia
mulai mengancam. "Kau berkuasa atas pasukan
tentara besar, akan tetapi di mata Auwyang Hong
tendamu ini, di luar dan di dalam, adalah seperti
tempat di mana tidak ada barang satu manusia Asal
aku mau datang, aku datang, asal aku mau pergi, aku
pergi siapa dapat melarang aku"
omong besar itu bukan omong besar belaka, maka
itu Kwee Ceng membungkam. "Eh, bocah tolol,
bagaimana kalau kita membuat perjanjian?" Auwyang
Hong tanya. "Perjanjian apakah itu?"
"Kau menyebutkan tempat sembunyinya si bocah,
aku tanggung tidak nanti aku mengganggu sekalipun
selembar rambutnya Jikalau kau tidak sudi
menyebutkannya, aku akan mencari dia terus, biar
perlahan, tetapi satu kali aku mendapatkan dia, hm Itu
pasti bukannya urusan yang menyenangkan"
Kwee Ceng tahu see Tok sangat lihay, kecuali si
nona bersembunyi di Tho Hoa To, mesti dia akan
dapat dicari.
"Baik, suka aku berjanji," katanya. "Hanya bukan
menurut caramu itu"
"Habis?"
"Auwyang sianseng, sekarang ini ilmu silat kau jauh
terlebih menang daripada kepandaianku," berkata si
anak muda, "Akan tetapi usiaku jauh lebih muda
daripada usiamu, maka itu di belakang hari, setelah
usiamu bertambah dan tenagamu berkurang, mesti
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
datang satu hari yang kau bakal tidak sanggup
melawan aku"
Auwyang Hong tidak pernah memikir saat dari "Usia
bertambah dan tenaga berkurang", sekarang ia
mendengar suara anak muda ini, hatinya bercekat.
"Kata-katanya bocah ini bukan kata-kata dungu,"
pikirnya. Maka ia tanya: "Habis bagaimana?"
"Di antara aku dengan kau ada permusuhan
disebabkan kau membinasakan guru-guruku,"
berkata pula Kwee Ceng, "Dan sakit hati itu tidak
dapat tidak dibalas, maka itu walaupun kau kabur ke
ujung langit, akan ada satu harinya yang aku nanti
dapat mencari padamu" see Tok tertawa terbahak.
"justru sebelum aku tua dan loyo, sekarang aku
bunuh padamu" Ia berseru. Belum lagi suaranya
berhenti, kedua kakinya telah lantas dipentang dan
ditekuk untuk berjongkok, sedang kedua tangannya
diangsurkan hebat ke depannya, ke arah si anak
muda.
Kwee Ceng tahu orang menyerang ia dengan ilmu
Kodok-nya, tetapi la telah meyakinkan sempurna "Iekin
toan-kut-pian", ilmu " menukar otot dan melatih
tulang", maka begitu serangan tiba, ia berkelit, setelah
berkelit, dengan cepat ia membalas menyerang
dengan jurus "Kian liong can tian" dari Hang Liong sippat
Ciang.
Auwyang Hong menarik pulang tangannya, ia
menyambuti serangan pembalasan si anak muda. Ia
mengenal baik ilmu silat orang, yang ada ajarannya
Ang Cit Kong, ia merasa bahwa ia sanggup
melayaninya. Hanya kali ini ia salah menduga. Begitu
ia menyambut, begitu tubuhnya tergerak hampir kudakudanya
bergoyang. Ia menjadi kaget. Kalau ia tidak
bisa mengegosnya, pastilah ia terluka.
"Jangan-jangan belum lagi aku tua dan loyo, bocah
ini bakal dapat menyusul aku," pikirnya. Maka segera
ia menyerang dengan tangan kirinya. Kwee Ceng
berkelit, terus ia membalasnya pula.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sekali ini Auwyang Hong tidak mau menyambut
keras dengan keras, ia menekuk tangannya
menangkis sambil berkelit, guna mengasih lewat
ancaman bahaya.
Kwee Ceng tidak dapat menangkap hati lawan, ia
mengira orang cuma berkelit, ia tidak tahu Auwyang
Hong terus menyerang pula, maka kagetlah ia kapan
ia merasakan dorongan keras sekali. Dengan terpaksa
ia mengeluarkan tangan kanannya, guna menolak itu.
Mengenai tenaga dalam, Kwee Ceng kalah d ari
jago see Hek itu, maka kalau terus ia bertahan secara
demikian, tidak lama, ia bakal roboh. Ia memang
dipancing lawannya ini. Auwyang Hong girang
pancingannya memakan. Lantas dia merasa
tangannya Kwee Ceng menjadi lunak. seperti orang
yang tidak dapat melawan lebih jauh. segera dia
menambah tenaganya. justru itu, tangan si anak muda
melejit licin.
"Hari ini tibalah saat kematianmu" pikir see Tok.
yang meneruskan mengulur lengannya hingga jeriji
tangannya segera akan tiba di dada lawan.
Kwee Ceng menggunai tangan kirinya untuk
menangkis di depan dadanya, sembari menangkis,
tangan kanannya yang melejit itu, dengan telunjuknya,
menotok ke arah jalan darah tay-yang-hiat dari see
Tok. Inilah It Yang Cie, ilmu silat totokan ajarannya It
Teng Taysu, yang telah lama ia meyakinkannya tetapi
belum pernah dipakai. It Yang Cie ialah penakluk dari
Hap Moa Kang, ilmu silat Kodok.
Auwyang Hong menjadi kaget sekali, dengan lantas
ia menjejak tanah, untuk lompat mundur, sembari
lompat, dia berseru: "Ha, Toan Tie Hin si tua bangka
hendak membikin susah padaku"
It Yang Cie dari Kwee Ceng ini belum mencapai
kemahiran, itu masih belum dapat dipakai
memecahkan Kap Moa Kang, sudah begitu, ia pun
tidak paham betul cara menggunainya, habis menotok
dan gagal, ia lantas menarik pulang pula. see Tok.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang belum mundur lebih jauh, melihat itu.
seharusnya, serangan dilanjuti. Melihat ini, jago tua itu
tahu orang belum mahir, maka tanpa menanti ketika,
dia terus menyerang lagi, kembali dengan kedua
tangannya.
Kwee Ceng terkejut. Dengan luar biasa gesit, ia
berlompat berkelit. Celakalah meja kecil di belakang,
meja itu kena terhajar tangan lihay dari si Bisa
dariBarat, siapa terus tidak mau berhenti, terus dia
mengulangi serangannya. Rupanya dia pikir, anak
muda yang lihay itu mesti didesak habis-habisan.
selagi menyerang, Auwyang Hong merasa ada
bokongan dari arah belakang. Dia tidak takut, tanpa
berpaling lagi dia menendang ke belakang. Inilah tipu
untuk mendahului musuh, atau serangan untuk
serangan. Kebetulan dia dibokong dengan tendangan,
maka kedua kaki bentrok, kaki si penyerang tertolak.
tubuhnya roboh, hanya kaki ia itu tidak patah. Dia
heran, lantas dia menoleh. sekarang di muka pintu
tenda dia melihat tiga pengemis tua, ialah ketiga tiang
lo Lou, Kan dan Nio.
Louw Yoe Kiak segera berlompat, kedua tangannya
memegang masing-masing lengannya kedua
tangannya. Itulah siasat pembelaan diri dari kaum Kay
Pang. Ini pula siasat yang digunai Kay Pang di harian
rapat di Kun san dengan apa mereka dapat
mengadakan pembelaan bagaikan tembok tangguh
untuk mendesak Kwee Ceng dan oey Yong, sampai
muda-mudi itu kewalahan.
Auwyang Hong tertawa terbahak. Ia lantas
menggunai siasat. Melawan Kwee Ceng ia cuma
menang seurat, kalau ia dikepung tiga pengemis ini,
yang cukup lihay, ia bisa berabe. Ia pun berkata: "Anak
tolol, ilmu silatmu maju pesat sekali" setelah itu ia
menekuk kedua kakinya, untuk duduk bersila, sama
sekali ia tidak menghiraukan Yoe Kiak bertiga. Ia
berkata pula kepada si anak muda: "Kau hendak
membuat perjanjian denganku, kau jelaskanlah"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau menghendaki nona oey memberi penjelasan
Kiu Im Cin-keng terhadapmu," berkata si anak muda,
"Mengenai itu, dia sudi menjelaskannya atau tidak.
mesti terserah kepadanya, tidak dapat kau membikin
dia celaka." Auwyang Hong tertawa.
"Jikalau dia suka memberi penjelasan, memang aku
pun tidak tega mencelakai dia," sahutnya.
"Memangnya oey Laoshia seorang yang dapat dibuat
permainan? Hanya kalau dia tetap tidak suka bicara,
mana dapat aku tidak menggunai sedikit kekerasan
terhadapnya?"
"Tidak. aku larang" Kwee Ceng menggeleng kepala.
"Kau menghendaki aku berjanji, habis apakah
tukarannya untuk itu?"
" Itulah semenjak hari ini, jikalau kau terjatuh ke
dalam tanganku, aku akan memberi ampun padamu
hingga tiga kali, kau akan dibebaskan dari kematian."
see Tok berbangkit, dia tertawa lebar. Tajam
tertawanya itu, terdengar sampai jauh, hingga banyak
kuda menjadi kaget dan meringkik saling sahutan.
Kwee Ceng mengawasi dengan tajam.
"Inilah tidak lucu, tidak ada yang harus dibuat
tertawa," katanya perlahan, "Hanya kau harus ketahui
sendiri, akan datang satu hari yang kau bakal terjatuh
ke dalam tanganku"
Auwyang Hong tertawa, tetapi di dalam hatinya, ia
berpikir. sedikitnya ia merasa jeri juga. Ia lantas
mendapat satu pikiran. Ia tertawa ketika ia berkata:
"Aku Auwyang Hong, aku menghendaki keampunan
dari kau, bocah busuk? Hm Tapi baiklah, kita lihat saja
nanti"
Kwee Ceng mengulur sebelah tangannya. "Katakatanya
seorang ksatria" ujarnya.
Auwyang Hong tertawa, dia menyahuti: "seumpama
kuda tercambuk satu kali" see Tok menepuk perlahan
tangannya si anak muda hingga tiga kali.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Itulah janji mereka -janji menurut caranya orang di
jaman dinasti song. Siapa menyangkal janji itu,
selanjutnya dia akan terhina.
Habis membuat perjanjian, Auwyang Hong hendak
menanya Kwee Ceng tentang oey Yong, hanya belum
lagi ia membuka mulutnya, ia melihat bayangan
berkelebat di luar kemah, gerakannya sangat gesit. Ia
bercuriga, lantas ia lompat keluar, untuk menyusul. Ia
ketinggalan, ia tidak melihat bayangan siapa juga.
Maka ia berpaling ke arah tenda dan kata: "Di dalam
tempo sepuluh hari, akan aku datang pula ke mari Itu
waktu kita akan melihatnya, kau yang memberi ampun
padaku, atau aku yang mengampunimu"
sambil tertawa lebar tubuh sea Tok mencelat, lantas
dia lenyap. sebab sekejap saja dia sudah memisahkan
diri belasan tombak.
