Cerita Silat Pendekar Matahari : Kwee Ceng 10
baca juga:
"Dia ahli waris satu-satunya dari Kanglam Liok
Koay!" kata si nona. "Sekarang ini kepandaiannya
Kanglam Liok Koay tidak sama lagi seperti dulu, maka
jikalau mereka hendak mengambil nyawamu,
gampangnya sama seperti mereka membalikkan
telapak tangan! Hari ini mereka memberi ampun
padamu, itu artinya mereka telah memberi muka, tetapi
kau tidak tahu selatan, kau masih membuka mulut
besar!"
"Fui! Aku menghendaki diampunkan mereka? Eh,
Liok Koay, benarkah kau telah memperoleh kemajuan
besar? Mari, marilah kita coba-coba!"
"Perlu apa sampai mereka sendiri turun tangan?"
berkata pula Oey Yong. "Sekalipun muridnya seorang
diri, tidak nanti kau dapat memenangkannya!"
Tiauw Hong bergusar hingga ia berkoakan. "Jikalau
dalam tiga jurus aku tidak dapat membikin dia
mampus, di sini juga aku akan membenturkan diriku
hingga binasa!" teriaknya.
Si Mayat Besi ingat pertempurannya sama Kwee
Ceng di dalam istana, ia ketahui baik kepandaian
orang, ia hanya tidak mendapat tahu, sesudah
berselang beberapa bulan, pemuda ini telah mendapat
didikannya Kiu Cie Sin Kay dan kepandaiannya telah
maju pesat sekali.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Baiklah!" tertawa Oey Yong. "Semua orang di sini
menjadi saksinya! Tiga jurus terlalu sedikit, aku beri
batas sampai sepuluh jurus!"
"Tidak," berkata Kwee Ceng. "Akan aku menemani
cianpwee main-main limabelas jurus!"
"Sekarang mintalah Liok Suko serta tetamu dengan
siapa suci datang bersama untuk tolong
menghitungnya!" berkata Oey Yong pula.
Tiauw Hong heran. "Siapa yang menemani aku
datang ke mari?" tanyanya. "Aku datang seorang diri.
Perlu apa aku memakai kawan?"
"Habis itu siapa di belakang suci?" Oey Yong tanya.
Dengan tiba-tiba Tiauw Hong menyambar ke
belakang, cepatnya bukan main.
Orang tidak melihat si baju hijau berkelit, tahu-tahu
dia telah lolos dari sambaran itu. Sampai itu waktu,
anehnya, ia masih terus membungkam.
Tiauw Hong tidak menyerang pula tetapi ia lantas
merasakan sesuatu. Ketika itu malam ia melayani
Auwyang Kongcu bertempur diwaktu mana ia
mendengar suara seruling, yang membebaskan ia dari
kurungan barisan ular, ia telah menghanturkan terima
kasih ke tengah udara, sebab ia tak tahu siapa si
peniup suling yang membantunya itu. Sejak itu ia
merasakan ada suatu apa di belakangnya, sia-sia
belaka segala pertanyaannya dan sambarannya, ia
tidak mendapatkan hasil, sampai ia mau merasa
mungkin ia kurang sehat, hingga mau ia menerka
kepada hantu. Sekarang, mendengar perkataannya
Oey Yong itu, ia tidak ragu-ragu lagi. Tentu saja ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menjadi kaget sekali.
"Kau siapa?!" ia tanya, suaranya menggetar. "Mau
apa kau selalu mengikuti aku?!"
Orang itu tidak menjawab, ia seperti tidak
mendengarnya.
Tiauw Hong lompat menubruk. Kembali ia gagal.
Nampaknya orang itu tidak bergerak tetapi ia tidak
kena diserang.
Semau orang menjadi kaget dan heran. Pastilah
orang itu lihay luar biasa.
Liok Seng Hong sudah lantas menegur, katanya,
"Tuan, dari tempat yang jauh kau datang kemari, aku
belum sempat menyambutnya, silahkan duduk!
Maukah Tuan minum arak?"
Kembali si baju hijau tidak menyahuti, bahkan ia
membalik tubuhnya, untuk berlalu.
"Kaukah yang meniup seruling menolongi aku?"
tanya Tiauw Hong.
Orang heran. Tiauw Hong ditolongi orang itu?
Orang pun heran, lihay sebagai dianya, si Mayat Besi
ini tidak ketahui orang sudah berlalu.
"Bwee Suci, orang itu sudah pergi?" Oey Yong
memberitahu.
"Dia sudah pergi?" Tiauw Hong heran.
"Ya, dia sudah pergi," menerangkan Oey Yong.
"Pergi kau susul dia, jangan kai main galak-galak di
sini!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiauw Hong menjublak sekian lama, wajahnya
berubah-ubah. Nampaknya ia berduka. Lalu mendadak
dia berseru,: "Bocah she Kwee, kau sambutlah!" Lalu
dua tangannya bergerak, sepuluh jari tangannya
nampak seperti api yang marong. Toh ia tidak
menyerang.
"Aku di sini," Kwee Ceng menjawab.
Baru saja ia mendengar "Aku" itu atau tangan
kanan Tiauw Hong sudah berkelebat menyusul mana
tangan kirinya, dengan lima jarinya, menyambar ke
muka orang.
Kwee ceng lihat serangan itu, ia mengegos
tubuhnya, sembari berkelit, ia menyerang dengan
tangan kirinya.
Tiauw Hong dapat mendengar suara serangan,
hendak ia menangkis tetapi sudah tidak keburu,
dengan mendatangkan suara, pundaknya kena dihajar
hingga ia mundur tiga tindak. Karena ia telah diserang
denagn salah satu jurus dari Hang Liong Sip-pat
Ciang. Tapi ia lihay luar biasa, lekas sekali ia berbalik
dan tangannya menyambar.
Inilah Kwee Ceng tidak sangka dan ia menjadi
kaget sekali, hanya ia kaget untuk percuma-cuma,
karena segera juga ia telah kena dicekal lengan
kanannya pada tiga jalan darah Iwee-kwan, gwa-kwan
dan hwee-cong. Sebenarnya ia senantiasa siap sedia
dan berjaga-jaga, sudah ia mendengar keterangan
guru-gurunya tentang lihaynya Kiu Im Pek-ku Jiauw,
sekarang toh ia kena tercekal. Ia menjerit celaka,
separuh tubuhnya menjadi lemas. Disaat berbahaya itu
ia masih ingat untuk berdaya. Ia tekuk dua jeriji tangan
kanannya, jeriji telunjuk dan tengah, dengan itu ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyerang ke dada lawannya. Seharusnya serangan
itu disusul dengan serangan tangan kiri tetapi tangan
kirinya itu tercekal lawan, terpaksa ia mennggunakan
sebelah tangan saja. Ini pun ada suatu jurus dari Hang
Liong Sip-pat Ciang itu.
Bwee Tiauw Hong dapat mendengar serangan ini,
yang anginnya luar biasa. Ia tidak menangkis, ai
berkelit, tidak urung ia kena terhajar juga, hanya sebab
ia berkelit itu, yang menjadi sasaran ialah pundaknya.
Ia merasakan dorongan yang keras sekali, hingga
terpaksa ia ayun tangannya melepaskan cekalan.
Kwee Ceng menyerang seraya berbareng mencoba
menarik diri, untuk meloloskan tangannya yang dicekal
itu, karena dilepaskan, tubuhnya terpental. Sebaliknya
tubuh si Mayat Besi terdampar karena serangannya
itu. Maka keduanya sama-sama terhuyung mundur,
punggung mereka masing-masing mengenai pilar.
Besar dan tangguh pilar itu, benturan tidak
menyebabkannya patah atau roboh, akan tetapi akibat
benturan membuatnya genteng dan batu pecah dan
meluruk jatuh.
Banyak chungteng menjadi kaget, sambil
berteriakan mereka lari keluar.
Kanglam Liok Koay saling mengawasi, mereka
heran dan berbareng girang.
"Darimana anak Ceng mendapatkan pelajaran ini?"
mereka saling menanya di dalam hatinya. Han Po Kie
sampai melirik kepada Oey Yong, karena ia menduga
mestilah si nona yang mengajarinya.
Pertempuran sudah berjalan terus. Kedua pihak
sama-sama mengeluarkan kepandaiannya. Tiauw
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hong berkelahi dengan sengit, karena ia gusar dan
penasaran. Kwee Ceng berlaku gesit dan waspada. Si
Mayat Besi berlompatan ke delapan penjuru, anginnya
menyambr-nyambar.
Kwee Ceng ingat pelajaran Ang Cit Kong tentang
ilmu "Lok Eng Ciang", ia tetap bersilat dengan Hang
Liong Sip-pat Ciang, ia putar balik semua lima belas
jurusny. Ia berhasil dengan cara berkelahi ini. Bukan
limabelas, bahkan sudah hampir limapuluh jurus.
Tiauw Hong masih belum berhasil merobohkan atau
menawan lawannya seperti bermula tadi. Bahkan
untuk mendesak saja ia tak sanggup.
Oey Yong menonton dengan tertawa atau
tersenyum-senyum, mukanya yang boto menjadi
manis sekali. Sedang Kanglam Liok Koay berdiri
terbengong-bengong. Liok Seng hong pun mnejublak
bersama putranya.
"Hebat kemajuan Bwee Suci ini," tuan rumah itu
berpikir, "Kalau aku mesti melawan dia, dalam sepuluh
jurus saja pastilah aku telah kehilangan jiwaku… Tapi
ini Kwee laotee yang masih begini muda, kenapa dia
begini lihay? Oh, sungguh mataku kabur! Syukur aku
perlakukan dia dengan hormat, tidak sampai aku
berlaku tak kurang horamt terhadapnya…"
Sampai di situ Oey Yong berseru, "Bwee Suci,
sudah enam puluh jurus lebih! Masihkah kau tidak mau
menyerah?"
Tiauw Hong mendongkol bukan kepalang. Dengan
latihannya beberapa puluh tahun, ia tidak sanggup
menjatuhkan satu bocah. Lantaran ini, ia tidak ambil
mumat suaranya Oey Yong, bahkan sebaliknya, ia
menyerang dengan terlebih hebat, sambarannya
dilakukan saling susul dengan cepat luar biasa. Ia tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
merasa dengan begitu ia nyata kalah imbangan.
Bukankah kedua matanya buta? Bukankah karena
kemurkaannya, ia jadi tidak dapat memusatkan
pikirannya? Di pihak lain, Kwee Ceng awas kedua
matanya, lincah tubuhny. Pemuda ini telah menghisap
darah ular dan memperoleh Hang Liong Sip-pat Ciang.
Pertempuran berlanjut sampai seratus jurus lebih.
Setelah ini, Wee Tiauw Hong dapat juga berpikir. Ia
mulai meraba-raba ilmu silat lawannya yang cilik ini. Ia
merasa tidak dapat ia menyerang dari dekat. Maka ia
menjauhkan diri dari Kwee ceng setombak lebih. Ingin
ia membuatnya lawan itu letih.
Memang juga disebabkan usainya muda dan
latihannya belum sempurna, lama-lama Kwee Ceng
berkurang kelincahannya.
Oey Yong tahu kawannya bisa celaka, maka ia
berteriak-teriak pula: "Bwee Suci, seratus jurus sudah
lewat! Sudah hampir duaratus jurus! Apakah kau tetap
tidak hendak menyerah?!"
Tiauw Hong berlagak tuli, ia menyerang tak
hentinya.
Bingung juga Oey Yong, tetapi dasar licik, segera ia
mendapat akal.
"Engko Ceng, lihat aku!" ia memanggil. Ia melompat
ke depan pilar.
Dua kali Kwee Ceng berkelit, untuk menjauhkan diri,
mendengar suaranya Oey Yong, ia menoleh. Bagitu ia
melihat orang lari memutarkan pilar, ia sadar. Maka ia
pun berlompat ke pilar itu.
Tiauw Hong mengetahui kemana orang menyingkir,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ia lompat menyusul.
Tepat di dekat pilar, Kwee Ceng berkelit, lari ke
belakang pilar itu. Ia baru berkelit atau sambarannya
Tiauw Hong sudah tiba, tepat lima jarinya nancap di
pilar itu, yang disangkanya adalah tubuh musuh.
Bukankah ia cuma mengandalkan suara angin?
Kwee Ceng tidak cuma bersembunyi, ia pun
membalas menyerang. Tapi hebat tenaga menolak
dari Tiauw Hong, meski si Mayat Besi terpental, ia pun
mesti mundur juga. Lima jarinya Tiauw Hong terlepas
dari pilar.
Tiauw Hong bertambah-tambah gusar, saking
sebatnya, ia sudah berlompat pula untuk menyerang
lagi. Hebat untuk Kwee Ceng yang belum sempat
memperbaiki diri, kendati dia dapat berkelit, tidak
urung bajunya kena kesambar hingga robek dan
lengannya kena terlanggar. Syukur untuknya, ia tidak
terluka. Ia menjadi gentar hatinya. Tapi ia melawan
terus, malah ia membalas menyerang. Habis itu baru
ia melompat pula mundur ke belakang pilar itu.
Sengaja ia mengasih dengar suara, hingga Tiauw
Hong menyambar pula. Kali ini lima jari si Mayat Besi
kemabli nancap di pilar itu.
Barulah kali ini Kwee Ceng tidak menyerang.
"Bwee Cianpwee," ia berkata, "Kepandaianku tidak
dapat melayani kau, sukalah kau menaruh belas
kasihan padaku."
Dengan kata-katanya ini, bocah ini telah memberi
muka. Ia tidak kalah, mungkin ia lebih ungggul.
Dengan mengandal sama pilar itu, ia toh tak bakalan
kalah. Tapi ia suka mengalah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bwee Tiauw Hong menyahut dengan dingin:
"Jikalau kita mengadu kepandaian, setelah tiga jurus
aku tidak dapat mengalahkan kau, seharusnya aku
mesti menyerah. Tapi sekarang kita bukan lagi
mengadu kepandaian, aku hanya hendak menuntut
balas, meski aku sudah kalah bertaruh, toh aku mau
berkelahi terus! Tidak dapat tidak, mesti aku
membunuh kau!"
Kata-kata ini disusul dengan serangan saling susul,
dengan tangan kiri tiga kali, dengan tangan kanan tiga
kali juga, semuanya mengenai pilar, sembari
menyerang secara hebat itu, dia berseru. Serangannya
yang terakhir adalah dua tangan berbareng, hebat
kesudahannya, dengan menerbitkan suara nyaring,
pilar itu patah bagian tengahnya!
Semua hadirin adalah orang-orang lihay, walaupun
mereka kget, mereka toh dapat menolong diri.
Semuanya lantas menlompat keluar. Koan Eng lompat
setelah ia sambar ayahnya, yang ia terus pondong.
Boleh dibilang sekejap saja, runtuhlah sebagian
ruangan itu.
Celaka untuk Toan Tayjin, si komandan tentara,
cuma ia yang tidak keburu lari, maka ia ketimpa dan
ketindihan kedua kakinya. Ia menjerit-jerit meminta
tolong.