Lou Yoe Kiak bertiga saling mengawasi dengan
bengong, hati mereka mengatakan "Dia sangat lihay,
tidak heran dia sama tersohornya seperti Ang Pangcu."
Kwee Ceng lantas memberitahukan ketiga tiang lo
itu bahwa datangnya Auwyang Hong untuk mencari
oey Yong.
"Dia bilang oey Pangcu ada di dalam pasukan ini,
dia ngaco belo" berkata Yoe Kiak,
"Jikalau itu benar, mustahil kita tidak tahu? Laginya"
Kwee Ceng menunjang janggut.
"Akan tetapi akupikir dugaannya itu beralasan,"
katanya perlahan. "sering aku merasakan yang nona
oey seperti berada di sampingku, kalau ada soal-soal
sukar. selalu dia membantu memecahkannya. Hanya
tidak perduli apa yang akupikir, dia tetap tidak sudi
memperlihatkan diri padaku"
Tanpa merasa, kedua matanya pemuda itu menjadi
merah.
"Baiklah koanjin jangan berduka," Yoe Kiak
menghibur. "Inilah perpisahan sekejab mata,
diakhirnya toh kita bakal berkumpul."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku telah berbuat keliru terhadap nona oey, aku
khawatir dia tidak akan sudi menemui aku pula," kata
lagi Kwee Ceng, yang mengaku salah. "Aku tidak tahu
bagaimana aku harus berbuat untuk menebus dosaku
itu" Yoe Kiak bertiga saling memandang.
"Taruh kata dia tidak sudi bicara sama aku," Kwee
Ceng berkata pula, "Kalau dia membiarkan aku
melihatnya satu kali saja, hatiku tentu terhibur"
"Kau letih, koanjin," berkata Yoe Kiak. "Silahkan kau
beristirahat. Besok kita berdamai pula untuk menjaga
Auwyang Hong datang mengacau lagi." Kwee Ceng
mengangguk, maka ketigg tiang lo itu mengundurkan
diri
Besoknya angkatan parang maju terus, malamnya
mereka singgah, Yoe Kiak datang ke kemah. Kwee
Ceng membawa sehelai gambar lukisan. Ia kata "Pada
tahun yang lalu selama di Kang lam aku telah
mendapatkan gambar ini, aku seorang kasar, tidak
mengerti aku akan maksudnya itu, maka selagi
sekarang koanjin kesepian, dapatlah koanjin
menikmati ini perlahan-lahan." Lantas gambarnya itu ia
letaki di atas meja.
Kwee Ceng membeber itu. Ia tercengang begitu ia
melihat lukisannya: Seorang nona tengah menenun,
romannya mirip sama oey Yong, melainkan lebih
perok, alisnya turun, romannya lesu. Ia mengawasi
terus. Di samping itu ia mendapati dua baris huruf
halus, bunyinya mirip dengan syairnya Eng Kouw.
Yang pertama: "Tujuh perkakas tenun Suteranya
habis, citanya rampung, jangan sembarang dibuat
pakaian nanti tergunting rusak tak disengaja, hingga
burung-burungnya hong dan loan, terpisah menjadi
dua pinggiran baju" Dan yang kedua: "Sembilan
perkakas tenun Sepasang bunganya, sepasang
daunnya, sepasah cabangnya Cinta tipis semenjak
dahulu kala sering berpisah, dari mulanya sampai di
akhimya, hati terikat, menembusi sehelai benang"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tidak lama si anak muda berpikir, lantas ia ingat.
Pikirnya: "Ini gambar mesti dilukis Yong-jle Entah dari
mana Lou Tiang lo mendapatkannya" Ketika ia
mengangkat tangan, untuk menanya, pengemis itu
sudah berlalu dari kemahnya. Ia lantas menyuruh
serdadunya memanggil, akan tetapi waktu ditanya,
pengemis itu berkukuh membilang dia membelinya dari
toko buku di kang lam.
Biarnya ia sepuluh kali tolol, Kwee Ceng dapat
menduga, hanya disebabkan Yoe Kiak menutup mulut,
ia kewalahan. Ia berpikir. justru itu Kan Tiang lo
datang, pengemis itu bicara dengan perlahan:
"Barusan aku melihat bayangan orang di ujung timur
laut ini, waktu aku menyusul, bayangan itu lenyap
setahu ke mana. Maka aku khawatir malam ini
Auwyang Hong si bangsat tua nanti nyelundup ke
dalam tangsi."
"Biarlah," kata Kwee Ceng. "Mari kita bersiap untuk
membekuk dia."
"Aku mempunyai satu akal, entah koanjin setuju
atau tidak." kata Kan Tiang lo.
"Mestinya itu bagus. Coba kau tuturkan."
"Inilah tipu daya sangat sederhana," kata tiang lo
she Kan itu. "Kita menggali liang jebakan. Kita
menyuruh duapuluh serdadu menyiapkan karung terisi
pasir menjaga di luar kemah. Beruntung bangsat tua
itu jikalau dia tidak datang, kalau dia muncul, aku
tanggung dia dapat datang tetapi tidak dapat pergi."
Kwee Ceng setuju dengan akal itu, ia bahak girang.
Ia percaya Auwyang Hong bakal terjebak sebab see
Tok sangat jumawa dan tidak melihat mata kepada lain
orang.
Lou Tiang lo bertiga lantas mengepalai sejumlah
serdadu menggali tanah dalamnya dua puluh tombak
kira-kira, di atasnya ditutup rapi dengan permadani, di
situ ditaruhkan sebuah kursi kayu yang enteng.
Duapuluh serdadu dengan karung-karung pasir
disembunyikan di luar tenda itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pekerjaan menggali tanah itu tidak mencurigai siapa
juga sebab di gurun pasir biasa orang menggali sumur
untuk mendapatkan air. setelah rapi, Kwee Ceng
menanti sambil duduk membaca buku. Malam itu,
Auwyang Hong tidak muncul. Besoknya itu Auwyang
Hong tidak muncul.
Besoknya, tentara maju terus, malamnya singgah
pula. Yoe Kiak bertiga menggali liang jebakan yang
baru.
Malam kedua itu, tetap Auwyang Hong tidak
muncul, juga tidak di malam ketiga. Hanya di malam
keempat, Kwee Ceng mendengar suara apa-apa di
kain tendanya, selagi hatinya berdebaran, ia melihat
Auwyang Hong muncul sambil tertawa panjang.
see Tok bertindak dengan tenang, terus dia
menghampirkan kursi, untuk berduduk. atau
mendadak. bruk Maka kejebloslah kursi itu berikut
orang yang duduk di atasnya. Liang dalam duapuluh
tombak. tidak bisa Auwyang Hong segera berlompat
naik. Di lain pihak, duapuluh serdadu sembunyi segera
datang menguruk dengan karung pasir mereka itu.
Lou Yoe Kiak girang sekali, hingga ia memuji.
"Dugaan oey Pangcu tepat sebagai malaikat" Tapi ia
berhenti secara tiba-tiba sebab Kan Tianglo mendelik
kepadanya. "oey Pangcu apa?" tanya Kwee Ceng.
"Aku salah omong," berkata Yoe Kiak,
menyambungi. "Aku mau menyebutnya Ang Pangcu.
Jikalau Ang Pangcu ada di sini, dia tentu girang
sekali."
Kwee Ceng mengawasi tianglo itu, hendak ia
menanya pula ketika serdadu-serdadunya di luar tenda
menerbitkan suara berisik, bersama ketiga tianglo ia
lari ke luar. Di sana sekalian serdadunya itu
membuatnya berisik sambil tangan mereka menunjuk
ke tanah. Tanah itu, yang tadinya rata, bergerak-gerak,
sebentar mumbul, sebentar rata pula. Tidak lama anak
muda ini mengawasi, ia segera mengerti sebabnya itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Auwyang Hong lihay, dia bisa menyungkur tanah"
katanya. Lantas dia menitahkan beberapa puluh
serdadu menaik kuda, untuk jalan mondar-mandir di
atas tanah itu, di bagian mana saja yang munjul.
sekian lama sekalian serdadu itu bekerja, lalu tak ada
lagi tanah yang munjul. Maka dianggap Auwyang Hong
tidak tahan dan telah mati karenanya. "Coba gali,"
Kwee Ceng menitah.
Ketika itu sudah tengah malam. orang memasang
obor. Semua serdadu berdiri memutari tempat yang
digali oleh belasan serdadu lainnya. setelah menggali
belasan tombak. tubuh Auwyang Hong kedapatan
berdiri diam. Tempat terpisah duapuluh tombak dari
liang jebakan. Maka hebatlah tenaganya Auwyang
Hong, tidak perduli tanah di situ tidak keras. Berkat
tenaga dalamnya, dia dapat nelusup bagaikan tikus.
Dia lantas digotong naik, diletaki di tanah.
Lou Yoe Kiak menghampirkan, untuk meraba
dadanya. Tubuh see Tok masih hangat. "Coba ambil
rantai dan belenggu padanya," tianglo ini menitah.
Baru pengemis ini berkata demikian atau mendadak
tubuh Auwyang Hong bergerak dan sebelah tangannya
menyambar kaki kanan si pengemis di bagian otot nadi
kaki itu.
semua serdadu kaget, mereka berteriak
mengatakan mayat hidup pula. Mereka tidak tahu,
Auwyang Hong telah menutup jalan napasnya dan
berpura-pura mati, setelah berada di luar urukan, dia
membukanya pula jalan napasnya itu seraya terus
membekuk si pengemis.
Kwee Ceng berlompat menubruk. tangan kirinya
menekan jalan darah kie-kut-hiat dan tangan kanannya
menekan jalan darah yang penting. Di dalam keadaan
biasa, tidak nanti Auwyang Hong dapat dikotok secara
demikian. Dia terkejut, dia hendak membela diri, tetapi
kasep. dia kalah gesit. Dia merasakan tubuhnya kaku.
Tapi dia mengerti, Kwee Ceng tidak menyerang hebat,
kalau tidak. dia bisa mati lantas. Terpaksa dia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
melepaskan tangannya dari kakinya Yoe King. dia
berdiri diam.
"Auwyang sianseng," Kwee Ceng berkata, "Hendak
aku mengajukan satu pertanyaan padamu. Adakah
kau melihat nona oey?"
"Aku melihat hanya bayangannya," menjawab See
Tok. "Itu sebabnya kenapa aku datang mencari ke
mari."
"Apakah kau melihatnya nyata?" Kwee Ceng
menanya pula. "Jikalau bukannya setan budak itu
berada di sini, kau pasti tidak dapat menggunai
jebakan ini untuk menangkap orang" sahut si Bisa dari
Barat. Kwee Ceng melengak.
"Nah, kau pergilah" katanya akhirnya. "Kali ini aku
memberi ampun padamu"
Dengan satu dorongan tangan kanan dengan
perlahan, pemuda ini membikin tubuh orang
terpelanting setombak lebih. Ia berbuat begini karena
ia khawatir jago Barat yang lihay itu nanti menggunai
ketika akan menyerang kepadanya.
Auwyang Hong berpaling, ia kata dengan dingin:
"Biasanya aku bertempur sama bangsa cilik, tidak
pernah aku mengunai senjata, tetapi kau dibantu si
budak setan yang licik dan banyak akal muslihatnya,
maka aku menyingkir dengan kebiasaanku itu Di
dalam tempo sepuluh hari, aku akan datang pula ke
mari dengan membawa tongkat ularku. Kau telah
melihat sendiri bisa di kepala tongkatku itu, dari itu kau
berhati-hatilah" Lantas ia mengangkat kaki.
Kwee Ceng mengawasi orang menghilang, lalu ia
merasakan sambaran angin Utara yang dingin, hingga
ia menggigil sendirinya. Ia lantas mengingat lihaynya
tongkat see Tok. ia merasa ngeri. Tongkat itu telah
lenyap di dasar laut tetapi sembarang waktu Auwyang
Hong dapat memperoleh yang lainnya, sedang ular
berbisanya dia mempunyai banyak. Berbayang di
depan matanya bagaimana Yan Ie Lauw, si bisa
bangkotan itu membuatnya Coan Cin Cit Cu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kewalahan. Tentu sekali, tongkat ular itu tidak dapat
dilawan dengan tangan kosong sedang dia sendiri
tidak pernah meyakinkan ilmu silat dengan senjata
yang tertentu, sedang apa yang Liok Koay
mengajarinya ada ilmu silat yang biasa. Ia menjadi
bingung, matamya mendelong mengawasi awan putih
di langit
Tidak lama, hawa udara menjadi dingin sekali,
maka serdadu pelayan menyalakan api. Kwee Ceng
berdiam di dalam kemahnya. Semua kuda pun
dimasuki ke dalam tangsi. Kawanan pengemis tidak
membekal baju kulit, untuk melawan hawa dingin itu,
mereka mencoba menggunai tenaga dalamnya
masing-masing. Adalah kemudian, Kwee Ceng
menitahkan tentaranya membuat baju kulit kambing
untuk mereka itu. Besoknya hawa menjadi terlebih
dingin, saiju di tanah berubah menjadi es.
Menggunai saat dingin ini, tentara Khoresm datang
menyerang. Tapi Kwee Ceng telah bersiap, ia
menyambutnya dengan barisan Liong Hui Tin, ia
menang, lantas ia melabrak, mengejarnya ke Utara.
Sudah biasa Kwee Ceng tinggal di gurun Utara, ia
tidak takut hawa dingin. Tapi ia ingat Oey Yong. Kalau
benar si nona ada bersamanya, bagaimana nona itu
dapat melawan hawa dingin itu? Maka ia menjadi
berkhawatir.
Malamnya, diam-diam pemuda ini memeriksa
semua kemah. Tidak berhasil ia mencari si nona.
Ketika ia akhirnya balik ke kemahnya, di sana Yoe
Kiak lagi mengepalai penggalian lubang jebakan.
"Auwyang Hong itu sangat licin, setelah satu kali
terjebak, mana dia kena dijebak untuk kedua kalinya?"
berkata si anak muda.
"Dia tentu menduga kita memakai lain akal, tidak
tahunya kita tetap sama liang kita ini," menjawab si
pengemis. "Biarlah dia dibikin bingung dengan itu
pembilangannya, yang kosong ialah yang berisi, yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berisi ialah yang kosong, kosong dan berisi tak dapat
diterkanya "
Kwee Ceng mengawasi tajam. Ia berpikir: " Inilah
akal muslihat dari dalam kitab ilmu perang, cara
bagaimana kau mengetahuinya?"
Yoe Kiak tidak menghiraukan sikap orang, ia
berkata " Kalau kita menggunai lagi karung pasir, dia
bakal dapat daya untuk menghindarkannya, maka kali
ini kita mengubah cara, kita menggunai air panas, kita
banjur dia"
Memang Kwee Ceng mendapatkan di luar tenda
ada puluhan serdadu lagi menyiapkan belasan kuali
besar, sebagai airnya mereka mengampaki kepingankepingan
es dimasuki ke dalam kuali itu, untuk
dimasak lumer.
"Dengan begitu bukankah dia bakal mati terseduh?"
si anak muda tanya.
"Memang koanjin telah berjanji dengannya akam
mengampuni dia tiga kali," menyahut Yoe Kiak. "Tetapi
kalau ini kali dia mampus, itulah bukan dia roboh
langsung di tangan koanjin, maka biar dia mau diberi
ampun, tidak bisa. Dengan begitu koanjin tidak
menyalah janji."
Kwee Ceng menganggap alasan itu benar juga, ia
berdiam saja.
setelah sekian lama, selesai sudah jebakan itu
diatur. Tetapi sebuah kursi kayu diletaki di tengahtengahnya.
Di luar, dapur pun dinyalakan apinya, untuk
orang memulai memasak air. Hawa ada sangat dingin,
nyalanya api lamhat, es lumer dan keburu beku pula,
maka Yoe Kiak berulang kali mendesak: "Lekas,
kobarkan api"
justru di situ terlihat bayangan orang mencelat
muncul Dan itulah see Tok Auwyang Hong. Dengan
tongkatnya dia menyingkap tenda, terus dia berkata:
"Eh, bocah tolol, kali ini kau mengatur liang jebakan,
kakekmu tidak takut" Terus dia mengenjot tubuh ke
arah kursi, untuk duduk bercokol di atasnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yoe Kiak bertiga menjadi bingung sekali. Tidak
disangka orang datang demikian cepat. Air mereka
belum termasak panas, bahkan air sangat dingin. Di
dalam hati mereka mengeluh menyaksikan see Tok
bercokol di kursinya.
Mendadak terdengar suara nyaring, disusul sama
caciannya Auwyang Hong. Kursi telah terjeblos
bersama orang yang duduk di atasnya. Di situ tidak
ada persediaan pasir, musuh tidak bisa diuruk pula.
Untuk Auwyang Hong, gampang buat berlompat naik
dari liang jebakan itu.
"Koanjin, lekas keluar" akhirnya ketiga tianglo
berteriak sebab mengkhawatirkan keselamatannya si
anak muda. Berbareng dengan itu di belakang mereka
terdengar teriakan: "Tuang air"
Kapan Yoe Kiak mendengar suara itu, tanpa sangsi
lagi ia berteriak-teriak: "Tuang air Tuang air"
sekalian serdadu itu mentaati titah, dengan sebat
mereka menggotong kuali- kuali besar itu, untuk airnya
dituangkan ke dalam liang perangkap.
Auwyang Hong lagi berlompat naik ketika dia
diseblok air, hingga dia kaget dan kembali jatuh. Dia
mengerti ancaman bahaya itu, dia lantas bersiap. Lagi
sekali dia berlompat naik. Kali ini dia salah menaksir.
Dia mengira dia bakal terus disiram dengan air.
Memang benar, dia disiram, hanya dia lupa memikir,
setelah diangkat dari dapur, air es yang baru lumer itu
segera membeku pula. Maka sekarang dia tertimpa es,
yang keras. Dia kaget bukan main, dia kesakitan pada
kepalanya. Kembali dia jatuh. sekarang dia jatuh
hebat, sebab kakinya pun terbelesak di dalam air yang
lagi membeku menjadi es itu, hingga ia tak dapat
bergerak. Ia mengerahkan tenaganya, untuk berlompat
naik lagi, tetapi selagi begitu tubuhnya sebatas
pinggang sudah keuruk dan kegencet es
Di dalam halnya menuang air dari dalam kuali itu,
serdadu-serdadunya Kwee Ceng sudah terlatih: Empat
serdadu menggotong sebuah kuali, empat yang lain
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menggotong yang lainnya, demikian juga yang lainlainnya
lagi. kalau yang empat bersedia di tepi liang,
empat yang lain bersiap untuk menggantikannya,
demikian selanjutnya. Maka itu, rapi sekali tertuangnya
air. ini pula yang menyebabkan Auwyang Hong
menjadi tidak berdaya.
Yoe Kiak semua girang karena tipu mereka menjadi
hal yang kebetulan - air panas berganti dengan air es.
setelah itu ia mengatur tindakan guna meringkus
korban perangkap itu. serdadu-serdadu diperintah
membongkar es di sekitarnya see Tok. lalu es yang
membungkus tubuh itu dilibat dengan dadung dan
ujung dadung diikat kepada serombongan dari dua
puluh ekor kuda. Begitu sudah siap. kuda itu dituntun
untukjalan, untuk menarik es itu, buat diangkat naik.
Berisik suaranya sekalian serdadu itu, maka dari
lain-lain tangsi orang datang berkerumun, untuk
menyaksikan, buat menonton. Banyak obor dipasang
terang-terang hingga segala apa tampak nyata.
Auwyang Hong terbungkus es, dia tidak dapat
bergerak. Karena dia sangat murka, matanya
mendelik, giginya terbuka, alisnya berdiri Dia
mendongkol akan mendengar semua serdadu
berteriak-teriak kegirangan.
Yoe Kiak khawatir, karena lihaynya tenaga
dalamnya, Auwyang Hong nanti bisa berontak
melepaskan diri Itulah berbahaya, maka ia hendak
menambah es dengan menyiramkan yang baru lumer.
Untuk itu ia memerintahkan serdadunya masak es
pula.
"Jangan," berkata Kwee Ceng, yang ingat kepada
janjinya. "Tiga kali dia mesti diberi ampun. Gempurlah
es itu, biarkan dia pergi."
Ketiga tianglo menghela napas, mereka menyesal,
tetapi mereka juga bangsa laki-laki, mereka tidak
menentang. Yoe Kiak sendiri yang mengangkat
martilnya menghajar es itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Keanjin," tiba-tiba Kan Tianglo tanya, " orang
seperti Auwyang Hong ini, berapa lama dia dapat
bertahan digencet es?"
"Mungkin tiga hari dan tiga malam, lewat dari itu,
jiwanya terancam bahaya," jawab Kwee Ceng.
"Baiklah, lagi tiga hari baru kita lepas dia," kata
tianglo she Kan itu. "Jiwanya boleh diampunkan,
kesengsaraan tak dapat dia tak menderitanya" Kwee
Ceng ingat akan sakit hati gurunya, ia mengangguk.
Besoknya, dari lain-lain pasukan pun datang
penonton. Menampak demikian, Kwee Ceng menyuruh
serdadu mengurung see Tok di dalam tenda, supaya
dia tidak jadi tontonan terlebih jauh. Anak muda kata
pada Yoe Kiak: "Pepatah kuno membilang, seorang
ksatria dapat dibunuh, tidak dihina, dan dia ini, dia
tetap ada seorang guru besar, dia tidak dapat
diperhina sembarang orang." Karena ini bukan saja
serdadu, segala perwira pun dilarang menonton See
Tok lagi.
Tepat tiga hari, ketiga tiang lo menggempur es dan
Auwyang Hong dimerdekakan. Dia lantas duduk
bersila, untuk menyalurkan tenaga dalamnya. Selang
setengah jam, tiga kali dia memuntahkan darah hitam,
setelah itu dengan roman mendongkol, dia ngeloyor
pergi.
Melihat keuletan orang, Kwee Ceng dan ketiga tiang
lo kagum sekali. Mereka menyayangi si Bisa yang
sesat ini.