Wanyen Kang lantas maju untuk menolongi, dalam
kekacauan itu, hendaknya keduanya lantas melarikan
diri, akan tetapi disaat mereka memutar tubuh,
mendadak mereka merasakan punggung mereka
kaku, tak tahu mereka siapa yang sudah menotoknya.
Bwee Tiauw Hong sendiri memperhatikan Kwee
ceng seorang. Diwaktu si anak muda berlompat, ia pun
lompat menyusul, maka itu setibanya mereka di depan,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yaitu di luar ruangan, di mana cahaya rembulan
guram, keduanya sudha bertempur pula. Anginnya
gerak-gerik mereka berdesiran, dan tulang-tulangnya
Bwee Tiauw Hong berbunyi berperetekan. Perempuan
ini jauh terlebih hebat daripada di dalam tadi.
Kali ini Kwee Ceng terdesak betul-betul. Segera ia
mengalami ancaman bahaya tendangan si Mayat Besi.
Kaki kanan wanita lihay itu bergerak, menyambar ke
arah kaki lawannya. Kalau tendangan ini mengenai
tepat, pasti patahlah kaki si anak muda. Tapi Tiauw
Hong tidak menendang terus, baru setengah jalan, ia
sudah menarik pulang, untuk diganti dengan uluran
tangan kiri ke arah kaki kiri lawannya itu.
Koan Eng kaget hingga ia menjerit, "Hati-hati!" Ia
ingat, itulah serangan berbahaya yang ia peroleh dari
Wanyen Kang, hingga ia kena dikalahkan pangeran
itu.
Dalam bahaya seperti itu, Kwee Ceng menggeraki
tangan kirinya untuk menangkis tangannya Tiauw
Hong itu. Ia masih cukup gesit tetapi tenaganya sudah
berkurang. Tiauw Hong lihay sekali, begitu kedua
tangan bentrok, ia mengerti kurangnya tenaga si
bocah. Ia lantas memutar tangannya, tiga jerijinya,
kelingking, manis dan tengah sudah lantas menggurat
ke belakang telapakan tangan lawan. Kwee Ceng
menginsyafi ancaman itu, ia menyerang dengan
tangan kanannya, hebat sekali. Kalau lawan tidak
menyingkir, mereka akan bercelaka dua-duanya!
Tiauw Hong berkelit dengan lompat ke samping,
terus ia tertawa panjang.
Kwee Ceng merasakan panas dan sakit sekali pada
belakang tangannya itu, apabila ia melihatnya, ia
mendapat tiga guratan yang tidak mengeluarkan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
darah. Itulah luka yang membikin ia merasa sakit itu,
yang berwarna hitam. Mendadak ia ingat sembilan
buah tengkorak yang Tiauw Hong meninggalkannya di
puncak gunung Mongolia dan Ma Giok membilangnya,
tangan itu ada racunnya. Ia menjadi kaget sekali.
"Yong-jie, aku terkena racun!" katanya pada
kekasihnya. tapi, tanpa menanti jawaban, ia berlompat
menyerang Tiauw Hong, kedua tangannya dikasih
bekerja. Ia cuma tahu perlu membekuk wanita lihay ini,
untuk memaksa ia mengeluarkan obat pemunahnya,
tanpa itu jiwanya tidak akan ketolongan lagi…
Tiauw Hong merasakan sambaran angin, ia
melompat berkelit.
Oey Yong, begitupun yang lainnya, mendengar
suaranya Kwee Ceng itu, menjadi kaget sekali. Boleh
dibilang serempak, dimulai dari Kwa Tin Ok, mereka itu
berlompat maju mengurung si Mayat Besi.
"Bwee, Suci!" Oey Yong berteriak. "Kau sudah
kalah, kenapa kau masih bertempur terus? Lekas kau
keluarkan obat pemunahnya untuk menolongi dia!"
Tiauw Hong tidak menjawab, ia lebih perhatikan
serangan lawannya. Ia bergirang sekali, di dalam
hatinya ia kata: "Semakin kau mengeluarkan tenaga,
semakin hebat bekerjanya racun! Taruh kata hari ini
aku terbinasa di sini, aku toh sudah berhasil
membalaskan sakit hati suamiku!"
Kwee ceng mulai merasakan matanya kabur dan
kepalanya pusing, seluruh tubuhnya terasa tidak enak,
bahkan lengan kirinya lemas, hingga ia mulai berpikir
untuk tidak berkelahi lebih jauh. Itulah tanda
bekerjanya racun. Coba ia tidak minum darah ular,
mungkin ia sudah lantas roboh terbinasa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong melihat wajah orang tidak wajar. "Engko
Ceng, lekas mundur!" ia berteriak. Ia pun hendak
menerjang.
Terbangun semangatnya Kwee Ceng mendengar
suara si nona, ia menyerang dengan tangan kirinya. Ia
menggunakan jurus ke sebelas dari Hang Liong Sippat
Ciang yang dinamakan "Menunggang enam naga".
Lengannya bergerak lambat.
Oey Yong semua dapat melihat serangan itu. Disaat
itu mereka jusru hendak menyerang. Perlahan
serangan Kwee Ceng itu, atas itu Bwee Tiauw Hong
tidak menangkis atau berkelit. Jitu serangan itu,
pundak si Mayat Besi menjadi sasaran. Mendadak saja
ia jatuh berguling.
Inilah diluar dugaan. Sebabnya ialah, karena
serangan datangnya perlahan, Tiauw Hong tidak
mendengarnya. Dia justru mengandal pada kupingnya
saja sebab matanya tidak dapat melihat.
Oey Yong tercengang, tetapi Han Po Kie, Lam Hie
Jin dan Coan Kim Hoat sudah lantas lompat
menubruk, dengan niat membekuk si Mayat Besi.
Tiauw Hong lihay sekali. Dengan geraki kedua
tangannya, ia berontak. Po Kie dan Kim Hoat kena
dibikin mental. Lalu sebelah tangannya meneruskan
menyambar Hie Jin. Atas ini, si orang she Lam
membuat diri jatuh bergulingan.
Cepat sekali Tiauw Hong berlompat bangun. Justru
ia hendak menaruh kakinya, tinjunya Kwee Ceng tiba
dipunggungnya. Hebat serangan itu, sekali lagi ia
roboh. Juga tinju itu datang tanpa suara. Hanya karena
serangan tidak keras, ia tidak terluka.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Setelah dua kali menyerang itu, Kwee Ceng
terhuyung, terus ia roboh sendirinya. ia roboh di
sampingnya Tiauw Hong. Oey Yong lompat untuk
mengasih bangun padanya.
Tiauw Hong mendengar suara orang di dekatnya,
tanpa ayal lagi, tangannya menyambar, lima jari
tangannya bekerja. habis itu, ia mendi kaget. Lima jeriji
tangannya itu dirasakan gatal sekali. Hampir itu waktu,
ia sadar, ia telah kena menyerang tubuh Oey Yong,
tangannya menancap di baju lapis joan-wie-kah dari si
nona. Dalam kagetnya ia berlompat dalam gerakan
"Ikan gabus meletik".
Justru itu terdengar seorang berseru: "Ini untukmu!"
Bab 31. Pemilik dari Pulau Tho Hoa To
Cu Cong mendengar suara itu, ia segera lantas
menoleh, maka terlihatlah olehnya menyambarnya
suatu barang ke arah Bwee Tiauw Hong, siapa sudah
lantas menangkis. Tepat tangkisannya itu, barang itu
mengeluarkan suara keras, rusak dan jatuh. Nyata itu
adalah sebuah kursi.
Menyusul itu terdengar angin dari datangnya suatu
barang lain, yang terlebih besar. Kali ini si Mayat Besi
mengeulur tangan kirinya, untuk menangkap. Dan ia
kena pegang suatu barang lebar dan licin. Sebab itulah
sebuah meja yang ebrada di samping Cu Cong, yang
patah kakinya tertimpa pilar. Penyerangnya pun Cu
Cong sendiri. Habis itu Tiauw Hong menendang meja
itu. Berbareng dengan itu, Cu Cong, yang mengulur
tangan kanannya, memasuki tiga benda bergerak ke
leher bajunya si wanita lihay itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiauw Hong kaget hingga ia menggigil. Ia
merasakan barang yang hawanya dingin nelusup ke
dadanya. Ia menduga kepada senjata rahasia yang
aneh atau permainan ilmu dukun. Ia lantas merogoh,
untuk menangkapnya. Ia kena pegang beberapa ekor
ikan emas. Tapi yang membuatnya kaget luar biasa
ialah tangannya tidak dapat meraba botol obat di
dalam sakunya, obat mana lenyap berbareng bersama
pisau belatinya serta kitab Kiu Im Cin-keng. Ia sampai
berdiri berjublak saja.
Si cerdik Cu Cong sudah menggunai tiga ekor ikan
emas itu untuk menyimpangkan perhatiannya Bwee
Tiauw Hong yang lihay itu. Itulah ikan-ikan emas, yang
lolos dari jambangannya sebab jambangannya pecah
ketimpa runtuhan. Diwaktu memasuki ikan itu ke leher
baju, ia sekalian menyambar isinya saku orang.
Setelah itu dengan cepat ia membuka tutup botol kecil
itu, yang dibawanya ke hidungnya Tin Ok,
"Bagaimana?" tanyanya.
"Untuk dimakan dan ditarohkan, inilah obatnya!"
berkata saudara tua itu, yang ada ahli dalam
pemakaian obat beracun.
Tiauw Hong dapat mendengar pembicaraan orang
itu, ia sadar, dengan berlompat, ia menerjang. Tapi ia
disambut tongkatnya Tin Ok, cambuknya Han Po Kie,
dacinnya Coan Kim Hoat dan pikulannya Lam Hie Jin.
Ia hendak mengeluarkan cambuknya sendiri atau ia
batalkan itu dengan mendadak karena pedangnya Han
Siauw Eng menikam ke arah dadanya.
"Kasih dia makan, torehkan padanya!" kata Cu
Cong pada Oey Yong, kepada siapa ia serahkan obat
pemunah racun itu. Dilain pihak, ia sesapkan pisau
belatina si Mayat Besi kepada muridnya seraya
memberitahukan: "Inilah piasu asal kepunyaanmu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Setelah itu, dengan mainkan kipas besinya, ia mau
membantu saudara-saudaranya mengepung musuh
yang lihay itu.
Habet pertempuran itu, karena berselang sepuluh
tahu, Kanglam Liok Koay telah memperoleh kemajuan
pesat.
Seng Hong dan anaknya heran menyaksikan
pertempuran itu. Mereka beranggapan, "Tiauw Hong
benar-benar lihay, tetapi pun jago-jago Kanglam itu
tidak bernama kosong." Tapi Seng Hong sudah lantas
berseru: "Tuan-tuan, berhenti dulu! Mari dengar aku!"
Orang lagi itu bertarung hebat, tidak ada yang
pedulikan teriakan itu, mereka itu bertarung terus.
Tidak lama sehabisnya makan obat, Kwee Ceng
mulai sadar. racun itu menyerang cepat tetapi perginya
cepat juga. Lukanya masih menimbulkan rasa sakit
tapi itu tidak mengganggu gerakan lengan kirinya yang
terluka itu. Maka itu setelah, memasukkan piasu belati
ke dalam sakunya, ia berlompat bangun dari
rangkulannya Oey Yong. Ia maju ke gelanggang
pertempuran, untuk berkelahi pula. Seperti tadi, ia
menyerang dengan gerakan perlahan, pada saatnya
baru ia mengerahkan tenaganya.
Tiauw Hong repot melayani musuh-musuhnya, ia
juga tidak mendengar sambaran angin dari
serangannya si anak muda, tahu-tahui ia sudah kena
terhajar. Kembali ia roboh. Justru itu senjatanya Po Kie
dan Hie Jin turun ke arah tubuhnya.
"Suhu, ampunkan dia!" berseru Kwee Ceng, yang
menangkis sejata kedua gurunya itu.
Liok Koay menurut, mereka lantas berlompat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mundur.
Tiauw Hong masih hendak membela diri, ia bersiap
sedia dengan cambuknya, cambuk Tok-liong-pian
yang beracun.
Kwee Ceng tidak menyerang lebih jauh, ia hanya
berkata pada wanita lihay itu: "Hari ini baiklah
pertempuran diakhirkan secara baik! Kami tiak hendak
membikin susah padamu, kau pergilah!"
Tiauw Hong suka menyimpan cambuknya.
"Kau kembalikan kitabku!" katanya.
Cu Cong melengak. "Aku tidak mengambil kitabmu!"
katanya. "Kau tahu sendiri, tidak pernah Kanglam Liok
Koay berdusta!"
Ia tidak tahu kertas kulit manusia di luar pisau belati
adalah rahasianya Kiu Im Cin-keng.
Tiauw Hong tahu Kanglam Cit Koay jujur, karena ini
ia mau percaya kitabnya pastilah telah terjatuh selagi
ia bertempur, dari itu ia lantas berdongko dan merabaraba
ke tanah. Sekian lama ia bekerja, ia tidak berhasil
mendapatkan barang yang dicari itu.
Menyaksikan orang rape-rape itu, semua orang
merasa kasihan juga. Tidakkah ia buta walaupun ia
sangat lihay?
Seng Hong lantas saja berkata: "Suci, di sini benarbenar
tidak ada barangmu! Mungkin kau kena bikin
hilang di tengah jalan…"
Tiauw Hong tidak menjawab, ia pun tidak berhenti
bekerja.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sekonyong-koyong mata orang banyak bagaikan
berkelebat, lalu di hadapan mereka muncul pula si
orang baju hijau, yang gerakan tubuhnya bagaikan
kilat. Tahu-tahu saja dia sudah mencekal punggung
Bwee Tiauw Hong, yang terus diangkat, untuk dibawa
pergi. Perginya pun lenyapnya dalam sekejap, lenyap
di antara pepohonan di luar Kwie-in-chung itu.
Begitu lihaynya si Mayat Besi, ia tidak berdaya.
Orang semua melongo, mereka saling memandang.
Sunyi si sekitar mereka, kecuali suara gelombang,
yang nanti terdengar, nanti tidak….
Masih selewat sekian lama, barulah Kwa Tin Ok
memecahkan kesunyian. Ia berkata kepada tuan
rumah: "Murid kami telah menempur wanita jahat itu,
karena kami merusak rumahmu, tuan, kami sangat
menyesal."
"Jangan berucap demikian, tayhiap," Seng Hong
berkata, "Justru aku girang sekali yang tayhiap semua
serta muridmu datang ke mari. Justru aku hendak
menghanturkan termia kasihku, sebab kalau tidak,
mungkin rumahku ini bakal ludas."
"Aku minta sukalah semua tuan duduk beristirahat,"
Koan Eng menimpali ayahnya dengan sikapnya yang
ramah tamah. "Saudara Kwee, apakah lukamu tidak
sakit?"
"Tidak," sahut Kwee Ceng. Tapi, baru ia menutup
mulutnya, atau tiba-tiba sudah terlihat pula si baju hijau
bersama Bwee Tiauw Hong, datangnya seperrti tidak
nampak.