Selama tiga hari Auwyang Hong digencet, hati
Kwee Ceng tidak tenang. Sekarang setelah orang
berlalu, ia tetap merasa tidak tentram. Ia khawatir See
Tok nanti muncul setiap waktu. Untuk menenangkan
diri, ia duduk bersemedhi. Di sebelah itu, ada lagihal
yang memberatkan hatinya. Ialah itu teriakan dari
orang yang tidak dikenal, yang menitahkan
menuangkan es kepada See Tok - es pengganti air
panas. Ia ingat, itu mestinya suaranya oey Yong.
Mulanya ia tidak perhatikan itu, baru selama tiga hari,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ia mengingatnya baik-baik, lalu selanjutnya, suara itu
seperti terus mendengung di kupingnya
"Tidak salah. Yong-jie ada di dalam pasukan ini"
serunya sendiri seraya berlompat bangun. "Aku mesti
mengumpulkan semua pumggawa dan serdadu, untuk
memeriksa satu demi satu orang, mustahil dia dapat
lolos" Hanya sejenak ia mengubah pikirannya itu. Ia
ingat "Yong-jie tidak sudi menemui aku, periu apa aku
memaksanya?" Maka ia menjadi berduka sekali. Ia
bengong memg awasi gambar nona yang ia dapat dari
Lou Tiang lo.
Malam itu selagi kesunyian memerintah jagat, Kwee
Ceng mendengar derapnya kuda mendatangi, lantas
itu disusul sama suara serdadu teguran pengawalnya,
kemudian muncullah seorang pesuruh, yang
menghaturkan surat titah dari Jenghiz Khan.
Angkatan parang Mongolia maju dengan lancar, di
mana-mana mereka memperoleh kemenangan, maka
itu, lagi beberapa ratus lie, mereka bakal tiba di
samarkand, salah satu kota kenamaan di Khoresm
Jenghiz Khan telah mendapat tahu kota itu telah
dijadikan ibu kota baru oleh shah Muhammad, bahwa
di situ telah dikumpul belasan laksa serdadu berikut
rangsum yang cukup, kotanya sendiri pun kuat, maka
untuk menggempur kota itu, ia pikir baiklah
penyerangan dilakukan serentak.
Dengan datangnya titah panggilan itu, besoknya
pagi Kwee Ceng memberangkatkan pasukannya
menuju ke selatan mengikuti sungai, di dalam tempo
sepuluh hari, tibalah ia diluar kota samarkand. Musuh
rupanya melihat pasukannya yang berjumlah kecil,
musuh keluar dan menerjamg. Ia melawan dengan dua
barisannya, Hong-yang dan In-sui. Musuh kehilangan
seribu jiwa lebih, dengan kekalahan mereka lari masuk
ke dalam kota.
Di hari ketiga tibalah pasukan besar dari Jenghiz
Khan sendiri, disusul oleh Juji dan ogotai. Maka
samarkand lantas dikepung. Benar-benar kota itu kuat,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sulit untuk dipecahkan dan dirampasnya. sebaliknya,
banyak serdadu yang roboh sebagai korban.
Lewat lagi satu hari, putranya Jagatai penasaran,
dia menyerang seorang diri Dia berani sekali, dia
merangsak hebat. Apa celaka, dia kena dipanah
kepalanya dan mati di situ juga.
Jenghiz Khan sangat menyayangi cucunya itu, ia
sangat berduka. Ketika mayat sang cucu digotong
pulang, ia memeluk. air matanya bercucuran. ia sendiri
yang mencabut anak panah musuh. Ia terkejut ketika
ia mendapatkan, anak panah itu memakai bulu burung
rajawali dan terbungkus emas di mana ada ukiran
huruf-huruf yang berbunyi: "chao Wang dari negeri
Kim."
"Hm, kiranya Wanyen Lleh sijahanam ada di sini"
dia berseru. Ia lantas lompat naik atas kudanya, ia
memberikan pengumumannya "Semua perwira tinggi
dan rendah, siapa saja yang dapat paling dulu
memanjat kota dan memecahkannya serta berhasil
membekuk Wanyen Lieh, guna membalas sakit
hatinya cucuku, maka kota ini, semua wanita, permata
dan citanya, akan dihadiahkan kepadanya"
seratus serdadu berkuda segera mengumumkan
terlebih jauh janji junjungannya ini, maka di dalam
tempo yang pendek. semua barisan lantas merangsak
maju, seruan mereka mengguntur, semua berlomba
memanjat tembok atau menggempur pintu kota.
Musuh membela diri dengan keras, kotanya tidak
dapat digempur, sebaliknya pihak Mongolia rugi empat
ribu orang. Inilah kekalahan yang pertama dari Jenghiz
Khan selama dia maju di Khorems, maka itu ia menjadi
sangat mendongkol dan berduka.
Pulang ke kemahnya, Kwee Ceng memeriksa kitab
perangnya Gak Hui. Ia mau mencari daya untuk dapat
memukul pecah kota samarkand itu. Ia tidak berhasil.
Kota samarkand lain daripada kota-kota di Tiongkok.
Lantas ia menyuruh orang mengundang Lou Yoe Kiak.
Ia percaya, Yoe Kiak bakal pergi mencari oey Yong,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
maka kalau Yoe Kiak meminta tempo, hendak ia
menguntitnya.
Yoe Kiak itu cerdik, dia telah mengatur orangorangnya,
dari itu di mana Kwee Ceng sampai, lantas
ada orang Kay Pang yang menyambut ia sambil
berseru. "Inilah tentu dayanya Yong-jie untuk ia bisa
menghindarkan diri dari aku. sungguh dia cerdik, dia
dapat menerka segala apa yang aku pikir"
selang satu jam, Yoe Kiak kembali. Ia kata "Kota ini
benar kuat sekali. Cobalah tunggu lagi beberapa hari,
kita lihat bagaimana gerak-gerik musuh, baru kita
memikir pula."
Kwee Ceng mengangguk dengan terpaksa.
Waktu berangkat dari Mongolia, pemuda ini polos
sekali dan tolol, tetapi sekarang sang waktu dan
pengalamannya, membikin dia mendapat banyak
kemajuan. Dia jadi bisa berpikir. Demikian itu malam
berdiam seorang diri di dalam kemahnya, ia
memikirkan syair di gambar nona itu. Itulah artinya
asmara.
"Pastilah Yong-jie tidak menganggap aku tidak
berbudi," pikirnya. "Tentulah ia lagi mengharap-harap
penghaturan maafku terhadapnya . sayang aku tolol,
tidak tahu aku caranya untuk menebus dosa, untuk
membikin puas hatinya"
oleh karena susah pulas, sampai jam tiga barulah
Kwee Ceng layap-layap. Ia lantas mimpi bertemu oey
Yong. Ia segera menanya bagaimana caranya ia harus
minta maaf. si nona membisiki ia, ia jadi girang sekali,
ia berlompat bangun dan ia mendusin Lantas ia
menjadi berduka. Ia tidak ingat lagi kisikan si nona, siasia
ia memikirkannya. Tapi ia ingat satu hal. Ia
berteriak: " Lekas undang Lou Tianglo datang ke mari"
Perintah itu dijalankan.
Lou Yoe Kiak menyangka ada urusan militer
penting, dia datang hanya dengan berkerebong baju
kulitnya, sepatunya tidak keburu dipakai. Kwee Ceng
lantas kata padanya: "Lou Tianglo, biar bagaimana,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
besok malam aku ingin bertemu sama nona oey. Tidak
perd uli kau memikirkannya sendiri, atau kau minta
bantuan lain orang, besok sebelum tengah hari, kau
mesti telah memberikan aku satu daya upaya yang
bagus untuk memukul pecah kota" Pengemis itu kaget.
"oey Pangcu tidak ada di sini, cara bagaimana
koanjin dapat bertemu dengannya?" ia kata.
"Kau pandai berpikir, kau tentu mempunyai
dayamu," kata si anak muda. "Kalau besok siang kau
tidak menghaturkan dayamu itu, aku akan
menjalankan undang-undang ketentaraan"
Yoe Kiak masih hendak bicara, atau Kwee Ceng
telah memberi perintah kepada serdadu pengiringnya:
"Besok tengah hari kauperintahkan seratus algojo
menanti di muka tenda ini"
serdadu itu memberikan penyahutannya, sedang
Yoe Kiak. dengan roman masgul, ngeloyor pergi.
Besoknya pagi, salju turun besar-besaran, tembok
kota menjadi licin. Mana bisa kota itu dipanjat? Maka
Jenghiz Khan tidak mencoba menyerbu kota. Ia pula
bersangsi meninggalkan kota itu. Hawa udara sangat
dingin. Kalau ia maju terus ke Barat, belakangnya bias
dipotong musuh. Kalau lama ia berdiam di situ, musuh
bisa mendapat bala bantuan. ia menjublak
memandangi puncak yang tinggi seperti masuk mega.
Ia jalan mondar-mandir dengan menggendong tangan.
Puncak itu mencil sendirian, mirip pohon tanpa
cabang dan daun, maka penduduk samarkand
menamakannya "Puncak Gundul". Dan kota
samarkand dibangun dengan menyender puncak itu.
Hebat pendirian kota ini. Mengingat kuatnya kota,
entah berapa banyak belanja pendiriannya. juga
panglima yang mengatur rencananya dan tukangtukang
yang mengerjakannya, mereka semua pasti
pintar sekali. Kota terbuat dari batu semua, di situ
rumput pun tidak tumbuh. Mungkin kera juga tidak
dapat memanjatnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lama Jenghiz Khan memandang hingga ia berpikir:
"Semenjak aku bergerak, aku telah melakoni beberapa
ratus kali perang besar dan kecil belum pernah aku
nampak kesukaran seperti kali ini. Adakah Thian
hendak memutuskan aku?"
salju turun terus, semua tenda telah menjadi putih,
sebaliknya di dalam kota, dari mana-mana tampak
asap mengepul.
Kwee Ceng pun ada kemasgulannya sendiri. Ia
menantikan sang waktu dengan hatinya berdebaran.
Dapat kah oey Yong memberi akal kepadanya?
Bagaimana kalau Yoe Kiak bungkam? Bisakah dia
membunuh pengemis itu?
Mendekati tengah hari pemuda ini duduk sendirian
di dalam kemahnya. Ia berpikir keras. Algojo-algojonya
telah siap menantikan.
Kemudian, tanpa merasa terdengarlah bunyi
terompet dari markas besar. Itu dia tanda bahwa sang
tengah hari telah tiba. Berbareng dengan itu, Lou Yoe
Kiak muncul di dalam kemah, terus dia berkata "Aku
telah dapat memikir satu daya, hanya dikhawatir
koanjin sukar menjalankannya."
Tapi Kwee Ceng sudah lantas menjadi kegirangan.
"Lekas bilang" ia mendesak. "Apakah yang menjadi
kesukarannya? Biarnya itu meminta tenagaku, akan
aku kerjakan juga"
Yoe Kiak menunjuk kepada puncak gundul.
"Sebentar tengah malam, oey pangcu menantikan
koanjin di sana."
"Benar saja, inilah suaranya Yong-jie," kata
sipemuda di dalam hatinya. "Ia hendak membikin aku
tidak berdaya. Puncak ini tinggi melebihkan Tiong cie
Hong beberapa lipat, jurangnya hebat, sekalipun ada
burung rajawali, belum tentu aku dapat mendakinya
Mungkinkah di atas puncak ada dewa yang akan
meluncurkan dadung untuk mengerek aku naik?"
Ia menjadi masgul. Ia lantas membubarkan barisan
algojonya. Dengan menunggang kuda, seorang diri ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mendekati puncak gunung gundul itu. Ia menampak es
bertumpuk bersusun bagaikan batu yang licin
mengkilap. Es itu mirip es yang dipakai menggencet
Auwyang Hong. cuma burung dapat terbang ke atas
puncak itu
Pemuda ini mengangkat kepalanya, memandang ke
puncak. Tiba-tiba kopiahnya jatuh. Mendadak ia
mendusin.
"Ah" katanya seorang diri. "Bukan maksud hatinya
oey Yong menjanjikan aku mendaki puncak ini, ia
hanya hendak menguji hatiku apa aku benar-benar
tulus memcintainya. Biarlah, aku nanti mencoba
mendakinya. Umpama aku jatuh terpeleset hingga
mati, aku toh telah menunjuki hatiku" setelah berpikir
begini, hatinya menjadi lega.
Malam itu habis bersantap. Kwee Ceng siap. Ia
membekal pisau belatinya serta sepotong dadung
panjang. Belum lagijagat gelap seluruhnya, ia sudah
keluar dari kemahnya, untuk menuju ke puncak. Di luar
kemah, ketiga tiang lo menantikannya.
"Kami mengantarkan koanjin," kata mereka.
Ia heran.
"Mengantar aku naik?"
"Benar," menjawab Yoe Kiak. "Bukahkah koanjin
berjanji akan bertemu sama oey pangcu di atas
puncak?" Kembali si pemuda heran sekali.
"Jadi benar- benarkah Yong-jie menjanjikan aku?"
pikirnya. Jadi dia tidak mendustai aku?" Ia heran
berbareng girang. Maka lantas ia mengikuti ketiga
tianglo itu.
Di kaki puncak sudah menanti beberapa serdadu
pengiringnya bersama beberapa puluh ekor kerbau
dan kambing. ia heran.
"Potonglah" Yoe Kiak menitah.
seorang serdadu mengangkat goloknya yang lancip.
ia menebas sebelah kaki belakangnya seekor
kambing, kaki mana selagi darahnya masih panas,
lantas ditancapkan di es. sebentar saja, darah itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membeku keras, sedang paha kambing itu sendiri
nancap di es itu keras seperti nancapnya paku.
Bab 76. Pembalasan
Belum lagi Kwee ceng mengerti maksudnya
penyembelihan kambing itu serta ditancapnya paha di
es di kaki puncak itu, satu serdadu yang lain sudah
membacok kutung satu kaki yang lainnya dari kambing
itu terus kaki itu ditancapkan seperti yang pertama itu.
Jaraknya kedua kaki kambing ialah empat kaki.
Setelah ini, barulah ia sadar. Ketiga tianglo itu hendak
membuat tangga dari kaki kambing, tangga untuk
mendaki puncak. Perbuatan itu menyiksa binatang
tetapi terpaksa dilakukan karena tidak ada lainnya
jalan lagi.
Lou Yoe Kiak berlompat naik ke tangga kaki
kambing undak pertama, Kan Tianglo mengutungi kaki
kambing lainnya, dia lemparkan itu kepada kawannya,
Yoe Kiak menyambuti dan menancapnya dengan
sebat, habis mana, dia naik satu tindak. Hal ini
dilakukan terus-menerus, di dalam tempo sebentar,
pengemis itu telah naik tingginya belasan kaki.
Sekarang ketiga tianglo bekerja semua, bekerja sama.
Karena sudah tinggi, kalau kaki kambing dilemparkan
ke atas, sesampainya di atas sudah dingin, maka
kambing hidup dikerek naik, kakinya dikutungi di atas
juga. Demikian orang bekerja terus, sampai Kwee
ceng pun membantu.
Ketika akhirnya mereka tiba di puncak, ketiga
tianglo sangat letih, sedang si anak muda
mengeluarkan peluh .
"Koanjin, dapatkah kau memaafkan aku?" kata Yoe
Kiak setelah ia dapat bernapas lega. Tapi Kwee Ceng
kagum dan bersyukur.
"Aku justru tidak tahu bagaimana harus membalas
kebaikan tianglo bertiga," jawabnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
" Inilah titahnya pangcu. Yang terlebih sukar pun
kami akan melakukannya. Siapa suruh kami
mempunyai Pangcu yang luar biasa?"
Yoe Kiak tertawa, juga dua kawannya, habis mana,
mereka mendahului turun dari puncak, untuk itu,
mereka dibantu dadung yang diikat di pinggang
mereka masing-masing.
Kwee Ceng mengawasi sampai ketiga tianglo itu
tiba di pinggang gunung, baru ia memandang puncak
itu. Ia melihat suatu pemandangan, yang sangat
mengagumi, yang membikin pikirannya terbuka. Itulah
wilayah es, yang merupakan kaca. Ada es yang
berupa seperti bunga atau rumput atau binatang kaki
empat atau burung, ada pula yang berdiri bagaikan
rebung, bagaikan pohon. Ia menjadi tersengsem. Ia
tentu tercengang terus kalau tidak ia mendengat suara
tertawa halus di sebelah belakangnya, hingga ia
berpaling dengan segera. Di sana ia melihat seorang
nona dengan pakaian putih lagi mengawasi padanya,
wajah si nona seperti lagi tertawa. Ia menjublak
mengawasi. orang itu bukan lain daripada oey Yong.
Yong-jie yang ia cari, yang ia buat pikiran setiap detik.
sekian lama mereka saling memandang, lantas
mereka sama-sama bertindak menghampirkan.
Mereka girang dan berduka, karenanya, selagi saling
mendekati, tanpa merasa, kaki si nona terpeleset. si
pemuda kaget, dia berlompat, untuk menolongi.
Karena itu, mereka jadi saling rangkul, tubuh mereka
rebah bersama.
Sampai sekian lama barulah oey Yong melepaskan
diri, untuk duduk di atas satu gundukan es yang mirip
sepotong batu besar.
"Jikalau bukannya kau sangat memikirkan aku,
tidak mau aku menemui kau," kata dia. Kwee Ceng
mengawasi, bengong mulutnya tertutup. si nona pun,
habis mengatakan begitu, terus berdiam.
"Yong-jie" kata si pemuda akhirnya.
"Engko Ceng" si nona menyahuti.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Yong-jie" kata pula si pemuda, girangnya bukan
kepalang.
"Ah, apakah masih belum cukup kau memanggil
namaku?" si pemudi tertawa. "Bukankah meski aku
tidak berada di sampingmu, setiap hari kau telah
menyebut-nyebut namaku puluhan kali?"
"Bagaimana kau ketahui itu?" Kwee Ceng heran.
oey Yong tertawa.
"Kau tidak melihat aku, aku sering melihat kau"
jawabnya.
"sampai sebegitu jauh kau berada di dalam
pasukanku, kenapa kau tidak membiarkan aku melihat
padamu? "
"Hm, masih kau ada muka menanyanya? satu kali
kau ketahui aku tidak kurang suatu apa, tentulah kau
bakal menikah dengan putri Gochinmu Maka aku lebih
suka tidak memberitahukan kau tentang di mana
adanya aku Apakah kau kira aku tolol?"
Mendengar disebutnya nama Gochin Baki,
kegembiraan Kwee Ceng lenyap separuhnya, dengan
lantas ia menjadi masgul.
"Pemandangan di sana indah, mari kita pergi ke
sana" mengajak oey Yong yang melihat air muka
orang itu, tangannya menunjuk. "Mari kita berbicara
sambil berduduk."
Kwee Ceng berpaling ke tempat yang ditunjuk itu.
Di sana ada sebuah gua es, karena sinarnya
rembulan, gua itu mengasih lihat wujud mirip istana. Ia
mengangguk.
Dengan berpegangan tangan, keduanya
menghampirkan gua itu. Dengan mereka mengambil
tempat duduk.
"Jikalau aku ingat perlakuanmu terhadapku selama
di Tho Hoa To, kau bilang, pantas atau tidak aku
memberi ampun padamu?" tanya si nona kemudian.
Kwee Ceng berbangkit.
"Akan aku berlutut dan mengangguk padamu," ia
kata. Benar-benar ia menekuk lututnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sudahlah" kata si pemudi tertawa. "Jikalau aku
telah tidak memberi ampun padamu, meski kau
kutungi seratus kepalanya Lou Yoe Kiak, tidak
kesudian aku merayap naik ke atas puncak ini."
"Yong-jie, sungguh kau baik"
"Apakah bicara tentang baik atau tidak baik?
Mulanya aku menduga kau cuma mengingat sakit hati
guru-gurumu dan hendak menuntut balas untuk itu,
bahwa di matamu, separuh dari bayanganku juga tidak
ada, adalah setelah mengetahui perjanjianmu dengan
Auwyang Hong, untukku kau suka memberi ampun
tiga kali kepadanya, baru aku ketahui kau sebenarnya
masih memikirkan aku"
si anak muda menggeleng kepala. "Baru sekarang
kau mengetahui hatiku," ujarnya.
oey Yong bersenyum.
"Kau lihat, apakah yang aku pakai?"
Ditanya begitu, bagaikan baru sadar, Kwee Ceng
mengawasi. Ia lantas mengenali baju putih si nona,
baju bulu yang dulu hari dia mengasihkannya kepada
nona itu di Thio-kee-kauw. Ia lantas menggenggam
tangan orang. Berdua mereka duduk saling
menyender.
"Yong-jie," kata pula Kwee Ceng kemudian, "Dari
suhu aku mendengar bagaimana kau di Tiat ciang Bio
telah dipaksa Auwyang Hong untuk mengikuti dia.
Bagaimana duduknya maka kemudian kau lolos dari
tangannya iblis itu?" oey Yong menghela napas.
"sayang karena itu maka musnahlah Kwie-in-chung
yang indah kepunyaan Liok suko," ia berkata masgul.
"Ketika itu si bisa bangkotan memaksa aku
menjelaskan artinya Kiu Im cin-keng. Aku bilangi dia,
menjelaskan kitab itu tidak sukar tetapi aku
membutuhkan tempat yang bersih dan tenang. Dia
bilang dia mengerti, dia hendak mencari sebuah kuil.
Aku menolak kuil, aku kata aku sebal sama hweeshio
dan aku pun tidak suka dahar sayur saja. Lantas dia
tanya, bagaimana mauku. Aku lantas membilang di
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwie-in-chung di Thay ouw, kataku tempatnya bagus,
makanannya lengkap dan lezat. si bisa bangkotan
setuju, dia menyatakan suka menuruti kehendakku."
"Kenapa dia tidak bercuriga?" tanya Kwee Ceng.
"Dia dapat menduga aku kenal pemilik dari Kwie-inchung
akan tetapi dia tidak takut. Dialah orang yang
besar kepala, yang tidak melihat mata kepada lain
orang. Dia bilang tidak perduli ada berapa banyak
sahabatku di Kwie-in-chung, dia sanggup melayaninya.