Bwee Tiauw Hong berdiri dengan menolak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pinggang, ia berkata dengan nyaring, "Eh, bocah she
Kwee, kau sudah menghajara aku dengan Hang Liong
Sip-pat Ciang ajarannya Ang Cit Kong, karena mataku
buta, aku tidak dapat melihat segala gerakanmu! Aku
tidak ambil mumat, tetapi jikalau hal ini tersiar di
kalangan kangouw, apabila sampai ada yang
membilang Bwee Tiauw Hong tidak sanggup melawan
muridnya si pengemis, bukankah itu akan
meruntuhkan namanya guruku dari pulau Tho Hoa To?
Maka itu mari, mari kita mencoba lagi sekali!"
Kwee Ceng berlaku sabar dan jujur.
"Sebenarnya aku bukanlah tandinganmu," ia
berkata, "Dengan mengandali matamu yang tidak
dapat melihat, aku dapat melindungi jiwaku. Aku sudah
menyerah sejak-sejak siang."
"Hang Liong Sip-pat Ciang terdiri dari delapanbelas
jurus, kenapa kau tidak menggunai itu semuanya?"
Tiauw Hong tanya.
"Oleh karena sifatku tolo….." sahut Kwee Ceng.
Justru itu Oey Yong memberi tanda supaya ia jangan
membuka rahasia, tetapi ia berkata terus, "Ang
Locianpwee cuma ajarkan aku limabelas jurus."
"Bagus!" kata Tiauw Hong pula. "Kau cuma bisa
limabelas jurus, Bwee Tiauw Hong telah jatuh di
tanganmu! Apakah benar Ang Cit Kong, si pengemis
tua bangkotan itu demikian lihay? Tidak, tidak bisa,
kau mesti mencoba bertempur pula denganku!"
Orang menjadi heran dan cemas. Nyata Tiauw
Hong bukan hendak membalas sakit hati saja. Di sini
ada bibit bentrokan di antara Oey Yok Su dan Ang Cit
Kong.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng masih berlaku sabar. Ia kata, "Nona
Oey yang begitu muda muda masih bukan
tandinganku, apapula kau? Ilmu silat dari Tho Hoa To
adalah ilmu silat yang aku paling kagumi…"
"Eh, Bwee Suci, kau masih hendak membilang apa
lagi?" Oey Yong tanya. "Mustahilkah di kolong langit ini
ada orang yang terlebih lihay daripada ayahku?"
"Tidak bisa, kita mesti bertempur satu kali lagi!"
Tiauw Hong berkukuh. Ia tutup perkataannya itu
dengan sambaran tangannya.
Kwee Ceng berkelit. Sampai di situ ia habis
sabarnya.
"Kalau begitu, silahkan Bwee Cianpwee
memberikan pengajaran padaku!" katanya. Ia lantas
menyerang dengan hebat, suara anginnya mendesir.
Tiauw Hong mengancam dengan cengkeramannya.
"Kau gunai serangan yang tak ada suaranya!" kata
wanita kosen ini. "Dengan pukulanmu yang bersuara
itu, aku bukan tandinganku!"
Kwee Ceng berlompat beberapa tindak.
"Guruku she Kwa yang besar budinya tidak leluasa
matanya," berkata Kwee Ceng, "Kalau lain orang
menggunai tinju tak bersuara menghina dia, aku
mestinya sangat membenci lawannya itu, karena itu,
mana dapat aku berlaku demikian terhadapmu? Tadi
aku telah tergores racunmu, untuk membela diri aku
menggunai tinju tanpa bersuara itu. Kalau sekarang
kita bertempur pula dengan aku menggunai caraku itu,
aku tidak berlaku secara terhormat."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendengar suara orang bersungguh-sungguh, hati
Tiauw Hong tergerak juga. "Ini anak muda baik
hatinya," ia berpikir. Tapi ia membentak: "Aku
menitahkan kau berkelahi dengan tinjumu tanpa
bersuara, aku ada punya caraku untuk
memecahkannya! Perlu apa kau banyak rewel seperti
wanita tua?!"
Kwee Ceng melirik kepada si baju hijau, ia berpikir;
"Mungkinkah dalam sekejap saja ia telah mengajarkan
wanita ini ilmu memecahkan pukulanku tanpa bersuara
itu?" Tapi karena orang sangat mendesak, ia
menyahuti: " Baiklah, Bwee Cianpwee, akan aku
mencoba melayani kau lagi limabelas jurus!"
Pemuda itu memikir untuk mengulangi limabelas
jurusan itu, umpama kata ia tidak bisa menghajarnya,
ia pun dapat membela diri. Ia lantas berlompat maju, ia
mulai menyerang dengan perlahan. Justru itu segera ia
mendengar suara "Ser" di sampingnya, ia dapatkan
tangannya Tiauw Hong sudah menbangkol ke arah
lengannya itu, orang seperti melihat gerakan
tangannya - tangan kiri yang dipakai untuk menyerang
itu, terus ia menggeser ke kiri juga, untuk dari sini
mengulangi serangan, tetap dengan cara ayal-ayalan.
Kembali ia menjadi heran. Baru tangannya itu
dikeluarkan, Tiauw Hong seperti sudah mengetahui
serangannya itu, ia mendahului menyerang - cepat
melawan lambat. Ia berkelit, ia kurang sebat, hampir ia
kena dijambret. Segera ia lompat mundur.
"Sudah aneh yang ia tahu aku bakal menyerang,
tetapi sekarang ia malah dapat mendahulukan aku,
inilah terlebih aneh pula…." berpikir anak muda ini. Ia
lantas menyerang untuk ketiga kalinya dan dengan
"Hang Liong Ya Hui" atau "Naga Menyesal",
pukulannya yang paling lihay.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kembali terdengar suara "Ser" seperti tadi, kembali
tangan berkuku dari Tiauw Hong sudah menyambar ke
lengan penyerangnya.
Pengalaman membuat Kwee Ceng cerdik. Ia
menduga kepada suara "Ser" itu. Ia lalu menyerang
pula untuk keempat kalinya, sembari menyerang ia
melirik kepada si orang berbaju hijau itu. Sekarang ia
melihat nyata orang menyentil sebutir batu kecil, batu
mana meleset ke udara, suara ser-nya terdengar pula.
"Ah, benar-benar dialah yang memberi petunjuk!"
pikirnya. "Hanya kenapa ia kenal ilmu silatku ini?
Kenapa ia ketahui ke mana tinjuku bakal menuju…?"
Ia berpikir terus, hingga ia ingat: "Ya, aku ingat
sekarang. Tempo hari Yong-jie bertempur sama Nio
Cu Ong, Ang Cit Kong saban-saban memecahkan dulu
rahasia pukulannya Cu Ong itu, sekarang orang itu
menggunai cara itu…. Baiklah setelah limajurus, aku
mengaku kalah…."
Pertempuran itu berlangsung terus, selalu Kwe
Ceng menjadi pihak si penyerang. Kemudian terdengar
tiga kali suara ser- ser, ialah sentilannya si baju hijau,
atas itu, dari pihak diserang, Tiauw Hong berbalik
menjadi pihak penyerang. Tiga kali beruntun ia
menyerang, Kwee Ceng bisa membebaskan diri, lalu
dua kali ia membalas.
Sekarang para penonton pun dapat melihat si baju
hijau itu memberi petunjuk kepada Bwee Tiauw Hong,
mereka heran. Pertempuran sendiri berjalan
bertambah hebat, anginnya berdesir-desir, sabansaban
dalam situ tercampur suara ser itu.
Oey Yong benar-benar cerdik, ia segera dapat
memikir akal. Dia-diam ia memungut hancuran bata,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lantas ia menelad orang. Ia berlaku licin, ialah ada
kalanya ia menyerang ke udara, ke tempat kosong, di
lain saat, ia serang lansung batunya si baju hijau.
Dengan ini ia hendak membikin kacau Tiauw Hong.
Tapi hebat si baju hijau, kapan batunya kena terpukul,
batu itu justru mengasih dengar suara lebih nyaring,
petunjuknya tidak terganggu.
Tuan rumah ayah dan anak dan Kanglam Liok Koay
heran. Kenapa sentilan itu demikian lihay? Panah
peluru pun tidak sehebat itu! Bukankah celaka kalau
orang kena tersentil?
Oey Yong berhenti mengacau, ia menjublak
mengawasi si baju hijau.
Di gelangang pertempuran, Kwee Ceng sudah
lantas kena terdesak, serangannya si Mayat Besi
menjadi terlebih berbahaya.
Tiba-tiba ada terdengar dua suara nyaring, lalu
terlihat dua butir batu menyerang ke udara - yang di
depan rada kendor, yang di belakangnya lebih cepat,
lantas yang di depan itu kena disusul, kena diserang,
maka terdengarlah suara beradunya kedua batu itu,
yang memancerkan lelatu api hancurannya terbang
berhamburan. Justru itu, Tiauw Hong lompat kepada
lawannya untuk menubruk, sedang Kwee Ceng
berlompat untuk menyingkir.
Sekonyong-konyong Oey Yong menjerit, "Ayah!"
lalu ia lari ke arah si baju hijau itu, yang ia terus tubruk
untuk memernahkan diri dalam rangkulan orang itu. Ia
menangis terus ketika ia berkata-kata: "Ayah, kenapa,
kenapa muka ayah berubah menjadi begini rupa…?"
Itulah kejadian diluar dugaan, karenanya si baju
hijau itu berdiri menjublak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng lekas berpaling, ia dapatkan Tiauw
Hong berdiri di hadapannya, kupingnya lagi dipasang
untuk mendengari suara ser seperti tadi. Inilah ketika
baik, yang ia tak mau kasih lewat, maka ia ulur
tangannya perlahan-lahan ke arah pundak wanita lihay
itu. Hanya ketika ia menepuk, ia menggunai tenaganya
seluruhnya. Ia menyerang dengan tangan kanan yang
segera disusul dengan tangan kiri!
Tidak tempo lagi, Bwee Tiauw Hong roboh
berjumpalitan, terus ia tebah, tak dapat ia berbangkit
pula!
Seng Hong mendengar Oey Yong memanggil ayah,
hanya sejenak ia berdiam, lalu ia menjadi kaget
berbareng girang, sampai ia melupai kakinya yang
sakit, ia mencelat dengan niat berlompat kepada si
baju hijau itu. Tapi celaka untuknya, ia terguling di
tempat kosong.
Si baju hijau lantas merangkul Oey Yong dengan
sebelah tangannya, tangannya yang lain dibawa ke
mukanya, di situ ia menarik kulit mukanya, maka di lain
saat ia telah memperlihatkan muka yang lain. Nyatalah
ia ada memakai topeng kulit yang tipis sekali.
Belum kering airmatanya Oey Yong atau ia berseru
kegirangan, dia merampas topeng kulit itu untuk
dipakai di mukanya, setelah mana ia merangkul pula
ayahnya itu, sembari memeluki leher orang dia tertawa
dan berjingkrakan. Sebab baju hijau yang aneh
kelakuannya, yang luar biasa sebat gerakan tubuhnya,
adalah Oey Yok Su, tocu pemilik dari Tho Hoa To,
pulau bunga Tho.
"Ayah, kenapa kau datang ke mari?" kemudian si
anak menanya. "Tadi si tua bangka she Kiu mencaci
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kau, kenapa kau tidak memberi hajaran padanya?"
"Kenapa aku datang ke mari?" balik menanya si
ayah, romannya keren. "Aku justru mencari kau!"
Oey Yong girang bukan kepalang.
"Ayah, maksud hatimu telah kesampaian!" serunya.
"Bagus! Bagus!" ia menepuk tangan.
"Maksud hati apakah?!" berkata si ayah. "Apakah
untuk mencari kau si budak!"
Oey Yong terharu hatinya. Ia tahu ayahnya pernah
mengangkat sumpah yang berat, ialah ayah itu telah
mengambil ketetapan akan berdiam terus di Tho Hoa
To untuk menyakinkan Kiu Im Cin-keng, supaya ia
menjadi satu jago yang tak ada tandingannya di kolong
langit ini, maka bukan main menyesalnya tempo ia
mendapat kenyataan sebagian dari kitabnya itu dicuri
Tan Hian Hong dan Bwee Tiauw Hong, keudua
muridnya. Tentu sekali dengan lenyapnya kitab itu
menggagalkan peryakinannya. Dalam murkanya ia
bersumpah tidak akan meninggalkan pulaunya itu.
Tapi anak daranya itu nakal, anak itu buron, untuk
mencari si anak, dia telah melangggar sumpahnya
sendiri, dia meninggalkan pulaunya itu.
"Ayah," berkata si anak kemudian, "Ayah,
selanjutnya aku akan menjadi anak yang baik, yang
sampai matipun nanti mendengar katamu."
Mendapatkan putrinya tidak kurang suatu apa, Oey
Yok Su sudha girang, sekarang ia mendengar janji
anaknya itu, hatinya menjadi lega sekali.
"Kau pimpin bangun sucimu," ia memerintahkan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong mengasih bangun pada Bwee Tiauw
Hong.
Koan Eng pun segera mengangkat bangun pada
ayahnya, untuk mereka berdua menagsih hormat
kepada itu guru atau kakek guru.
Oey Yok Su menghela napas.
"Seng Honh, kau baik sekali, kau bangun," katanya.
"Dulu hari itu aku sudah keburu nafsu, aku telah
berbuat tidak pantas terhadapmu…."
Sang murid menangis sesegukan.
"Apakah guru baik?" tanyanya dengan susah.
"Syukur aku tidak mati karena orang membikin aku
mendongkol," sahut gurunya itu.
Oey Yong memandang ayahnya, ia tertawa nakal.
"Toh ayah maksudnya bukan aku?" katanya.
"Kau pun termasuk sebagiannya!" kata ayah itu.
"Hm!"
Anak itu mengulur panjang lidahnya.
"Ayah, mari aku ajar kau kenal dengan beberapa
sahabat!" katanya kemudian. "Inilah Kanglam Liok
Koay yang kesohor dalam dunia kangouw, merekalah
gurunya engko Ceng."
Oey Yok membuka lebar matanya, ia tidak
perdulikan Liok Koay. "Aku tidak mau ketemu orang
luar!" katanya kaku.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kanglam Liok Koay tidak puas untuk keangkuhan
orang itu, tetapi karena orang terlalu besar namanya,
mereka terpaksa berdiam.
Kemudian Oey Yok Su berkata kepada anaknya:
"Kau ada barang apa hendak dibawa pulang! Pergilah
lekas ambil, mari kita pulang bersama!"
"Tidak ada apa-apa," sahut si anak tertawa. "Ada
juga hendak dipulangi kepada Liok Suko." Ia merogoh
sakunya, mengeluarkan obat Kiu-hoa Giok-louw-wan,
yang ia terus angsurkan kepada Seng Hong. Ia kata, "
Suko, terimalah kembali obatmu ini. Tidak gampang
untuk membikin ini, bersama engko Ceng aku telah
menerima dua butir, itu pun sudah cukup, aku
bersyukur sekali."
Seng Hong tidak menyambuti, ia hanya berkata
pada gurunya: "Hari ini teecu bertemu guru, hatiku
girang bukan main. Obat ini hendka aku
menghanturkan kepada suhu. Umpama suhu sudi
berdiam di rumahku ini untuk beberapa waktu, aku
terlebih-lebih…."
Oey Yok Su tidak menjawab, hanya ia menunjuk
kepada Koan Eng.
"Inikah anakmu?" tanyanya.
"Ya," sahut sang murid.
Tanpa dititah lagi, Koan Eng memberi hormat pula
dengan paykui empat kali seraya berkata; "Cucu murid
memberi hormat kepada sucouw!"
"Sudahlah!" kata kakek guru itu, ia bukannya
memimpin orang bangun, ia justru menyambar ke
punggung, mencekal bajunya, untuk mengangkat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tubuhnya, lalu dengan tangannya yang lain ia memukul
ke arah pundak.
Seng Hong kaget sekali.
"Suhu, inilah anakku satu-satunya…." ia kata.
Hajaran Oey Yok Su ini membuatnya Koan Eng
jumpalitan, terpelanting tujuh atau delapan tindak, lalu
terjungkal.
"Kau baik," ia terus berkata kepada muridnya. "Kau
tidak mewariskan kepandaiamu kepadanya! Adakah ia
murid dari Hoat Hoa Cong?"
Hatinya Seng Hong lega. Ia tahu guru itu lagi
menguji anaknya.
"Tidak berani teecu melanggar aturan suhu," ia
berkata cepat. "Tanpa ijin dari suhu, tidak berani teecu
mengajari kepandaian suhu kepada lain orang.
Memang anak ini adalah muridnya Kouw Bok Taysu
dari Hoat Hoa Cong…"
"Hm!" kata guru yang bengis itu. "Kuow Bok dengan
kepandaiannya semacam ini berani menyebutkan
dirinya Taysu! Mulai besok kau sendiri yang
mengajarkan anakmu ini!"
"Taysu" itu berarti guru besar.
Bukan main girangnya Seng Hong. "Lekas kau
menghanturkan terima kasih kepada sucouw!" ia
menyuruh kepada anaknya.
Koan Eng tahu diri, lekas-lekas ia memberi hormat
pula, dengan berlutut empat kali lagi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yok Su tidak melihat lagi kepada ini cucu
murid, ia pun tidak memperdulikannya.
Melihat sikap gurunya ini, Seng Hong berdiam.
Sebenarnya ia girang bukan main. Ia menyesal yang ia
tidak dapat mengajari sendiri pada putranya ini,
sampai ia kirim putranya itu pada lain guru. Dengan
tidak mewariskan kepandaiannya kepada anaknya, ia
kecewa sekali. Maka perkenanan suhunya ini
membikin ia bersyukur.
"Siapa kesudian obatmu ini!" kata si guru, yang
mendelik kepada muridnya. "Kau ambillah ini!"
Oey Yok Su menggerakkan tangannya, dua lembar
kertas putih lantas terbang ke arah muridnya itu.
Jarak di antara guru dan murid itu ada setombak
lebih tetapi kertas itu melayang bagaikan layangan ke
arah si murid, yang menyambutnya.
Menyaksikan itu, Kanglam Liok Koay kagum sekali.
Pun Oey Yong sangat puas.
"Engko Ceng, bagaimana kau lihat kepandaian
ayahku ini?" ia berbisik kepada Kwee Ceng.
"Ayahmu hebat sekali," sahut si engko Ceng itu.
"Yong-jie, kalau kau sudah pulang nanti, jangan kau
termaha memain saja, kau mesti belajar dengan
sungguh-sungguh."
"Kau toh turut bersama!" kata si nona, cemas
hatinya. "Mustahilkah kau tidak turut?"
"Aku hendak mengikuti suhuku," sahut Kwee Ceng.
"Lewat sedikit waktu, aku akan pergi menjengukmu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong menjadi sangat gelisah. "Tidak! Tidak!"
katanya. "Aku tidak mau berpisah denganmu!"
Kwee ceng menyeringai. Sebenarnya ia pun berat
akan berpisahan dari si nona.
Seng Hong sendiri lantas sudah membeber kertas
yang ia sambuti itu, ia melihat banyak huruf-hurufnya.
Koan Eng lekas mengambilkanapi, untuk menyuluhi,
maka ayahnya segera dapat kenyataan, itulah
pengajaran ilmu silat. Ayah ini pun masih mengenali
tulisan tangan gurunya, yang sudha duapuluh tahun ia
tak menampaknya. Huruf-huruf gurunya itu masih tetap
bagus dan keren. Di lembar pertama, di sebelah
kanan, yang paling atas, ada empat huruf "Sauw yap
twie hoat". Jadi itulah ilmu menendang. Ia tahu, itulah
ilmu yang bersama "Lok Eng Ciang" menjadi
keistimewaan gurunya. Dari enam murid, tidak ada
satupun yang diwariskan ilmu itu. Coba dulu ia
dapatkan ilmu itu, alangkah girangnya, tetapi pun
sekarang, ia pun sekarang masih bisa mengajari
anaknya. Maka ia simpan baik-baik kertas itu, kepada
gurunya ia memberi hormat sambil menghanturkan
terima kasih.
"Ilmu tendangan ini tidak sama dengan
pengajaranku dulu, Oey Yok Su memberitahu.
"Jalannya mirip tetapi di mulai dengan latihan tenaga
dalam. Kau menyakinkan ini sambil duduk bersemadhi,
selang lima enam tahun, kau nanti dapat berjalan
tanpa bantuannya tongkat!"
Seng Hong girang dan terharu, ia sangat bersyukur.
"Kakimu tidak dapat diobati lagi, bersilat di bawah
pun kau tidak dapat," berkata si guru itu, "Tetapi jikalau
kau bersungguh-sungguh mengikuti pelajaranku ini
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang baru, kau nanti dapat berjalan tak sulit seperti
orang yang kakinya tak bercacad. Ah…." Ia menyesal
yang dulu hari, karena menuruti hawa amarahnya, ia
sudah siksa keempat muridnya tanpa mereka itu
bersalah dosa. Tapi dasar beradat keras, ia tidak sudi
akui kekeliruannya itu. Hanya ia memesan: "Pergilah
kau cari tiga adik seperguruanmu dan kau ajari mereka
ilmu ini…"
Seng Hong menyahuti "ya", lalu ia menambahkan:
"Tentang sutee Leng Hong Kiok, tak pernah teecu
mendengarnya. Tetapi kedua sutee Boe dan Phang,
sudah lama mereka itu menutup mata…"
Oey Yok Su bersedih, lalu sinar matanya yang
tajam itu beralih kepada Bwee Tiauw Hong. Lain orang
melihat sinar mata itu, mereka terkejut. Syukur Tiauw
Hong sendiri tidak melihatnya.
"Tiauw Hong!" berkata guru itu dingin, "Kau
sebenarny terlalu jahat, tapi kau juga telah menderita
hebat. Tapi si tua bangka she Kiu ngoceh menyumpahi
aku mati, kau mengucurkan air mata, kau juga hendak
menuntut balas untukku, maka itu, dengan
memandang beberapa tetes air matamu itu, suka aku
membiarkan kau hidup lebih beberapa tahun lagi."
Tiauw Hong tidak menyangka gurunya dengan
begitu gampang saja suka memberi ampun padanya,
saking girang, ia lantas menjatuhkan diri ke tanah,
untuk memberi hormat, buat menghanturkan terima
kasih.
"Baik,baik," kata guru itu yang dengan perlahan
menepuk punggungnya tiga kali.
Tiauw Hong merasakan sakit tidak terkira, hampir ia
pingsan, dengan suara menggetar ia memohon:
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Suhu, teecu ketahui kedosaanku tak terampunkan,
maka itu teecu mohon sekarang juga kau menghukum
mati padaku, tetapi bebaskanlah teecu dari siksaan
Hu-kut-ciam….."
Hu-kut-ciam itu adalah jarum rahasia yang
ditusukkan ke tulang-tulang. Tentang ini Tiauw Honjg
pernah mendengar dariBtan Hian Hong. Katanya itulah
senjata rahasia guru mereka, bahwa asal tubuh lawan
kena ditepuk perlahan, jarum itu akan masuk ke dalam
daging dan nacap di sambungan tulang-tulang,
sakitnya bukan main, sebab jarumnya dipakaikan
racun. Katanya pula, lambat jalannya racun itu, maka
setiap hari enam kali orang akan tersiksa racun hebat,
lalu selang lima bulan barulah sang kematian datang.
Semakin lihay ilmu silat orang, semakin hebat
penderitaannya.
Mengetahui ini, Tiauw Hong berputus asa, maka itu
habis mengeluh, mendadak ia menggeraki cambuknya
buat menghajar kepalanya sendiri, untuk
menghabiskan jiwanya. Tapi Oey Yok Su sangat lihay,
belum orang tahi apa-apa, cambuk itu sudah kena dia
rampas. Dengan dingin guru ini berkata: "Kenapa
tergesa-gesa? Untuk mati tidaklah gampang!"
Mendengar perkataan guru itu, Tiauw Hong
menduga ia bakal disiksa, supaya ia menderita,
karenanya ia menoleh kepada Kwee Ceng, samil
tertawa meringis ia kata: "Aku berterima kasih yang
kau telah membunuh suamiku, dengan begitu lelaki
busuk itu dapat kematiannya dengan enak sekali!"
Oey Yok Su tidak pedulikan apa yang muridnya itu
bilang, ia hanya kata: "Jarum Huu-kut-ciam ini baru
bekerja sesudah lewat satu tahun, selama tempo satu
tahun ini , aku berikan tiga macam tugas yang kau
mesti rampungkan, habis itu kau boleh datang ke
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pulau Tho Hoa To untuk menemui aku, aku ada
mempunyai daya untuk mencabut jarum itu."
Girang Tiauw Hng mendengar gurunya ini.
"Biar mesti menerjang api berkobar, teecu nanti
lalukan titah suhu itu!" ia berkata.
Tapi gurunya itu mengash dengar suara dingin
sekali ketika ia berkata; "Taukah kau apa yang hendak
aku menitahkan kau melakukannya hingga kau dapat
menerimanya begini cepat?"
Tiauw Hong tidak berani menyahuti, ia menunduk
saja.
Oey Yok Su segera memberitahukan tiga syaratnya
itu.
"Yang pertama," demikian katanya, "Kiu Im Cinkeng
yang kau bikin lenyap itu kau mesti cari dan
mendapatinya kembali untuk dikembalikan padaku!
Jikalau kitab itu dapat dilihat orang lain, dia mesti
dibinasakan! Seorang yang melihat, seorang yang
dibunuh, seratus orang melihat, seratus orang juga
yang mesti dibunuh itu! Umapama kau cuma
membunuh sembilanpuluh sembilan orang, jangan kau
kembali padaku!"
Bergidik orang yang mendengar syarat itu. Kanglam
Liok Koay berpikir: "Orang menyebutnya Oey Yok Su
sebagai Tong Shia, si Sesat dari Timur, kelakuannya
ini benar-benar sesat sekali…."
"Sekarang yang kedua," Oey Yok Su berkata pula,
"Tiga saudaramu Boe, Phang dan Kiok telah menderita
karena perbuatanmu, sekarang kau pergi cari Leng
Hong, setelah itu kau cari tahu dua saudara Boe dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Phang itu ada mempunyai turunan atau tidak, semua
turunan mereka itu kau bawa ke Kwie-in-chung ini,
serahkan kepada Seng Hong, supaya ia yang
mengurusnya."
Tiauw Hong memberikan janjinya.
Seng Hong pun berpikir, dapat ia berbuat untuk
syarat yang kedua itu tetapi sebab ia kenal baik adat
gurunya itu, ia berdiam saja.
Oey Yok Su angkat kepalanya mendongak ke
langit, mengawasi bintang-bintang.
"Kitab Kiu Im Cin-keng itu kamulah yang
mengambilnya sendiri," ia berkata pula. "Ilmu dalam
kitab itu aku tidak mengajarkan kamu, kamu sendiri
yang mempelajarinya. Kamu tahu apa yang harus kau
perbuat?" ia berdiam sejenak. "Nah, inilah yang
ketiga."
Tiauw Hong tidak segera dapat menerk apa maksud
gurunya, sekian lama ia berpikir keras. Akhirnya ia
sadar juga. Maka dengar suara menggetar ia kata:
"Sesudah teecu berhasil membereskan yang pertama
dan yang kedua itu, teecu ketahui bagaimana harus
menghabiskan sendiri kedua ilmu Kiu Im Pek-kut
Ciauw serta Cwie-sim-ciang yang teecu berhasil
menyakinkannya.
Kwee Ceng tidak mengerti, ia tarik tangan bajunya
Oey Yong, dengan sinar matanya memain, ia tanya si
nona.
Oey Yong agaknya merasa berat tetapi dengan
tangan kanannya ia membacok ke tangan kirinya.
Melihat ini, pemuda itu mengerti, di dalam hatinya ia
berkata: "Oh, kiranya dia hendak mengutungi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tangannya sendiri. Bwee Tiauw Hong ini memang jahat
sekali, hanya setelah ia insyaf, kenapa ia mesti
dihukum secara demikian hebat? Mesti aku minta
Yong-jie memohonkan keampunannya…"
Tengah pemuda ini berpikir demikian, Oey Yok Su
berpaling padanya seraya menggapaikan. "Kaukah
yang bernama Kwee Ceng?" ia menanya.
Kwee Ceng segera maju untuk memberi hormatnya
sambil menjura.
"Teecu Kwee Ceng menghadap Oey Locianpwee,"
katanya hormat.
"Tan Hian Hong yang emnjadi murid kepalaku,
kaulah yang membinasakan, kepandaianmu bukan
main," kata Oey Yok Su.
Kwee Ceng terperanjat. Suara tak berkesan baik
untunya. Tapi ia lekas menjawab: "Ketika itu teecu
masih muda sekali dan belum tahu apa-apa, teecu
kena tertangkap oleh Tan Cianpwee, dalam ketakutan
dan bingung, teecu kesalahan tangan telah
membinasakan dia…."
"Hm!" Oey Yok Su memperdengarkan suara yang
dingin. "Tan Hian Hong memang benar adalah murid
murtad dari kalanganku, tetapi untuk
membinasakannya, itulah hak kami. Apakah muridmurid
dari Tho Hoa To boleh di bunuh orang luar?!"
Kwee Ceng tidak dapat menjawab, ia berdiam.
"Ayah," Oey Yong berkata, "Ketika itu dia baru
berumur enam tahu, tahu apa dia?"
Oey Yok Su tidak melayani putrinya itu, ia seperti
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak mendengar perkataan orang.
"Si pengemis tua she Ang itu biasanya tidak suka
menerima murid," katanya sejenak kemudian. "Tetapi
sekarang ia telah mengajarkan kau Hang Ling Sip-pat
Ciang sampai limabelas jurus, itulah tentu kau ada
punya sifat-sifat baik yang melebihkan lain-lain orang.
Tidak demikian, pastilah kau sudah bujuk dia dengan
akal apa, yang membuat hatinya girang, hingga ia
suka menurunkan kepandaiannya itu. Kau telah
menggunai kepandaiannya si pengemis tua untuk
merobohkan - hm,hm! Kalau nanti si pengemis itu
bertemu dengan aku, bukankah ia bakal banyak
bacot?"