Ketika kita sampai di sana, Liok suko ayah dan
anaknya tidak ada di rumah, mereka lagi pergi
menjenguk nona Thia di Poo-eng, Kangpak. Kau tahu
sendiri, Kwie-in-chung itu diatur menurut Tho Hoa To.
Begitu tiba di sana, si bisa bangkotan lantas merasa
tidak wajar, sedang aku, dengan jalan berliku-liku,
lantas aku menghilang. Kapan dia tidak dapat mencari
aku, bangkitlah kemarahannya, dia lantas melepas api
membakar rumah itu." Kwee Ceng kaget, ia
mengeluarkan seruan tertahan.
"Aku telah menduga si bisa bangkotan bakal
membakar rumah, aku telah memberi kisikan pada
sekalian penghuninya untuk menyingkirkan diri siangsiang."
oey Yong melanjuti. "Bisa bangkotan itu lihay
sekali, habis membakar, dia pergi ke jalanan yang
menuju ke Tho Hoa To, guna memegat aku. Begitulah
beberapa kali hampir aku tercekuk dia. Akhirnya aku
berangkat ke Mongolia. Nyatanya dia mengintil terus,
Engko tolol, syukur kau tolol-tololan, jikalau kau sama
licinnya seperti si bisa bangkotan dan kau mencari aku
seperti dia mencarinya, pastilah aku bakal kena
terkepung, tak tahu aku mesti bersembunyi di mana"
Mendengar itu, Kwee Ceng tertawa.
"Tapi akhirnya ternyata kau pintar juga," berkata
oey Yong, "Kau mengerti bahwa dengan mendesak
Lou Yoe Kiak pasti bakal ada akal"
"Yong-jie, itulah kau yang mengajarnya."
"Aku yang mengajarnya di dalam impian." Pemuda
ini lantas menutur tentang impiannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
oey Yong tidak tertawa, tapi ia bersyukur.
" orang dulu membilang kesujutan dapat membuka
emas dan batu, itulah benar," katanya. " Karena kau
sangat memikirkan aku, sudah selayaknya dari siangsiang
aku menemukan kau."
"Yong-jie, baikkah kalau kemudian kau tidak
berpisah pula dari aku untuk selama-lamanya? "
Nona itu tidak menyahuti, ia hanya memandang
awan yang mengitari puncak. "Engko Ceng, aku
merasa dingin," katanya.
Dengan sebat Kwee Ceng mengerebongi si nona
dengan baju kulitnya.
"Marilah kita turun," katanya.
"Baiklah Besok malam kita berkumpul pula di sini,
nanti aku menjelaskan artinya Kin Im Cin-keng
kepadamu."
"Apa?" menanya Kwee Ceng heran.
semenjak tadi tangan kanan si nona telah
memegang tangan kiri si pemuda, sekarang ia
menggenggamnya erat-erat.
"Ayahku telah menterjemahkan bagian paling
belakang dari kitab itu, besok aku akan
menjelaskannya itu kepadamu," bilangnya.
Kwee Ceng berpikir. Ia heran. Bagian itu telah
dijelaskan it Teng Taysu, mengapa sekarang nona ini
menyebut ayahnya? Ia masih hendak menanya tegas
ketika si nona memencet tangannya, maka ia
membatalkannya. Ia tahu mesti ada sebabnya untuk
tingkah aneh pemudi ini.
"Baiklah," katanya akhirnya.
Sampai di situ, mereka turun dari puncak. untuk
pulang ke kemah mereka. oey Yong berbisik:
"Auwyang Hong juga telah naik ke puncak. selagi kita
bicara, dia mencuri mendengari di belakang kita."
Pemuda itu terperanjat. "Ah, mengapa aku tidak tahu?"
"Dia bersembunyi di belakang sebuah batu es yang
besar. Bisa bangkotan itu sangat licin tetapi kali ini dia
lupa satu hal. Meskipun es besar tetapi es terang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bagaikan gelas, tidak dapat dia pakai bersembunyi.
Dengan bantuannya sinar rembulan aku mendapat
lihat samar-samar tubuhnya itu." Kwee Ceng sadar
sekarang.
"Maka itu kau sengaja menyebut-nyebut Kin im Cinkeng,"
ia berkata.
"Ya. Aku hendak memancing dia naik ke puncak,
setelah itu kita merusaki tangga kaki kambing itu,
supaya dia tinggal menetap sebagai dewa hidup,
berkata si nona. Kwee Ceng memuji bagus. Ia
bersorak.
Besoknya pagi Jenghiz Khan menyerang pula kota,
tanpa hasil, hanya dia meninggalkan korban seribu
jiwa lebih.
Kwee Ceng sementara itu telah bersiap sedia.
Untuk merusak tangga kaki kambing, ia minta
bantuannya ketiga tianglo.
Auwyang Hong lihay sekali. Malam itu ia muncul,
tetapi ia memasang mata dari jauh-jauh. sebelum oey
Yong dan Kwee Ceng naik, ia terus bersembunyi.
Melihat akalnya tidak berjalan, oey Yong memikir
akal lain. ia memerintahkan
menyiapkan beberapa lembar dadung panjang,
dadung itu direndam dulu di minyak tanah. Di Khoresm
itu, di mana-mana terdapat sumber minyak tanah,
minyak mana oleh rakyat dipakai untuk masak nasi
dan lainnya. Menurut kitab Yuan shih, ketika Jenghiz
Khan menyerang kota Urungya, ibukota lama dari
Khoresm, ia telah menggunai minyak tanah membakar
rumah-rumah hingga kota menjadi pecah karenanya.
Dengan membawa dadung itu, Kwee Ceng berdua
oey Yong naik ke atas puncak, di dalam gua es,
mereka duduk memasang omong. Kali ini si pemuda
pun turut memasang mata secara diam-diam. Tidak
lama maka mereka melihat bayangannya see Tok
yang bersembunyi di belakang es besar. Karena
lihaynya, dia tidak mendatangkan suara apa juga. Dia
rupanya menduga kedua orang itu tidak melihat atau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mengetahui akan kedatangannya itu. oey Yong
berlagak pilon, terus ia menjelaskan bunyinya kitab Kiu
Im Cin-keng kepada Kwee Ceng, dan si anak muda
pun bersandiwara dengan menanya ini dan itu Tentu
sekali mereka merundingkan isi kitab yang asli hingga
mereka membuatnya Auwyang Hong girang tidak
terkira. see Tok pikiri " Kalau aku paksa budak itu,
tidak nanti dia bicara begini rupa. sekarang dengan
mencuri dengar, aku dapat mendengar dengan jelas."
oey Yong berbicara dengan perlahan, ia baru
menjelaskan tiga baris kata-kata, mendadak di kaki
puncak terdengar suara terompet, nyaring dan cepat.
Kwee Ceng berlompat berdiri seraya berkata: "Jenghiz
Khan menghimpunkan panglima, aku mesti lantas
turun"
" Kalau begitu, besok saja kita datang pula ke mari,"
berkata si nona.
"Tidak berhentinya kita mendaki puncak. tidakkah
itu sukar dan membuang tempo?" Kwee Ceng tanya.
"Apa tidak bisa kita bicara saja di dalam kemah?"
"Tidak" menyahut si nona. "Tua bangka Auwyang
Hong terus-terusan mencari aku. Tua bangka itu
sangat licin, sulit untuk menyingkir daripadanya, tetapi
meski kelicinannya itu, tidak nanti dia dapat menduga
kita membuat pertemuan di atas puncak ini."
Auwyang Hong mendengar itu, dengan sangat puas
ia kata di dalam hatinya: "Jangan kata baru puncak
sekecil ini, kau kabur ke ujung langit juga akan aku
dapat cari padamu"
" Kalau begitu, kau tunggulah di sini," kata Kwee
Ceng. "Di dalam tempo setengah jam aku akan
kembali."
"Baiklah," si nona mengangguk.
Pemuda itu turun dari puncak dengan hatinya tidak
tentram. Bukankah oey Yong ditinggal seorang diri?
Tapi mengingat yang see Tok sangat menginginkan
artinya kitab, ia mau percaya si nona tidak dalam
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bahaya langsung. Maka dapat ia melegakan hatinya
itu.
oey Yong menantikan hingga ia merasa si anak
muda turun dan selesai dengan tugasnya, ia
berbangkit seraya mengoceh seorang diri: " Entah di
puncak ini ada setannya atau tidak Kalau aku ingat
kepada Yo Kang dan enci Liam Cu, sungguh aku takut
Baiklah aku turun sebentar, sebentar aku datang pula
bersama-sama engko Ceng."
Auwyang Hong dapat mendengar ocehan orang itu,
tetapi dia tidak berani berkutik dari tempatnya
bersembunyi, dia khawatir si nona nanti melihat atau
mendengarnya. Maka leluasalah oey Yong pergi turun.
Kwee Ceng bersama ketiga tianglo menantikan di
kaki puncak. begitu oey Yong turun, begitu mereka
menyalakan api, membakar dadung yang telah
dilibatkan si anak muda di setiap undakan tangga kaki
kambing itu Dadung itu telah direndam di minyak,
maka itu
api lantas menyala, membakarnya dari bawah terus
ke atas. setiap kaki kambing jatuh ke bawah setelah
api bekerja melumerkan es yang melekat dan
membekukannya kuat sekali. Api itu pun
memperlihatkan pemandangan yang bagus, bagaikan
cacing melapai naik, sebab waktu itu cuaca gelap dan
es berkilau.
oey Yong bertepuk tangan memuji bagus. Katanya:
"Engko Ceng, bilanglah Kali ini kau masih hendak
memberi ampun atau tidak kepadanya?"
"Inilah yang ketiga kali, tidak dapat melanggar janji,"
menyahut si anak muda. oey Yong tertawa.
"Aku mempunyai akal," katanya. "Tanpa menyalahi
janji, aku bisa membinasakan dia untuk membalaskan
sakit hatinya gurumu semua." Kwee ceng girang
sekali.
"Yong-jie" katanya. "Benar-benar di dalam dirimu
semuanya tipu daya Apakah akalmu itu?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Akal gampang saja," menyahut si nona. "Kita
membiarkan si bisa bangkotan makan angin barat
daya selama sepuluh hari dan sepuluh malam, biar dia
kelaparan dan kedinginan, hingga habis tenaganya,
baru kita memasang pula tangga kambing ini untuk
menolongi dia. setelah dia ditolong turun dari sini,
bukankah itu berarti dia telah diberi ampun hingga tiga
kali?"
"Benar," Kwee Ceng menyahut.
" Karena dia telah diberi ampun tiga kali, kita tidak
usah sungkan-sungkan lagi," berkata si nona. "Kita
menanti padanya, begitu dia turun di bawah, kita lantas
turun tangan menyerang padanya. Kita dibantu ketiga
tianglo, kita berlima menyerang seorang yang sudah
setengah mampus, kau bilang, mustahil kita tidak
bakal menang?"
"Tentu saja kita bakal menang," terkata Kwee Ceng,
yang tapinya menggeleng kepala. "Dengan membunuh
dia secara demikian, aku anggap itulah bukan caranya
laki-laki sejati"
"Hm, dengan manusia sejahat dia kita masih bicara
tentang kehormatan?" berkata si nona dingin. "Ketika
dia membinasakan gurumu yang nomor dua dan
nomor empat itu, adalah dia ingat akan cara terhormat
itu?"