Kembali Oey Yong memotong perkataan ayahnya.
"Ayah, memang benar ada digunai bujukan!"
katanya sambil tertawa. "Tetapi bukannya dia yang
mengakalinya, hanya aku! Dia seorang yang polos,
jangan ayah berlaku galak dan membuatnya
ketakutan."
Oey Yok Su tidak melayani gadisnya itu.
Sebenarnya semenjak istrinya menutup mata, ia
sangat menyayangi gadisnya ini, karena itu anaknya
menjadi termanjakan. Demikian sudah terjadi, karena
ditegur ayahnya, Oey Yong minggat. Tadinya Oey Yok
Su menyangka, sebagai seorang wanita, setelah
buron, anaknya bakal menderita sekali, siapa tahu,
anak itu sehat dan tetap manja seperti biasa. Melihat
anak itu agak rapat sekali pergaulannya sama Kwee
Ceng, hingga seperti juga dia kurang rapat dengan
ayahnya sendiri, ia tidak puas. Maka itu, ia kata pula
pada si anak muda: "Dengan si pengemis tua
mengajarkan kau ilmu silat, kau terang sudah dia
menertawakan partaiku tidak ada orangnya, bahwa
setiap muridku tidak punya guna…"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong bisa menerka hati ayahnya itu, yang tidak
senang Tiauw Hong kena dikalahkan dengan Hang
Liong Sip-pat Ciang, kembali ia menyela: "Ayah,
siapakah bilang partai Tho Hoa To tidak ada
orangnya? Dia ini beruntung sebab mata Bwee Suci
buta! Nanti aku membikin ayah puas!" Ia lantas lompat
ke depan seraya berseru, "Mari, mari! Nanti aku gunai
kebisaan biasa saja yang ayah ajarkan aku melayani
kepandaian istimewa Ang Cit Kong!" Ia menantang
Kwee ceng, yang ia tahu kepandaiannya sudah maju
jauh sekali hingga hampir seimbang dengannya, kalau
dalam beberapa puluh jurus mereka berdua bertanding
seri, itu saja sudah cukup untuk membikin puas
ayahnya.
Kwee Ceng dapat mengerti maskudnya si nona,
justru Oey Yong tidak membilang suatu apa, ia
menerima tantangan. Tetapi ia kata: "Biasanya aku
aklah dari kau, baik aku membiarkan kau menghajar
aku dengan beberapa gebukan lagi!" Bahkan ia ayun
tangan kanannya seraya berlompat maju.
"Lihat tanganku!" Oey Yong pun berseru seraya ia
membacok dengan tangannya.
Itulah bacokan dari samping, dengan satu jurus dari
ilmu silat Lok Eng Ciang.
Kwee Ceng melayani dengan Hnag Liong Sip-pat
Ciang, tetapi ia menyayangi Oey Yong, maka itu ia
tidak berkelahi dengan sungguh-sungguh, di lain pihak,
Lok Eng Ciang memangnya lihay, maka itu setelah
banyak jurus, beberapa kali ia kena dihajar, malah
untuk memuaskan ayahnya, si nona menggunai
tenaga keras. Oey Yong benari berbuat demikian
karena ia tahu tubuh sahabatnya itu kuat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau masih tidak mau menyerah!" Oey Yong
berseru sambil ia menerjang tidak hentinya.
Kwee Ceng tidak menyahuti, ia hanya berkelahi
terus. Didesak, ia membela diri.
Disaat itu, mendadak Oey Yok Su mencelat ke arah
mereka berdua. Hebat gerakkannya itu, orang sampai
tidak melihatnya, hanya tahu-tahu, kedua tanganya
sudah diulur, dipakai menyambar masing-masing leher
bajunya kedua bocah itu, lalu ia menggentak,
melemparkan mereka itu. Oey Yong disambar dengan
tangan kiri, dia dilempar asal saja. Kwee Ceng dicekal
dengan tangan kanan, tangan itu dikerahkan
tenaganya, maksudnya supaya si bocah roboh
terbanting.
Kwee Ceng tidak berdaya atas sambaran itu,
tubuhnya terlempar dingin kebelakang, akan tetapi
ketika ia jatuh, kakinya turun lebih dulu, begitu kakinya
itu mengenai tanah, ia seperti menancap diri, ia tidak
roboh terguling.
Sebenarnya kalau bocah ini roboh dan mukanya
babak belur atau ia tidak dapat bangun pula, itulah
untungnya, tetapi sekarang, melihat ketangguhan
kuda-kudanya itu, Oey Yok Su menjadi panas hatinya.
"Hai, kamu bermain sandiwara untuk aku
menontonnya?!" dia berseru. "Aku tidak mempunyai
murid, mari, kau mencoba-coba menyambut kau
beberapa jurus!"
Kwee Ceng terkejut, lekas-lekas ia menjura
memberi hormat.
"Biarnya teecu bernyali sebesar langit, tidak nanti
teecu berani melayani locianpwee," katanya hormat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hm, melayani aku!" kata Oey Yok Su tertawa
dingin. "Kau tidak tepat, bocah! Aku akan berdiri di sini
tanpa bergerak, kau boleh menyerang aku dengan
Hang Liong Sip-pat Ciang! Asal aku berkelit atau
menangkis, hitunglah aku kalah!"
"Teecu tidak berani," Kwee Ceng berkata pula.
"Tidak berani kau juga mesti beranikan!" mendesak
Oey Yok Su.
Kwee Ceng menjadi serba salah. "Kelihatannya
tidak dapat aku tidak melayaninya," pikirnya. "Apa
boleh buat. Dia tentu hendak meminjam tenagaku,
untuk membikin aku roboh beberapa kali…?"
"Lekas kau menyerang!" Oey Yok Su mendesak. Ia
dapat kenyataan, walaupun bersangsi, orang sudah
mempunyai niat. "Jikalau tidak, aku akan
menghajarmu!"
"Karena locianpwe menitahkannya, teecu tidak
berani membantah," menyahut Kwee Ceng kemudian.
Ia terus membungkuk seraya memutar tangannya
melingkar. Ia cuma memakai tenaga enam bagian.
Sebabnya ialah kesatu ia khawatir nanti melukai ayah
kekasihnya itu dan kedua, umpama ia dibikin
terjungkal, robohnya tidak hebat. Ia menyerang ke
dada. Hanya aneh, ketika mengenai sasarannya,
tangannya itu seperti licin, lewat dengan begitu saja.
"Apa? Kau tidak melihat mata padaku?!" menegur
Oey Yok Su. "Apakah kau takut aku tidak sanggup
bertahan untuk pukulanmu? Benarkah?"
"Teecu tidak berani," menyahut si anak muda. Ia
lantas menyerang untuk kedua kalinya. Sekarang ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak menahan lagi tenaganya. Serangannya itu
dibarengi sama dikeluarkannya napas. Dengan tangan
kiri ia mengancam, dengan tangan kanan ia
menyerang perut.
"Nah, inilah baru pukulan benar," berkata Oey Yok
Su.
Kwee Ceng kaget bukan main. Serangannya hebat
tetapi tidak mengenai sasarannya. Sebaliknya
tangannya itu seperti kena disedot, begitu keras
hingga bagaikan tangannya itu copot. Ia merasakan
sakit bukan kepalang.
"Teecu kurang ajar, harap locianpwee memaafkan,"
ia berkata. Tangannya itu sementara itu sudah tidak
diangkat.
Kanglam Liok Koay heran, kaget dan berkhawatir.
Sungguh hebat Tong Shia ini, tanpa berkelit tanpa
menangkis, ia membikin lengan Kwee Ceng itu mati
kutu.
"Kau pun rasai tanganku!" mendadak Oey Yok Su
berseru. "Biarlah kau ketahui, yang mana yang lebih
lihay, Hang Liong Sip-pat Ciang dari si pengemis tua
atau kepandaian dari Tho Hoa To!"
Belum berhenti suara itu, angin sudah menyambar,
Kwee Ceng menahan sakit, ia mencelat, maksudnya
untuk berkelit. Di luar tahunya, belum tinju orang
sampai, tinju itu telah didului gaetan kaki, maka sedetik
itu juga, robohlah Kwee Ceng.
Oey Yong kaget.
"Jangan, ayah!" ia menjerit seraya berlompat
menubruk Kwee Ceng, di atas tubuh siapa ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mendekam.
Oey Yok Su menyerang terus, tetapi melihat
anaknya, tinjunya diubah menjadi cengkeraman
dengan apa ia menjambak baju anak itu, untuk
diangkat, kemudian tangan kirinya menggantikan
menyerang terus.
Kanglam Liok Koay kaget sekali. Mereka tahu itulah
pukulan dari kematian. Maka mereka maju dengan
berbareng, untuk menolongi murid mereka. Coan Kim
Hoat berada paling depan, dengan dacinnya ia
menghajar lengan kiri Tong Shia.
Oey Yok Su meletaki gadisnya di sampingnya. Ia
seperti tidak mengambil tahu serangannya Kim Hoat
yang disusul pedangnya Han Siauw Eng. Ketika kedua
serangan itu mengenai sasaran, mendadak saja dacin
dan pedang patah menjadi empat potong!
Oey Yong lantas saja menangis.
"Ayah, kau bunuhlah dia!" dia berteriak. "Untuk
selamanya aku tidak mau pula bertemu denganmu….!"
Tanpa menoleh lagi, ia lari ke arah telaga ke mana ia
terjun!
"Bur!" air itu berbunyi dan gusar berbareng. Ia tahu
putrinya itu pandai berenang dan selulup, semenjak
kecil putri itu biasa mandi di Tang Hay, dapat ia tidak
mendarat selama satu hari dan satu malam, akan
tetapi kali ini sang putri bakal pergi entah untuk berapa
lama, mungkin untuk tidak bertemu pula seperti kata si
anak, maka itu dalam kagetnya, ia memburu ke tepi
telaga, akan berdiri bengong mengawasi telaga itu.
Sampai sekian lama barulah Tong Shia si Sesat
dari Timur itu berpaling, ia lihat Cu Cong tengah tolongi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng dengan menyambungi pula tangannya itu.
Mendadak ia menumpahkan hawa amarahnya
terhadap mereka itu.
"Lekas kamu bertujuh membunuh diri!" ia
membentak mereka itu, suaranya dingin. "Tak usah
sampai aku turun tangan hingga kau menjadi
menderita!"
Kwa Tin Ok mengangkat tongkatnya.
"Satu laki-laki tidak takut mampus!" dia kata dengan
nyaring. "Apapula penderitaan!"
"Kanglam Liok Koay sudah pulang ke kampung
asalnya," Cu Cong pun berkata. "Kalau sekarang kita
mengubur tulang-tulang kita di telaga Thay Ouw ini,
apakah lagi yang diberati?"
Lantas mereka berenam, dengan senjata di tangan
atau tangan kosong, memernahkan diri untuk melawan
jago dari Laut Timur itu.
Kwee Ceng jadi berpikir keras. Ia tahu keenam
gurunya tidak bakalan sanggup melawan Oey Yok Su.
Ia tidak ingin, karena urusannya sendiri, mereka itu
mengnatar jiwa percuma-cuma. Maka itu ia lantas
melompat untuk menyelak.
"Tan Hian Hong terbinasa di tangan teecu sendiri!"
ia berseru, "Kematiannya pun tidak ada sangkut
pautnya dengan semua guruku ini! Aku sendiri yang
akan mengganti jiwanya!" Ia tahu gurunya yang nomor
satu serta yang nomor tiga dan yang nomor tujuh
beradat keras, kalau ia mati, mereka itu tentu nekat,
maka itu ia menambahkan, "Tapi sakit hati ayahku
masih belum terbalas, maka itu apakah locianpwee
suka memberi tempo satu bulan kepadaku?
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Selewatnya tigapuluh hari teecu bakal datang sendiri
ke pulau Tho Hoa To untuk menerima binasa!"
Berat pikirannya Oey Yok Su, karena ia ingat
anaknya, hawa amarahnya lantas turut menjadi
kendor. Tanpa membilang suatu apa, ia mengebas
tangannya, ia memutar tubuhnya, terus ia ngeloyor
pergi.
Kanglam Liok Koay heran, kenapa kata-kata
muridnya itu dapat membikin jago Tang Hay itu
mengangkat kaki. Mereka bercuriga, maka itu mereka
tetap memasang mata. Tapi benar-benar orang telah
pergi.
Seng Hong pun menjublak sekian lama. Kemudian
barulah ia mengundang semua tetamunya kembali ke
dalam.
Bwee Tiauw Hong tertawa dengan mendadak, ia
mengebasi tangan bajunya, lalu tubuhnya mencelat
setombak lebih, ketika tubuhnya itu diputar, ia pun
lenyap dalam gelap gulita.
"Bwee Suci, bawalah muridmu!" Seng Hong
berteriak.
Tidak ada jawaban, sekitar mereka tetap sunyi,
maka teranglah sudah, si Mayat Besi pun telah pergi
jauh.
Sampai di situ Liok Koan Eng mengasih bangun
pada Wanyen Kang. Tapi orang berdiam saja. Sebab
ia telah terkena totokan, tinggal kedua matanya saja
yang dapat bergerak-gerak.
"Aku telah terima baik permintaan gurumu, kau
pergilah!" berkata Seng Hong. Tapi ia tak dapat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membebaskan orang dari totokan, karena itu bukablah
totokan dari partainya, kalau ia berbuat demikian, ia
jdai berlaku tidak manis terhadap si penotok. Ia
mengawasi semua tetamunya, hendak ia berbicara.
Justru itu Cu Cong menghampirkan Wanyen Kang,
tanpa membilang apa-apa, ia totok pangeran itu
beberapa kali. Sebat totokannya itu, di pinggang
beberapa kali disusul sama tepukan beberapa kali di
punggung.
Melihat itu Seng ong kagum. "Dia lihay sekali,"
pikirnya mengenai Cu Cong. "Wanyen Kang bukan
sembarang orang tetapi ia dapat ditotok tanpa berbuat
apa-apa." Ia tidak tahu, Cu Cong dapat menotok
dengan hasil bagus, karena keadaan lagi kacau sekali.
Wanyen Kang merasa sangat malu, tanpa memberi
hormat, tanpa membilang suatu apa, ia hendak
mengangkat kaki.
"Orang ini siapa`" berkata Cu Cong. "Kau bawalah
dia pergi!" Ia pun lantas membebaskan Toan Tayjin.
Komandan tentara itu menduga jiwanya bakal
hilang, maka itu bukan main girangnya ia yang ia
ditolongi dan dimerdekakan juga. Dengan tergesagesa
ia memberi hormatnya.
"Enghiong, untuk budi pertolonganmu ini, aku Toan
Thian Tek tidak akan melupakan sekali pun sampai
akhir ajalku!" katanya.
Kapan Kwee Ceng mendapat dengar itu nama Toan
Thian Tek, ia terkejut ia tercengang. Nama itu seperti
mengaung di kupingnya.
"Kau…kau bernama Toan Thian Tek?" ia menanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Benar," komandan itu menyahut. "Enghiong kecil,
kau ada punya pengajaran apa untukku?"