Kwee Ceng gusar sekali diperingati akan
kebinasaan guru-gurunya itu, matanya sampai terbuka
mendelik. Ia pun ingat, Auwyang Hong demikian lihay,
kalau dia diberi ampun, lain kali tidak ada lagi
ketikanya sebaik ini untuk ia membalaskan sakit hati
sekalian gurunya itu. Maka ia menggertak gigi.
"Baiklah, begitu kita bekerja" bilangnya, menyatakan
setuju.
segera setibanya di dalam kemah, muda mudi ini
lantas duduk berbicara terlebih jauh. Kali ini benarbenar
mereka berunding tentang Kin im Cin-keng.
Keduanya merasa senang sekali, sebab ternyata
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
selama satu tahun, mereka memperoleh kemajuan
pesat.
"Yong-jie," berkata Kwee Ceng kemudian.
"Jahanam Wanyen Lieh berada di dalam kota musuh
ini, kita dapat melihat dia tetapi tidak berdaya
membekuknya, maka itu bisakah kau memikir suatu
akal sempurna untuk memukuli pecah kota?"
"Selama beberapa hari ini aku terus
memikirkannya," menyahut si nona, "Hanya selama itu
aku belum peroleh daya yang dapat digunakan."
"Di dalam saudara-saudara Kay Pang ada belasan
yang cukup baik ilmunya enteng tubuh," kata si anak
muda, "Kalau mereka itu ditambah kita berdua,
dapatkah kita secara diam-diam mendaki tembok
kota?"
"Tembok kota itu terjaga kuat sekali, setiap tombak
ada penjagaan belasan tukang panahnya," berkata si
nona. "Sulit untuk melewati mereka semua. Laginya di
dalam kota ada puluhan laksa serdadu, apa yang kita
belasan orang dapat kerjakan? Untuk memaksa
membuka pintu kota pun sukar." Kwee Ceng berdiam.
Demikian malam itu dilewatkan.
Besoknya Jenghiz Khan mencoba menyerang pula
kota, ia gagal. Kegagalan itu berlangsung selama tiga
hari terus-menerus. Di hari keempat turun saiju besar.
"Mungkin tidak sampai sepuluh hari, Auwyang Hong
bakal setengah mati karena kedinginan," berkata Kwee
Ceng sambil ia mengawasi ke puncak gunung.
"Dia sempurna ilmu tenaga dalamnya, dia dapat
bertahan sepuluh hari," kata oey Yong. Tapi baru habis
ia menutup mulutnya, berdua Kwee Ceng ia terkejut
melihat dari atas puncak ada benda yang jatuh.
Kemudian si nona bertepuk tangan dan kata
kegirangan: "si bisa bangkotan tidak tahan, dia
membunuh diri"
Tapi Auwyang Hong tidak jatuh cepat dan meluncur
langsung, hanya tubuhnya itu memain, melayanglayang
bagaikan layangan. Menyaksikan itu, kedua
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
muda mudi ini heran. Mereka mengawasi terus.
Mestinya orang jatuh langsung dan tubuhnya bakal
hancur luluh. Kenapa sekarang tubuh see Tok turun
perlahan-lahan? Adakah dia mengerti ilmu siluman?
Ketika Auwyang Hong sudah turun semakin ke
bawah, baru terlihat apa yang benar. Dia bertelanjang
seluruh tubuh, di atasan kepalanya nampak dua buah
benda seperti bola bundar yang besar.
"sayang-sayang" kata si nona setelah ia melihat
tegas. Ia lantas mengerti duduknya hal.
Auwyang Hong itu terserang hebat hawa dingin dan
lapar. Dia berotak kuat, dengan lantas dia dapat
memikir akal. Bukankah tidak ada tangga untuk turun
dan dia tidak dapat lompat turun? Maka dia menggunai
akalnya. Untuk itu, terpaksa dia membuka baju dan
celananya juga, dengan itu dia membuat dua buah
buntalan seperti karung bulat, seperti bola. Dengan
menggertak gigi, dengan kedua buah karung itu diikat
di pinggangnya, dia berlompat turun. Dia membuang
diri tetapi ini daya semata-mata untuk menolong
jiwanya. Karung itu terkena angin, yang masuk ke
dalamnya, lalu menjadi kembung dan bulat, maka
dengan bantuan bola istimewa itu, tubuhnya tertahan,
turunnya perlahan-lahan. saking mahirnya tenaga
dalamnya, dia dapat melawan hawa dingin, meskipun
benar kedua tangannya hampir beku.
Turunnya Auwyang Hong ini dari atas puncak dapat
dilihat oleh tentara dari kedua pihak, mereka itu heran
sekali, lantas ada yang menduga kepada dewa, maka
banyak serdadu yang bertakhyul pada berlutut dan
memuji.
Kwee Ceng mengawasi. Karena Auwyang Hong
terbawa angin, mungkin dia bakal turun di dalam kota.
Ia lantas menyiapkan panahnya, ia menunggu sampai
Auwyang Hong terpisah dari tanah beberapa puluh
tombak. la melepaskan panah berantainya. Ia
mengharap mengenai sedikitnya payung bolanya
siBisa dari Barat, supaya dia jatuh dengan terluka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
parah. Tapi see Tok lihay, dia melihat datangnya anak
panah, dia menangkis dengan kakinya. Menyaksikan
kejadian yang luar biasa itu, tentara bersorak memuji.
Jenghiz Khan yang telah menerima laporan dari
Kwee Ceng, juga menitahkan tentaranya melepaskan
anak panah, maka hebatlah datangnya serangan.
Auwyang Hong mendapat lihat ancaman bahaya itu,
dia menjadi nekat. Dia melepaskan kedua tangannya,
hingga lantas saja dia jatuh dengan kepala turun
terlebih dulu. Kembali puluhan ribu serdadu bersorak
riuh.
Auwyang Hong turun tepat ke dalam kota, di
betulan sebuah bendera besar. Dia menyambar
dengan kedua tangannya, dia memegang keras kain
bendera. Dia bertubuh berat, kain bendera itu robek.
Tapi justru dia menjambret, hingga tubuhnya sedikit
tertahan, kedua kakinya pun menyambar ke arah tiang
bendera, maka dilain saat lenyaplah dia di dalam kota.
Tentara di kedua pihak heran, mereka bicarakan
urusan itu hingga mereka melupakan peperangan.
"Kali ini dia terhitung tidak diberi ampun," berpikir
Kwee Ceng, yang segera menyesal sekali, "Dia jadi
masih mempunyai ketikanya satu kali lagi. Tentunya
oey Yong masgul sekali"
Ketika ia berpaling kepada si nona, nona itu justru
nampak girang, dia bersenyum. Ia menjadi heran.
"Yong-jie, mengapa kau bergembira?" tanyanya.
si nona bertepuk tangan, dia tertawa.
"Aku hendak mempersembahkan hadiah besar
kepadamu, kau senang atau tidak?" dia balik
menanya.
"Apakah itu?"
"Kota samarkand" Kwee Ceng tercengang.
"si bisa bangkotan barusan mengajari aku tipu daya
memecahkan kota," berkata si nona. "Pergi kau
menyiapkan pasukan perangmu, sebentar malam kau
bakal berhasil"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
selagi pemuda itu masih belum mengerti, nona ini
berbisik di kupingnya. Baru setelah mendengar itu, dia
juga girang hingga dia bertepuk-tepuk tangan.
siang itu Kwee Ceng memberi titah rahasia kepada
semua serdadunya, untuk mereka itu memotong tenda
mereka masing-masing, guna membikin sebuah
payung kecil, yang ukurannya ia berikan, payung mana
mesti diikatkan tambang. Titah itu diberi batas waktu,
ialah semua payung mesti sudah rampung di dalam
tempo setengah jam. Ia membutuhkan selaksa buah.
semua serdadu menjadi heran. Pula, di waktu hawa
begitu dingin, tanpa tenda, bagaimana mereka bisa
melindungi diri? Tapi titah ialah titah. Maka bekerjalah
mereka.
Masih ada titah lainnya dari Kwee Ceng. Pertamatama
titah mengumpulkan kerbau dan kambing di kaki
puncak, di mana orang mesti menanti titah lebih jauh
untuk bekerja. selaksa serdadu diperintah pergi ke
tempat tigapuluh lie di luar pintu kota utara, untuk di
sana mereka itu mempersiapkan diri dalam empat
barisan Thian-hok. Tee-cay, Hong- yang dan In-sui.
Mereka mesti menanti waktu untuk membekuk musuh.
Lagi selaksa serdadu diperintah mengambil tempat di
kiri dan kanan pintu utara itu, mereka mesti mengatur
diri dalam empat barisan Liong-hui, Houw-ek. Niauwsiang
dan coa-poan. Tugas mereka ini ialah mendesak
memaksa musuh masuk ke dalam empat barisan yang
lainnya itu. Kemudian, selaksa serdadu yang ketiga
diperintah siap sedia untuk tugas yang akan diberikan
terlebih jauh.
Demikian malam itu, setelah bersantap. empat
laksa serdadu diberangkatkan. Lebih dulu dua laksa
jiwa dikirim ke pintu kota, lalu yang selaksa ke kaki
puncak. dan yang selaksa lagi untuk bersiap sedia.
Kwee Ceng menitahkan satu serdadu pengiringnya
pergi pada jenghiz Khan untuk memberitahukan yang
kota musuh bakal terpukul pecah, dari itu junjUngan itu
diminta menyiapkan barisannya untuk menyerbu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Jenghiz Khan heran, ia bersangsi. Maka ia
memerintahkan si serdadu pergi memanggil Kwee
Ceng datang padanya, untuk ditanya tegas, tetapi
serdadu itu membilangi: "sekarang ini Kim Too Huma
tentu sudah memimpin pasukan perangnya menyerang
musuh, ia hanya menantikan Kha Khan membantu
padanya."
Benar juga, disana sudah lantas terdengar
tentaranya Kwee Ceng membunyikan terompet
perang. Di sana seribu lebih serdadu telah bekerja
menyembelih kerbau dan kambing untuk membuat
tangga istimewa, pekerjaan mana dilakukan oleh
orang-orang Kay Pang yang dapat bergerak dengan
cepat dan gesit. Maka dengan lekas telah
terampungkan seratus lebih tangga istimewa itu.
setelah itu, Kwee Ceng sendiri yang mulai, yang
mengasih contoh mendaki tangga itu, untuk naik ke
atas puncak gundul. Ia ditiru oleh selaksa serdadu.
Hanya mereka ini dibantu dengan dadung yang
diikat di pinggang mereka, perlahan mereka
merayapnya naik. Atas titah yang keras, mereka itu
dilarang mengasih dengar suara apa-apa.
Puncak tidak luas, selaksa serdadu tidak bisa
ditempatkan di situ, maka itu Kwee Ceng sudah lantas
menitahkan rombongan pertama mengikat payung di
pinggang dan memegang golok di tanah, setelah ia
memberi tanda dengan tepukan tangan, mereka itu
pada berlompat ke arah kota musuh, ke pintu kota
selatan guna mulai dengan penyerangan mereka. Pula
ia sendirilah yang memberi contoh dengan berlompat
paling dulu.
semua serdadu telah melihatnya tadi siang
bagaimana Auwyang Hong berlompat turun dari
puncak itu, maka dengan berani mereka meniru
perbuatan kepala perang mereka. Maka sekejab saja,
udara seperti penuh dengan payung manusia itu.