"Bukankah delapanbelas tahun yang lampau
selama di Lim-an, kau ada menjadi opsir tentara?"
Kwee Ceng menanya pula.
"Benar, enghiong kecil. Bagaimana kau ketahui
itu?" kembali Thian Tek menyahuti. Kemudian ia
memandang pada Koan Eng, sebab barusan ia
mendengar keterangannya Seng Hong bahwa pemuda
itu muridnya Kouw Bok Taysu. Ia berkata: "Aku adalah
keponakan yang tidak menyucikan diri dari Kouw Bok
Taysu itu, karenanya kita menjadi orang sendiri,
Haha!" Ia senang sekali, ia menjadi tertawa girang.
Kwee Ceng tidak menanya pula, ia hanya menoleh
kepada tuan rumah.
"Liok Chungcu," katanya. "Aku yang rendah
memohon pinjam ruangan belakang dari rumahmu ini."
"Tentu saja boleh," sahut Seng Hong.
Kwee Ceng mengucap terima kasih, lalu ia tuntun
Toan Thian Tek, buat diajak ke belakang. Cepat
tindakannya itu.
Kanglam Liok Koay saling memandang, di dalam
hatinya masing-masing mereka berkata: "Thian
sungguh adil, Siapa nyana justru di sini kita dapat
menemui si manusia jahat! Coba bukan dia menyebut
namanya sendiri, siapa yang tahu dialah yang dicari
ubak-ubakan dan jauh laksaan lie selama tujuh
tahun…..?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 32. Musuh besar!!!
Liok Seng Hong dan putranya serta Wanyen Kang
tidak mengerti, mereka mengikuti si anak muda. Tiba
di ruang belakang, di sana api dipasang terang-terang.
"Aku pinjam pit dan kertas," Kwee Ceng memohon
pula.
Seorang bujang sudah lantas menyerahkan perabot
tulis yang di minta itu.
Kwee Ceng segera menulis di atas sehelai kertas,
bunyinya:
"sincie dari ayah almarhum, Kwee Siauw Thian."
Semua huruf itu besar-besar, lantas itu di taruh di
tengah-tengah ruangan.
Sampai sebegeitu jauh Toan Thian Tek tidak tahu apa
yang orang hendak perbuat, begitu lekas ia membaca
nama Kwee Siauw Thian, barulah ia kaget hingga
umpama kata semangatnya terbang. Ia segera melihat
kelilingnya, lalu ia menjadi terlebih kaget lagi. Ia seperti
terkurung Kanglam Liok Koay yang semuanya
beroman keren. Tanpa merasa, celananya basah
sendirinya. Lebih-lebih ia tidak dapat melupakan Han
Po Kie, si kate gemuk, yang matanya tajam itu. tadi
karena kaget dan ketakutan, ia tidak
memperhatikannya. Sekarang tubuhnya
bergemetaran.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiba-tiba tangannya Kwee Ceng terangkat dan turun
dengan cepat. Satu suara nyaring menyusul itu. Itulah
pecahnya sebuah meja di depan mereka.
"Bilanglah, kau mau mampus cepat dan senang atau
kau menghendaki tubuhmu dibikin berkeping-keping
hingga kau merasakan penderitaan?!" berkata si anak
muda, suaranya bengis. Ia berbicara seraya
mengawasi tajam musuh besarnya itu.
Sampai di situ Toan Thian Tek merasa bahwa ia tidak
bakal hidup pula.
"Memang benar ayahmu itu akulah yang
membunuhnya," ia berkata. "Tetapi aku diperintah oleh
atasanku, aku tak bisa berbuat lain."
Matanya Kwee Ceng bersinar, biji mata itu seperti mau
melompat keluar.
"Siapakah itu yang memerintah kau?!" ia tanya. "Siapa
mengirim kau untuk membinasakan ayahku itu! Lekas
bilang, lekas!"
"Itulah Liok-ongya Wanyen Lieh, putra keenam dari
negera Kim!" sahut Toan Thian Tek.
Mendengar itu Wanyen Kang terkejut. "Apa kau
bilang?" dia menanya.
Toan Thian Tek memang mengharap-harap dapat
menyeret orang, supaya dosanya menjadi terlebih
ringan. Maka itu ia lantas membeber, membuka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
rahasia bagaimana itu hari Wanyen Lieh tertarik pada
Pauw Sek Yok, istrinya Yo Tiat Sim, untuk
mendapatkannya, orang bekerja sama tentara
kerajaan Song, dusun Gu-kee-cung didatangi, diserbu,
kedua keluarga Yo dan Kwee dibikin celaka. Tapi
dengan berpura-pura baik hati, dia sendiri menolongi
Pauw Sek Yok. Hanya kemudian ia berpisah dari
ibunya Kwee Ceng itu dalam kekalutan tentara, ia
kabur pulang ke Lim-an. Kemudian dengan perlahanlahan
ia mendapat kenaikan pangkat sampai pada
pangkatnya yang sekarang ini. Ia menutur jelas
perasaannya itu. Diakhirnya ia berlutut di depan Kwee
Ceng.
"Kwee Enghiong, Kwee Tayjin," ia berkata, "Hamba
yang rendah menerima titah orang, itulah bukan
kedosaanku…." Ia pun mengangguk-angguk di meja
sincie dari Kwee Siauw Thian. "Kwee Looya," ia
berkata pula, "Arwahmu di langit mengerti, orang yang
membikin celaka keluargamu itu, ialah musuhmu
Wanyen Lieh adanya, si pangeran keenam, bukannya
aku yang berjiwa semut. Kwee Looya, hari ini putramu
sudah menjdai begini besar dan gagah, kau tentunya
girang dan puas, maka itu aku mohon dengan
perlindunganmu, supaya sukalah putramu ini memberi
ampun pada jiwa anjingku ini…."
Selagi orang mengoceh itu, mendadak Wanyen Kang
lompat padanya, menghajar batok kepalanya, yang
lantas saja hancur pecah, tubuhnya roboh dan jiwanya
melayang.
Kwee Ceng mendekam di tanah, ia menangis terseduTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
sedu.
Baru sekarang Seng Hong mengerti jelas, maka
bersama anaknya ia menjalankan kehormatan di
depan sincie, perbuatannya ini dituruti oleh Kanglam
Liok Koay. Juga Wanyen Kang turut memberi hormat,
beberapa kali ia mengangguk-angguk, kemudian ia
berkata: "Saudara Kwee, baru sekarang aku ketahui….
Wanyen Lieh adalah musuh besarmu. Tadinya aku
tidak ketahui peristiwa ini, aku telah melakukan segala
apa yang bertentangan, sungguh aku berdosa."
Ia pun lantas menangis karena ingat penderitaan
ibunya.
Kwee Ceng mengangkat kepalanya.
"Kau hendak perbuat apa sekarang?" ia tanya pada
pangeran muda itu.
"Hari ini barulah aku tahu, aku adalah orang she Yo,
maka itu untuk selanjutnya aku akan memakai
namaku, Yo Kang," menyahut Wanyen Kang.
"Bagus!" kata Kwee Ceng. "Dengan begini barulah kau
menjadi satu laki-laki sejati! Besok aku hendak pergi
ke Pak-hia, untuk membunuh Wanyen Lieh, kau
hendak turut atau tidak?"
Yo Kang tidak lantas bisa memberikan jawabannya. Ia
ingat budinya pangeran Kim itu yang telah merawat ia
semenjak masih kecil. Kapan ia lihat sinar matanya
pemuda she Kwee itu, yang agaknya kurang puas, ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyahuti juga: "Siauwtee akan iku toako menuntut
balas!"
Yo Kang menyebut dirinya siauwtee (adik) dan
memanggilnya toako (kakak), sedang tadi ia hampir
memanggil ayah angkat diwaktu menyebutkan
namanya Wanyen Lieh itu.
Kwee Ceng girang sekali.
"Bagus saudara!" berseru dia. "Almarhum ayahmu dan
ibuku pun pernah membilangi aku bahwa dulu hari
ayahmu dan ayahku telah membuat perjanjian untuk
kita mengangkat saudara. Aku ingin mewujudkan
peasn itu, bagaimana pikiranmu?"
"Itulah yang aku harap," menyahut Yo Kang.
Lantas keduanya menjalankan kehormatan di depan
sincie, ini kali untuk mengangkat saudara.
Sampai di situ, bereslah segala apa, maka tuan rumah
mempersilahkan semua tamunya beristirahat.
Besoknya pagi, Kanglam Liok Koay pamitan dari tuan
rumah dengan mengajak Kwee Ceng dan Yo Kang.
Seng Hong membekalkan sesuatu kepada tetamunya
itu, yang ia antar sampai di luar rumahnya.
Kwee Ceng memberitahukan gurunya bahwa bersama
Yo Kang ia hendak pergi ke Utara untuk membunuh
Wanyen Lieh, ia minta petunjuk dari mereka itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Janji di harian Tiong Ciu masih lama, karena kami
tidak punya urusan apa-apa, mari kami antar kamu,"
kata Kwa Tin Ok.
"Begitupun baik," menyatakan Cu Cong dan yang
lainnya.
Kwee Ceng bukannya menampik tetapi ia menegaskan
sebenarnya tidak perlu gurunya turut dia. Ia kata ilmu
silatnya Wanyen Lieh biasa saja, dengan adanya Yo
Kang sebagai pembantu, ia sudah merasa cukup. Ia
sebaliknya memperingatkan bahwa guru-gurunya itu
baru saja kembali, sudah seharusnya mereka
beristirahat di kampung halaman mereka. Ia pun tidak
berani membikin pusing gurunya itu, yang budinya
sangat besar sekali.
Kanglam Liok Koay memikir alasan muridnya ini
pantas, mereka tidak memaksa untuk turut, mereka
jadi memberikan pesan saja.
"Janji untuk pergi ke Thoa Hoa To tidak usah kau
penuhkan," kata Han Siauw Eng kemudian. Ia
memesan begini sebab ia tahu muridnya jujur dan
berkhawatir muridnya pergi ke pulau Tho Hoa To
sedang Tong Sia Oey Yok Su itu telengas dan
tabiatnya sangat aneh.
"Jikalau teecu tidak pergi, apakah itu bukan berarti
tidak menepati janji?" tanya si murid.
"Sama hantu itu mana dapat kita bicara perihal
kepercayaan!" kata Yo Kang. "Toako, kau terlalu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kukuh!"
Tapi Kwa Tin Ok berpikir lain. Atas suaranya Yo Kang
itu ia memperdengarkan "Hm!" kemudian ia bilang:
"Anak Ceng, kata-kata kami bangsa laki-laki tidak
boleh dibuat permainan! Sekarang ini ada bulan enam
tanggal lima, nanti pada bulan tujuh tanggal satu kita
bertemu di Cui Sian Lauw di Kee-hin, dari san akita
boleh berangkat bersama-sama ke Tho Hoa To.
Sekarang pergilah kau menaiki kuda merahmu menuju
Pak-khia untuk mencari balas. syukurlah jikalau kau
berhasil, kalau tidak, kita boleh minta bantuannya
semua totiang dari Coan Cin Pay. Mereka adalah
orang-orang yang memuliakan perkebajikan, pastilah
mereka tidak akan menapik permohonan kita."
Kwee Ceng bersyukur sangat akan semua gurunya
begitu bersungguh-sungguh, ia menghanturkan terima
kasih seraya menjatuhkan diri berlutut di tanah.
"Adik angkatmu adalah dari keluarga agung, aku mesti
hati-hati," Lam Hie Jin memesan.
Kwee Ceng tidak mengerti, ia mengawasi.
Cu Cong tertawa, ia pun berkata: "Putrinya Oey Yok
Su beda dari ayahnya, kami selanjutnya jangan
membikin ia mendongkol pula. Benar bukan, shatee?"
Han Po Kie membuat main kumisnya.
"Anak busuk itu mengatai aku di labu, rupanya dialah
yang paling cantik!" kata si kate terokmok ini, yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
akhirnya tertawa sendirinya.
Hatinya Kwee Ceng menjadi lega sekali. Itu artinya
gurunya tidak membenci pula Oey Yong. Hanya kapan
ia ingat si nona, yang entah dimana adanya, ia jadi
berduka.
"Nah, anak Ceng, kau lekas pergi lekas kembali!"
berkata Coan Kim Hoat. "Kami menantikan kabar baik
dari kau di Kee-hin!"
Samapi disitu, kanglam Liok Koay lantas berangkat.
Kwee Ceng berdiri di tepi jalanan sambil memegangi
les kudanya, ia mengawasi sampai semua gurunya itu
sudah tidak nampak lagi, baru ia menoleh kepada Yo
Kang sambil berkata, "Yo hiantee, kudaku ini bisa lari
keras, untuk ke Pak-khia pergi dan pulang, cukup
dengan belasan hari, maka itu marilah aku temani kau
jalna-jalan dulu untuk beberapa hari."
Yo Kang menurut, maka itu mereka melakukan
perjalanan dengan perlahan-lahan.
Kalut pikirannya Yo Kang. Ia membayangai baru
berselang sebulan yang ia hidup mewah dan mulia,
datang ke Kanglam dengan diiringi secara besar.
Bagaimana agung kedudukannya utusan dari negara
Kim yang tangguh itu. Sekarang? Sekarang ia menuju
ke kota raja seorang diri, dalam keadaan sangat sepi.
Tidakkah ia tengah bermimpi dan impiannya itu buyar
dengan tiba-tiba?
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng dapat melihat perubahan roman orang itu,
ia hanya menyangka orang tengah berduka karena
mengingat ayah dan ibunya. Ia lantas menghiburi.
Tengah hari itu mereka tiba di Lie-yang. Lantas
mereka mencari tempat pemondokan. Justru itu satu
pelayan penginapan menghampirkan mereka.
"Apakah tuan-tuan adalah tuan Kwee dan tuan Yo?"
dia menanya sembari memberi hormat dan tertawa.
"Barang santapan sudah siap sedia, silahkan tuan-tuan
turut aku pergi bersantap dulu."
Dua-dua pemuda itu terkejut.
"Kenapa kau mengenali kami?" menanya Yo Kang.
"Aku menerima pesan, tuan-tuan," sahut pelayan itu,
tetap smabil tertawa. "Tadi seorang tuan datang
padaku mengasih tahu perihal bakal datangnya tuantuan.
Aku pun diberi lukisan tentang roman dan
potongan tubuh tuan-tuan." Semabri berkata, ia
menuntun kuda orang untuk dirawat.
"Sungguh baik tuan dari Kwie-in-chung itu," Kwee
Ceng memuji.
Mereka duduk di meja menghadapi barang masakan
pilihan yang mahal harganya, begitu pun araknya.
Kwee Ceng mendapati masakan ayam yang ia paling
doyan.
Mereka bersantap dengan bernafsu, habis dahar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mereka hendak membayar uangnya.
"Tidak usah tuan-tuan, semuanya sudah dibayar," si
pelayan menerangkan.
Kwee Ceng tertawa, ia memberi upah kepada pelayan
itu, yang mengucap terima kasih berulang-ulang dan
dengan hormat mengantari keluar.
Di tengah jalan, Kwee Ceng memuji pula Liok
Chungcu, tetapi Yo Kang, yang masih mendongkol
bekas dikalahkan dan ditawan, mengatakan,:
"Teranglah ia menggunai muslihat ini untuk membaiki
semua orang gagah, pantas dia menjadi kepala di
Thay Ouw!"
"Hiantee, bukankah chungcu itu paman gurumu?"
tanya Kwee Ceng heran.
"Benar Bwee Tiauw Hong pernah mengajarkan ilmu
silat pada saya tetapi dia bukanlah guruku," menjawab
orang yang ditanya. "Coba aku mengetahui mereka itu
ada dari golongan sesat, tidak nanti aku kesudian
belajar, hingga tak usahlah hari ini aku mengalami
kejadian ini….."
Kwee Ceng jadi semakin heran.
"Hiantee, bagaimana sebenarnya?" ia menanya.
Yo Kang merasa ia kelepasan omong, mukanya
menjadi merah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku merasa Kiu Im Pek-kut Jiauw bukanlah pelajaran
murni," ia menyahut.
"Kau benar, hiantee," Kwee Ceng mengangguk. "Tian
Cun Cinjin ada lihay sekali, ia pun dari kalangan ilmu
silat sejati, kalau kau menghanturkan maaf padanya,
tentulah ia dapat memaafkan padamu."
Yo Kang berdiam.
Malam itu mereka tiba di Kim-tan, di sana pun ada
pelayan penginapan yang menyambutnya, yang
menyiapkan barang makanan dan penginapan tanpa
bayaran, sebab sudah ada yang memesan dan
membayarinya. Mereka menerima itu tanpa banyak
bertanya-tanya.
Kemudian, beruntun tiga hari, mereka mendapat
pengalaman serupa. Mereka menjadi heran sekali
hingga mereka menyangsikan chungcu dari Kwie-inchung.
Tatkala mereka melewati Ko-yu dan masih ada
serupa penyambutan, denagn menyindir Yo Kang
berkata: "Hendak aku melihat sampai di mana Kwie-inchung
akan mengantar tetamunya…."
Kwee Ceng lebih curiga lagi, sebab pada setiap
barang santapan tentu ada satu dua rupa santapan
yang ia paling gemari, kalau itu adalah perbuatan Liok
Koan Eng, sungguh luar biasa. Habis bersantap, ia
kata: "Hiantee, nanti aku jalan lebih dulu, untuk
mencari tahu."
Yo Kang menurut, ia membiarkan orang melarikan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kudanya seorang diri.
Beruntun tiga perhentian telah dilewati, setibanya di
Po-eng, tidak ada lagi penyambutan serupa itu.
Sengaja Kwee Ceng memilih penginapan yang paling
besar serta minta kamar yang paling mewah juga.
Sore itu, selagi ia berada di dalam kamarnya, ia
dengar suara kuda dilarikan, kelenengannya berbunyi
nyaring. Penunggang kuda itu berhenti di depan
penginapan, dia masuk ke dalam, dia lantas memesan
makanan untuk besok, katanya untuk tuan Kwee dan
tuan Yo.
Kwee Ceng telah menduga kepada Oey Yong, tetapi
mendengar suara orang, ia heran juga. Ia girang
sekali. Ia tak mau lantas menemui. Ia hendakmainmain.
Maka ia menunggu sampai jam dua, diam-diam
ia keluar dari kamarnya. Ia naik ke atas genting, terus
ke kamarnya si nona. Tiba-tiba ia tampak bayangan
orang berkelebat, malah ia kenali Oey Yong adanya.
"Heran, malam-malam begini ia hendak kemana?"
pikirnya. Ia membungkam, terus ia menguntit.
Oey Yong lari ke luar kota. Ia rupanya tidak tahu ada
orang yang membayanginya. Ia pergi ke tepinya
sebuah kali kecil. Dibawah satu pohon yangliu ia
duduk numprah. Dari sakunya ia keluarkan serupa
barang, terus ia buat main di tangannya, tubuhnya
dibungkukkan.
Malam itu terang bulan, angin berdesir, meniup daundaun
yangliu dan juga ikat pinggangnya si nona. Air
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kali mengalir terus. Di sana sini terdengar suara ruparupa
serangga.
"Ini engko Ceng….ini Yong-jie…" terdengar nona itu
mengoceh sendirian.
Heran Kwee Ceng. Ia berindap-indap, menghampirkan
ke belakang orang. Di bawah terangnya sinar
rembulan, ia melihat tegas dua buah boneka, satu lakilaki
dan satu perempuan, keduanya gemuk dan
mungil. Itulah boneka buatan Bu-sek yang kesohor,
ynag pun kesohor di Thay Ouw. Ia menjadi ketarik
hatinya. Ia maju lagi beberapa tindak. Di depan boneka
itu ada ditaruhkan beberapa mangkok dan cawan kecil,
ynag berisi macam-macam bunga.
Kembali terdengar suara perlahan dan halus dari nona
itu; "Mangkok ini engko Ceng yang dahar, cawan ini
ilah Yong-jie. Semua ini Yong-jie yang masak sendiri.
Enak tidak?"
"Enak! Enak sekali!" Kwee Ceng menyahuti.
Oey Yong terperanjat, ia menoleh dengan cepat. Lalu
ia tertawa, memperlihatkan wajahnya yang manis.
Dengan gesit ia berlompat menghanpiri kepada anak
muda itu.
Mereka lalu berduduk di bawah pohon di tepian kali itu.
Lantas mereka berbicara dengan asyik mengenai
urusan mereka sejak perpisahan beberapa hari itu,
tetapi yang mereka rasakan seperti sudah bulanan
atau tahunan. Si nona saban-saban tertawa, hingga si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pemuda menjadi berdiam saja. Katanya dalam hati:
"Yong-jie begini mencintai aku, kalau di belakang hari
kita tidak hidup bersama, bagaimana rasanya…?"
Ketika malam itu Oey Yong menceburkan diri, ia
bersembunyi lama, sesudah menduga ayahnya telah
pergi, barulah ia kembali ke Kwie-in-chung. Ia girang
akan mendapatkan pemuda pujaannya itu tak kurang
suatu apa. Ia menyesal juga ynag ia telah berlaku
keras terhadap ayahnya. Ia terus menyembunyikan
diri. Ketika besoknya pagi, ia lihat Kwee Ceng
berangkat berdua dengan Yo Kang, ia lantas
mendahului, untuk seterusnya saban-saban ia
memesan barang makanan dan rumah penginapan. Ia
tahu barang santapan yang digemari Kwee Ceng,
selalu ia menyelipkan satu atau dua rupa. Tentu saja ia
tidak tahu yang Kwee Ceng curiga dan lantas
mendahului, hingga ia kepergok. Tapi ini cuma
membuatnya gembira sekali.
Asyik mereka pasang omong, sampai jauh malam,
sampai si nona datang kantuknya, tanpa merasa ia
kepulasan di pangkuannya anak muda itu. Kwee Ceng
khawatir orang mendusin, ia tidak berani bergerak, ia
diam menyanderkan diri di bongkol pohon yangliu.
Tanpa merasa, ia pun ketiduran.
Ketika itu ada di bulan keenam, hawa malam sejuk,
sedang rembulan bercahaya terus.
Kwee Ceng yang mendusin paling dulu tatkala
kupingnya mendengar burung-burung berkicau,
membuka matanya, ia mendapatkan sang fajar sudah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mulai menyingsing. Ia pun dapat mencium
semerbaknya bunga-bunga.
Oey Yong tidur nyenyak, napasnya berjalan perlahan.
Ia mengerutkan alisnya, tapi mukanya dadu, mulutnya
yang mungil tersenyum, maka itu ia nampaknya manis
sekali. Rupanya ia tengah bermimpi.
"Biarlah ia tidur terus, aku tidak boleh menganggunya,"
Kwee Ceng berpikir.
Pemuda ini mengawasi muka orang, ia seperti mau
menghitungi bulu alisnya yang bagus dari si nona itu
tatkala mendadak ia mendengar suara orang lain,
datangnya kira-kira dua tombak lebih di sebelah
kirinya.
"Telah aku ketahui kamarnya nona Thia itu, ialah itu
kamar di dalam taman yang letaknya di belakang
rumah gadai Tong Jin," demikian suara itu.
"Baiklah, sebentar malam kita bekerja," kata suara lain,
terang suaranya orang tua.
Mereka bicara dengan perlahan, tetapi di pagi yang
sunyi itu nyata terdengarnya.
Kwee Ceng terperanjat. Ia lantas menyangka pada
penjahat tukang petik bunga, yang gemar
mengganggu kesucian kaum wanita. Ingin ia melihat
mereka itu.
Tiba-tiba Oey Yong mencelat bangun.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Engko Ceng, hayo tangkap aku!" katanya. Terus ia
lari ke sebuah pohon besar.
Kwee Cneg dapat menerka maksudnya nona cerdik
ini, ia lantas mengejar, malah sambil tertawa geli,
bagaikan mereka itu tengah bermain petak. Hanya
larinya mereka dibikin berat, seperti larinya orang yang
tidak mengerti ilmu silat.
Dua orang itu terkejut, tidak mereka menyangka di
pagi hari itu sudah ada orang lain di situ, bahkan dekat
mereka, tetapi kapan mereka melihat dua muda-mudi,
yang main lari-larian, mereka tidak bercuriga. Hanya
karena itu, mereka lantas ngeloyor pergi.
Kwee Ceng dan Oey Yong melihat belakang orang,
yang pakaiannya compang-camping, tanda dandanan
pengemis. Mereka menanti sampai orang sudah cukup
pergi jauh, si nona tanya si pemuda, apa maunya dua
orang itu mencari nona Thia.
"Kebanyakan maksudnya tidak baik. Kita menolong
orang, baik atau tidak?" kata Kwee Ceng.
"Memang baik sekali. Cuma kita tidak tahu dua
pengemis itu orang-orangnya Ang Cit Kong atau
bukan." kata si nona.
"Aku rasa bukan," jawab si pemuda.
Mereka lantas pulang ke penginapan untuk bersantap,
habis itu mereka pergi pesiar, sampai ke kota barat. Di
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
situ mereka mendapatkan rumah gadai Tong Jin,
dengan huruf-hurufnya yang tinggi dan besar. Benar di
belakang situ ada sebuah taman serta lauwtengnya
yang tinggi, yang dialingi kere bambu bercat hijau.
Memandang lauwteng itu mereka tersenyum, lantas
mereka berjalan terus, akan pesiar ke lain bagian kota.
Sorenya mereka pulang, untuk bersantap, akan
kemudian beristirahat di kamar masing-masing.
Lewat sedikit satu jam, keduanya keluar dari kamar,
untuk lari ke kota barat. Mereka melompati taman,
hingga mereka dapat memandang lauwteng dimana
ada sinar api. Mereka terus naik ke atas lauwteng,
akan menyangkel di payon, untuk mengintip ke dalam.
Hawa malam panas, jendela tidak ditutup. Apa yang
mereka lihat membikin mereka terperanjat.
Di dalam kamar itu ada tujuh orang, semuanya wanita.
Seorang nona umur delapan atau sembilanbelas
tahun, yang cantik, lagi membaca buku di terangnya
lampu. Mungkin dia si nona Thia, Thia Toa siocia yang
dimaksudkan kedua pengemis itu. Enam lainnya
dandan sebagai budak, tetapi mereka pada mencekal
senjata, tiga memegang golok sebatang, tiga lainnya
masing-masing pedang, sepasang roda serta sebatang
tongkat besar yang panjang.
Melihat keadaan mereka itu, Kwee Ceng dan Oey
Yong mendugai si nona lihay. Sekarang keduannya
berpikir lain. Hendak mereka menonton dulu. Mestinya
ada apa-apa yang aneh mengenai si nona dan si
pengemis.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tidak lama mereka mengintai, mereka mendengar
satu suara di luar pekarangan.
Oey Yong tarik tangan Kwee Ceng, buat diajak
bersembunyi.
Segera mereka melihat dua bayangan, yang benar ada
dari si pengemis tadi. Mereka ini langsung ke bawah
lauwteng dimana mereka memperdengarkan siulannya
perlahan.
"Orang-orang gagah dari Kay Pang di sana?" menanya
satu budak seraya menyingkap kere. "Silahkan naik."
Dua pengemis itu menggenjot tubuh mereka untuk
naik ke lauwteng.
Si nona sudah lantas menyambut. Ia memberi horamt
sambil menanyakan she dan nama kedua tetamunya
itu.
"Aku yang rendah she Lee," menyahuti si pengemis
tua. "Ini keponakan muridku, Ie Tiauw Hin."
Melihat muka orang yang penuh luka, Nona Thia
mengingat sesuatu.
"Bukankah locianpwee ada Hang Liong Ciu Lee
Seng?" ia menanya.
"Tajam matamu, nona!" tertawa si pengemis. "Aku
yang rendah dan gurumu, Ceng Ceng Sanjin, pernah
berjodoh bertemu satu kali, walaupun kita tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bersahabat rapat, kita saling menghormati."
Mendengar nama Ceng Ceng Sanjin itu, Kwee Ceng
ingat orang adalah yang disebut Sun Put Jie Sun
Siang-kouw, salah satu dari Coan Cin Cit Cu.
Karenanya, nona Thia ini bukanlah orang luar.
"Locianpwee baik sekali hendak menolongi, boanpwee
sangat bersyukur," berkata pula si nona. "Di dalam
segala hal, boanpwee akan mendengar kata
locianpwee."
"Nona ada seorang terhormat, kalau kau dipandang
lebih banyak oelh itu binatang, itu pun sudah hebat,"
berkata Hang Liong Ciu Lee Seng si Penakluk Naga.
Mendengar itu merah mukanya si nona.
"Sekarang, silahkan nona beristirahat di kamar ibumu,
di sini jangan ditinggalkan beberapa pelayanmu ini,"
Lee Seng memberi petunjuk. "Aku yang rendah ada
mempunyai daya untuk menghadapi binatang itu."
"Boanpwee tidak gagah, tetapi boanpwee tidak jeri
terhadap binatang itu," berkata si nona. "Loacianpwee
hendak bertanggungjawab sendiri, sungguh aku
malu…."
"Jangan berkata demikian, nona," berkata pula Lee
Seng. "Ang Pangcu kami ada bersahabat kental
dengan Ong Tiong Yang Cinjin dari Coan Cin Pay
kamu, kita dengan begitu menjadi seperti orang
sendiri."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sebenarnya nona Thia ingin sekali mencoba ilmu
silatnya, tetapi menampak mata tajam dari Lee Seng,
ia tidak berani membantah, maka ia lantas memberi
hormat.
"Baiklah, aku menurut saja kepada locianpwee,"
bilangnya. Lantas ia turun dari lauwtengnya.
Lee Seng segera menghampirkan pembaringannya si
nona, akan menyingkap kelambunya. Pembaringan itu
indah segalanya, tetapi ia naik ke atas itu tanpa
membuka sapatu lagi, tak peduli sepatu dan
pakaiannya dekil, ia terus merebahkan diri.