Rombongan demi rombongan tentara itu pada
menerjunkan diri
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
oey Yong menanti di batu es, senang ia
menyaksikan rampungnya tindakan permulaan itu. Ia
kata di dalam hatinya: "Jenghiz Khan berhasil atau
tidak, itu tidak ada hubungannya sama aku, hanya
kalau engko Ceng menuruti perkataanku, dia sekalian
dalam melakukan sesuatu yang besar."
Kwee Ceng adalah yang pertama tiba. Belum
sampai di tembok kota, ia sudah melepaskan
payungnya, dan belum lagi kakinya menginjak tanah,
ia sudah putar goloknya yang besar menyerang
serdadu-serdadu penjaga kota itu.
Di dalam kota ada sejumlah serdadu yang melihat
datangnya musuh dengan cara yang luar biasa itu,
mereka kaget dan heran, mereka pun takut, hilang
semangat berkelahinya.
Lagi pula, tentara yang pertama turun itu ada dari
rombongan Kay Pang, dari itu hebat penyerangan
mereka ini, dengan lantas mereka mendekati pintu
kota. Tentara Mongolia menyusul belakangan. Di
antara mereka ini ada beberapa ratus yang gagal,
payung mereka rusak. jiwa mereka melayang. pula
mereka yang sampainya ditanah terpencar, banyak
yang kena dikurung, ditangkap atau dibinasakan
tentara Khoresm. Di antara tentara itu, dalam sepuluh
sembilan yang mendarat dengan berhasil. Dengan
titahnya Kwee Ceng, mereka ini memecah diri, ialah
yang separuh menyerang musuh, yang separuh lagi
memaksa menerjang pintu kota untukdibuka dan
dipentang.
Tentu sekali penyerangan itu sangat mengacaukan
musuh, suara pertempuran juga sangat berisik Jenghiz
Khan mendengar suara itu, ia mau percaya Kwee
Ceng tidak melaporkan hal yang tidak-tidak. maka ia
lantas bekerja, menitahkan pasukannya maju ke pintu
kota, untuk menyerang musuh.
Pintu kota selatan sudah lantas terpentang,
beberapa ratus serdadu Mongolia berjaga-jaga di situ,
membiarkan ribuan kawannya masuk. untuk bekerja
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sama. Kawan- kawan yang lainnya menerobos terus
saling susul.
Belum sampai fajar, buyar sudah tentara Khoresm
yang melindungi pintu kotanya.
shah Muhammad diberitahukan di pintu kota utara
belum ada musuh dia memerintahkan membuka pintu
kota itu, untuk melarikan diri dari sana. Di sana telah
menanti barisan sembunyi dari Kwee Ceng, barisan itu
menyambut musuh dengan penyerangan mereka dari
kiri dan kanan.
shah tidak berniat berkelahi lagi. Dia menyuruh
Wanyen Lieh bertahan di sebelah belakang, dia sendiri
bersama barisan pengiringnya membuka jalan untuk
molos dari kepungan, guna kabur paling dulu.
Biar penjagaan rapat tetapi karena musuh
berjumlah lebih besar dan mereka itu nekat, pasukan
Khoresm itu bisa juga mendesak.
Kwee Ceng terutama hendak mencari Wanyen Lieh,
ia mengubar pangeran Kim itu, yang dapat dikenali
dari kopiah perangnya yang terbuat dari emas dan
berkilauan. Beberapa kali ia diwartakan musuh bakal
bisa lolos diakhirnya, terpaksa ia memegang pimpinan
juga.
Pertempuran yang kacau itu berjalan terus sampai
terang tanah, banyak musuh yang tertawan tetapi di
antaranya Wanyen Lieh tak tampak. Jenghiz Khan
telah lantas berkumpul di istana shah.
Kwee Ceng lagi membereskan pasukannya,
mengurus yang terbinasa dan menghibur yang terluka
ketika ia mendengar terompet emas dari khan yang
agung. Dengan lantas ia lari mentaati panggilan. Di
depan istana ia melihat satu pasukan kecil, di
antaranya ada oey Yong bersama ketiga tianglo. si
nona lantas menepuk tangan, maka dua serdadunya
menggotong sebuah kantung goni yang besar.
"Eh, coba kau terka, apakah isinya karung ini?" ia
tanya si anak muda. Ia tertawa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Di dalam kota ini terdapat banyak barang luar
biasa, mana bisa aku menerka?" sahut si anak muda,
yang pun tertawa.
"Hendak aku menghadiahkannya kepada kau, pasti
kau girang," kata si nona pula.
Tiba-tiba Kwee Ceng ingat halnya Kiu Cian Jin di
"Tiat Ciang Hong menghadiahkan Lam Kim sebagai
bingkisan untuk Yo Kang, nona itu dimasuki ke dalam
keranjang, maka ia menduga, mesti oey Yong telah
mendapatkan nona yang cantik dan ia sekarang
hendak digoda. "Ah, aku tidak mau," ia kata sambil
menggoyang kepala.
"Apakah benar-benar kau tidak mau?" oey Yong
tanya sambil tertawa. "Awas, setelah kau melihat,
jangan kau menarik pulang kata-katamu"
Tanpa menantijawaban, nona oey mengulur
tangannya, untuk mengangkat karung itu, untuk
mengeluarkan isinya yang benar saja ada seorang
orang dengan rambut kusut dan mukanya penuh
darah, pakaiannya seragam dari satu serdadu
Khoresmia, hanya ketika diawasi, dialah Wanyen Lieh
atau Chao Wang, pangeran dari Kim. Maka bukan
main girangnya.
"Yong-jie" ia berseru. "Di mana kau dapat
membekuk dia?"
"Aku melihat serombongan serdadu kabur dari pintu
kota utara," menyahut si nona, "Pasukan itu memakai
bendera chao Wang dan seorang panglima dengan
kopiah emas dan jubah perang tersulam kabur ke arah
timur. Aku tahu Wanyen Lieh sangat licik, tidak bisa
terjadi diwaktu kekalahan sebagai itu dia masih berani
mengibarkan benderanya dan tetap memakai kopiah
dan seragamnya, lantas aku menduga itulah mesti akal
belaka guna mengelabui orang. Kalau benderanya ke
timur, dia mesti kabur kebarat. Maka bersama Lou
Tianglo beramai aku bersembunyi menjaga di sebelah
barat. Benarlah dugaanku, di sana aku berhasil
membekuk jahanam ini."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng menjura dalam kepada nona itu. Ia
sangat bersyukur.
"Yong-jie," ia berkata, "Kau telah membalaskan
sakit hatinya ayahku, aku tidak tahu apa aku mesti
bilang padamu." oey Yong tertawa.
"Itulah hal kebetulan saja," ia berkata. "Kau telah
mendirikan jasa besar, kau pasti bakal diberi hadiah
oleh khan yang agung. Itulah baru bagus"
"Sebenarnya aku tidak mengharapkan jasa,"
berkata si anak muda yang polos.
"Engko Ceng, ke mari," kata si nona kemudian,
perlahan, seraya bertindak ke samping. Kwee ceng
mengikuti.
"Benarkah di dalam dunia ini tidak ada apa-apa
yang dikehendakimu?" si nona tanya. Pemuda itu
melengak.
"Melainkan satu keinginanku," jawabnya. "Ialah agar
untuk selama-lamanya aku tidak dapat berpisah dari
kau." oey Yong mengawasi.
"Hari ini kau mendirikanjasa besar ini, aku percaya
umpama kata kau menyebabkan khan yang agung
gusar tidak nanti dia menghukummu" katanya.
Pemuda itu belum mengerti, ia berdiam.
"Ah" katanya.
" Kalau hari ini kau minta pangkat atau gelaran, dia
pasti menerimanya dengan baik," berkata pula si nona.
"Kalau juga kau minta dia jangan menghadiahkannya,
dia juga sukar menolaknya. Yang penting sekarang
ialah kau mesti mendayakan agar dia menjanjikannya
dengan mulutnya sendiri apa juga yang kau minta dia
mesti meluluskannya."
"Benar" kata si anak muda, singkat.
Mendengar jawaban hanya sebegitu, oey Yong
menggoyang kepala. Ia mendongkol. "Rup,anya
kedudukan sebagai Kim Too Huma paling jempol,
bukankah?" ia kata. Kwee Ceng terkejut. sekarang ia
sadar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku mengerti sekarang" katanya. "Bukankah kau
menghendaki aku menolak jodoh putrinya, supaya dia
berjanji dulu, baru aku mengutarakan permintaanku?
Dengan begitu dia jadi tidak dapat menolak.
bukankah?" oey Yong tetap kurang puas.
" Itulah terserah padamu Mungkin kau tetap suka
menjadi menantu raja.."
"Yong-jie," berkata si anak muda, "Memang Gochin
Baki sangat mencintai aku, tetapi aku, aku menyayangi
dia seperti saudara saja, bahwa dulu hari aku tidak
menampik, itulah karena aku hendak menepati janji
belaka, maka kalau khan yang agung suka menarik
keputusannya, sungguh itu bagus untuk kedua belah
pihak." Mendengar itu, baru lega hati si nona. Ia
menatap pemuda itu.
sementara itu terdengar suara terompet emas yang
kedua kali.
Kwee Ceng mencekal tangan si nona. "Yong-jie,
kau tunggu kabar baik saja" bilangnya. Terus ia masuk
ke dalam istana dengan menggiring Wanyen Lieh.
Melihat munculnya si anak muda Jenghiz Khan
girang sekali. Ia berbangkit dari kursinya, untuk
menyambut sendiri, ia menarik tangan orang guna
berjalan bersama. ia terus menitahkan orang
mengambil sebuah kursi, untuk menyuruh anak muda
itu duduk di sisinya.
Kwee Ceng lantas memberitahukan bahwa Wanyen
Lieh telah dapat ditangkap. Ia lantas menitahkan agar
orang tawanan itu dibawa menghadap.
Jenghiz Khan menjadi terlebih girang lagi. Dia
melihat pangeran Kim itu berlutut di depannya, ia
mendupak dengan kaki kanannya ke kepala orang.
"Ketika dulu hari kau datang ke Mongolia dengan
tingkah kerenmu, pernahkah kau memikir bakal datang
satu hari seperti ini?" ia tanya. Wanyen Lieh tahu ia
bakal mati, ia mengangkat kepalanya.
"Dulu hari itu negaraku, negara Kim, kuat, aku
menyesal tidak lebih dulu memusnahkan Mongolia"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
katanya dengan berani. "Begitulah maka terjadi
bencana hari ini"
Jenghiz Khan tertawa lebar. Tidak ayal lagi, ia
menitahkan menghukum mati pada orang tawanannya
itu.
Maka Wanyen Lieh lantas digusur keluar istana,
untuk menerima nasibnya.
Belum ada tanggapan untuk "Cersil Ke 23 Kwee Ceng Pendekar Lugu"
Posting Komentar