"Pergi kau turun," ia menitahkan Ie Tiauw Hin, "Ramairamai
kamu menjaga di bawah. Tanpa titahku, aku
larang kamu lancang turun tangan!"
Tiauw Hin menurut, ia lantas berlalu.
Lee Seng menutup diri dengan selimut indah, ia suruh
budak-budak menurunkan kelambu dan memadam api
juga. Kemudian barulah mereka itu mengundurkan diri
pula.
Oey Yong tertawa di dalam hatinya menyaksikan
kelakuan Lee Seng itu.
"Semua orang Kay Pang telah meneladan tingkah pola
pemimpinnya," semua suka berbuat jenaka, tidak
peduli di tempat apa."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Karena sudah ketahui ada penjagaan, nona ini
bersama Kwee Ceng mendekam terus di bawah
payon, berdiam menanti dengan mulut bungkam.
Lantas terdengar suara kentongan orang ronda tanda
jam tiga. Menyusul itu terdengar suara membeletuknya
batu masuk ke dalam taman. Itulah batu tanda
menanya dari orang yang biasa keluar malam.
Oey Yong menarik ujung baju Kwe Ceng untuk
memberitahu.
Hanya sebentar, di luar tembok terlihat melompat
masuknya tujuh atau delapan orang, yang semuanya
lompat lebih jauh naik ke atas lauwteng. Mereka itu
menyalakan api sebentar, habis itu mereka menuju ke
pembaringan.
Hanya sejenak itu, Oey Yong telah dapat melihat
mukanya orang-orang itu. Dua yang menjadi kepala
adalah orang-orangnya Auwyang Kongcu, yaitu dua
pria yang biasa membawa-bawa galah panjang peranti
menggiring ular. Enam yang lain adalah murid-murid
wanita Auwyang Kongcu itu. Si dua pria berdiri di kiri
kanan pembaringan, empat wanita menungkrup tubuh
Lee Seng dengan sehelai selimut lebar. Lalu dua yang
lain mementang sebuah kantung besar ke dalam tubuh
Lee Seng dibelesaki, lalu karung itu di ikat kuat-kuat.
Semua mereka bekerja sebat sekali, seperti sudah
terlatih mahir, tanpa ada yang bersuara. Dua wanita
menggendong kantung itu, lantas mereka lompat turun
dari lauwteng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng hendak berbangkit, untuk menyusul, Oey
Yong mencegah padanya.
"Biarkan orang-orang Kay Pang jalan lebih dulu," si
nona membisiki.
Kwee Ceng menurut, ia mengawasi. Kantung berisi
manusia itu digotong berdelapan. Di belakang mereka
itu lalu mengiringi lebih dari sepuluh orang lainnya,
mereka itu mencekal tongkat bambu, rupanya mereka
adalah orang-orang Kay Pang.
Menanti sampai orang sudah berpisah beberapa
tombak dari mereka, baru Oey Yong dan Kwee Ceng
keluar dari tempat persembunyian mereka, untuk
menguntit. Seorang pengemis berjalan di paling
belakang.
Kedua rombongan itu menuju ke luar kota, pergi ke
sebuah rumah besar. Rombongan Auwyang Kongcu
terus masuk ke dalam rumah, rombongan pengemis
lantas memencarkan diri mengurung.
Oey Yong menarik tangan Kwee Ceng, buat diajak ke
belakang, dari mana mereka melompat tembok masuk
ke pekarangan dalam.
Sekarang ketahuan rumah besar itu adalah rumah abu
satu keluarga Lauw, di pendopo ada sejumlah sincie,
dan ada pian-pian yang besar memutar nama-nama
almarhum yang dihormati itu, semunya pernah
memangku pangkat. Pendopo diterangi lima batang
lilin besar. Duduk di tengah ada satu orang, yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tangannya mengipas perlahan-lahan. Menduga ialah
Auwyang Kongcu, Oey Yong dan Kwee Ceng berlaku
hati-hati. Mereka bersembunyi dan mengintai di bawah
jendela, hati mereka menduga-duga, apa Lee Seng
sanggup melayani pemuda yang lihay itu.
Sebentar kemudian muncullah delapan penggotong
kantung manusia itu.
"Kongcu, nona Thia sudah disambut!" kata satu di
antaranya.
Auwyang Kongcu mengasih dengar suara tertawa
dingin, bukannya ia menyambuti orangnya itu, hanya ia
memandang ke luar pendopo seraya berkata:
"Sahabat, setelah dengan baik hati kamu datang
berkunjung kemari, kenapa kamu tidak masuk saja
untuk minum teh?"
"Hebat orang ini," pikir Kwee Ceng.
Orang-orang Kay Pang tetap bersembunyi. Tanpa
tanda dari Lee Seng, tidak berani mereka lancang
bertindak.
Auwyang Kongcu tidak berkata pula, hanya ia
memandang kepada kantung.
"Aku tidak sangka si nona Thia begini gampang
diundangnya!" katanya. Ia bertindak menghampirkan,
perlahan tindakannya. Ketika ia mengibaskan
kipasnya, kipas itu tertutup rapat merupakan sepotong
besi mirip dengan pit (alat tulis tionghoa)
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng dan Oey Yong terkejut. Mereka menduga
orang sudah ketahui musuhlah yang berada di dalam
kantung itu. Diam-diam mereka menyiapkan kongpiauw,
bersedia menolongi Lee Seng.
Mendadak ada terdengar suara sar-ser dari jendela,
lalu dua batang panah tangan menyambar ke arah
Auwyang Kongcu. Rupanya orang-orang Kay Pang
sudah merasakan pemimpim mereka terancam
bahaya.
Auwyang Kongcu membawa tangan kirinya ke
samping lantas telunjuk dan jari tengahnya menjepit,
sebatang panah tangan itu patah seketika.
Orang-orang Kay Pang terkejut, malah Ie Tiauw Hin
lantas berseru: "Paman Lee, keluarlah!"
Menyambut seruan itu, tiba-tiba terdengar suara
memberebet pecahnya kantung, lantas dua batang
golok menyambar, disusul mana bergelinding
keluarnya tubuh Lee Seng, tangan siapa terus
memegangi kantung sebagai daya pembelaan diri.
Sesudah itu pengemis ini berlompat berdiri.
Lee Seng ketahui Auwyang Kongcu lihay, ia
menggunai akalnya ini, untuk membokong, tapi
ternyata ia gagal.
Auwyang Kongcu bebas dari sambaran golok,
bukannya kaget, ia justru tertawa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Si nona cantik berubah menjadi pengemis tua,
sungguh ilmu sulap kantong yang jempolan!" katanya
tertawa.
Lee Seng tidak menggubris ejekan itu.
"Selama tiga hari ini, tempat ini beruntun kehilangan
empat nona-nona, bukankah itu perbuatan bagus dari
kau, tuan yang terhormat?" ia balas mengejek.
Kongcu itu tertawa pula.
"Kota Po-eng ini bukannya kota melarat miskin,
kenapa sih orang-orang polisi dapat berubha menjadi
segala tukang minta-minta?" ia berkata dengan
ejekannya.
Lee Seng pun tidak menjadi gusar.
"Sebenarnya aku pun tidak mengemis nasi di sini,"
menyahut Lee Seng, "Tetapi kemarin ini aku
mendengar pembilangnya beberapa pengemis cilik
tentang lenyapnya tak berbekas dari beberapa nona
cantik manis, adri itu timbullah kegembiraan aku si
pengemis tua, maka aku jadi datang melongok!"
Dengan ogah-ogahan Auwyang Kongcu berkata:
"Sebenarnya beberapa nona itu tidak cantik luar biasa,
kalau kau menginginkannya, dengan memandang
mukamu, sukalah aku membayarnya pulang!" Ia pun
terus mengebasi tangannya, maka beberapa murid
perempuannya lantas masuk ke dalam untuk
mengajak keluar empat nona. Mereka ini kusut
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pakaiannya, kucal romannya, semuanya pada
menangis.
Murka Lee Seng menyaksikan keadaannya keempat
nona itu.
"Tuan yang terhormat, apakah shemu yang mulia dan
namamu yang besar?" ia menanya. "Murid siapakah
kau ini?"
Auwyang Kongcu tetap membawa sikapnya acuh tak
acuh.
"Aku she Auwyang. Saudara, kau ada pengajaran
apakah untukku?"
"Mari kita main-main!" Lee Seng berkata keras.
"Tidak ada yang terlbeih baik dari itu!" kata si anak
muda menyambut. "Silahkan kau mulia dulu!"
"Bagus!" seru Lee Seng, yang segera menggeraki
tangan kanannya. Tapi belum sempat ia menyerang, di
depan matanya berkelebat satu bayangan putih dan
angin pun mendesir. Ia menjadi sangat kaget, ia
mencelat. Tidak urung, lehernya terlanggar juga satu
jari tangan. Syukur ia cukup sebat, kalau tidak,
lehernya itu bisa tercekuk!
Lee Seng ini berkedudukan tinggi di dalam partainya,
Kay Pang, Partai Pengemis, dia lihay. Semua
pengemis di empat propinsi Ouwlam dan Ouwpak
serta Ciat-kang dan Kangsouw tunduk dibawah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
perintahnya. Siapa tahu dalam satu gebrak saja,
hampir ia celaka. Maka mukanya menjadi merah.
Begitu ia hendak memutar tubuh, tangannya sudah
mendahului melayang.
"Dia juga mengerti Hang Liong Sip-pat Ciang, "Oey
Yong berbisik pada Kwee Ceng. Dan si anak muda
mengangguk.
Auwyang Kongcu tidak berani menangkis serangan itu,
yang ia lihat hebat sekali. Selagi ia berkelit, Lee Seng
memutar tubuhnya. Lantas ini pengemis meju satu
tindak, kedua tangannya di angkat ke depan dada,
untuk kembali menyerang, menyusul penyerangannya
yang gagal itu.
"Itulah jurus dari ilmu silat Po-giok-kun," Kwee Ceng
berbisik pada kekasihnya.
Si nona pun mengangguk.
Mendapat kenyataan orang lihay, Auwyang Kongcu
tidak berani berlaku acuh tak acuh seperti semula lagi.
Ia selipkan kipasnya dipinggang, setelah berkelit, ia
membalas menyerang, menghajar pundak orang itu.
Lee Seng menangkis, habis mana ia menyerang pula,
tetap dengan satu jurus dari Po-giok-kun.
Kali ini Auwyang Kongcu memperlihatkan
kepandaiannya. Ia menangkis dengan tangan kiri,
sembari menangkis tubuhnya mencelat ke samping
lawan, terus ke belakang lawan itu. Luar biasa gesit
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gerakkannya itu. Maka juga segera ia dapat
menyerang ke arah punggung lawan ini.
Dua-dua Kwee Ceng dan Oey Yong terkejut.
"Inilah serangan yang sukar di tangkis…!" kata mereka
dalam hati, kaget.
Ketika itu orang-orangnya Lee Seng, yang tadinya
mengurung di luar, sudah pada masuk ke dalam.
Mereka melihat pemimpin mereka terancam bahaya, di
antaranya ada yang berniat berlompat membantu.
Lee Seng sendiri merasakan ancaman bahaya.
Desiran angin sudah mengenai bajunya. Tapi ia pun
gesit sekali. Ia memutar tubuhnya sambil menangkis.
Kembali ia menggunai ilmu silat Hang Liong Sip-pat
Ciang, jrus "Naga Sakti menggoyang ekor".
Auwyang Kongcu tidak berani menangkis serangan itu,
ia melenggakkan tubuh, terus dia berlompat mundur.
"Sungguh berbahaya!" kata Lee Seng dalam hatinya.
Sekarang dia sudah memutar tubuh, untuk
menghadapi pula lawannya. Tapi segera ternyata,
dalam ilmu silat ia kalah unggul, selama tigapuluh jurus
lebih, saban-saban ia terancam bahaya. Syukur
untuknya ia selalu ketolongan sama jurusnya "Sin liong
pa bwee" - "Naga Sakti memgoyang ekor itu" itu.
"Rupanya Ang Cit Kong baru mengajari ia ini satu jurus
pembela diri," Oey Yong berbisik pada Kwee Ceng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Anak muda ini mengangguk. Ia lantas ingat lelakonnya
sendiri ketika melayani Nio Cu Ong dengan "Hang
liong yu hui" atau "Naga menyesal". Mengingat ini, ia
jadi sangat bersyukur kepada Ang Cit Kong. Lee Seng
yang menjadi salah satu pemimpin baru diajari satu
jurus yang lihay itu, ia sendiri dalam tempo satu bulan
sudah dapat limabelas jurus.
Pertempuran itu berjalan terus. Auwyang Kongcu
mendesak lawannya hingga dipojok.
Lee Seng sudah berpengalaman, ia dapat menerka
maksud lawannya.mMaka ia lantas berdaya akan
menggelakkan diri, guna kembali ke tengah ruangan.
Sekonyong-konyong Auwyang Kongcu tertawa lama,
selagi tertawa kepalannya menyambar, tepat
menggenai janggut lawannya itu.
Lee Sneg terkejut, ia mengulur tangannya, untuk
membalas, tetapi ia telah kena didului. Tangan kiri
Auwyang Kongcu sudah menemui pula sasarannya.
Habis itu beruntun tiga empat kali lagi ia kena tertinju
pula, kepalanya dan dadanya. Ia menjadi sakit,
kepalanya pusing, ia begitu terhuyung, ia roboh.
Beberapa pengemis berlompat maju untuk menolongi
pemimpinnya itu, tetapi Auwyang Kongcu menyambar
dua orang, yang ia angkat dengan membentrokkan
kepalanya satu dengan lainnya, menampak mana,
yang lain-lainnya menjadi keder.
"Kau kira aku ini siapa yang dapat kena terjebak kaum
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bangsa pengemis busuk?!" berkata Auwyang Kongcu
tertawa mengejek. Ia terus menepuk kedua tangannya,
maka dari dalam lantas keluar dua murid wanitanya,
mendorong tubuhnya seorang nona yang tertelikung
kedua tangannya, yang romannya kucal sekali. Dialah
si nona Thia yang hendak dilundungi oleh kawanan
pengemis itu.
Semua orang terkejut, tak terkecuali Oey Yong dan
Kwee Ceng.
Auwyang Kongcu mengebasi tangannya, atas itu nona
Thia dibawa masuk pula. Dengan roman sangat
bangga ia berkata pula: "Selagi si pengemis tua
nelusup masuk ke dalam kantong, aku yang rendah
menantikan di bawah lauwteng, lantas aku
mengundang nona Thia, terus aku pulang terlebih
dahulu untuk menunggui kamu di sini!"
Semua pengemis itu terbengong, mereka saling
mangawasi. Pikir mereka, mereka benar-benar roboh.
Auwyang Kongcu mengipasi dirinya, ia tertawa ketika
ia berkata pula: "Nama Partai Pengemis sangat
kesohor sehingga nama itu membuatnya orang tertawa
hingga giginya copot! Apa yang dinamakan ilmu silat
mencuri ayam dan meraba-raba anjing, apa ynag
disebut pukulan mengemis nasi dan menangkap ular,
semua itu telah dikeluarkan! Dibelakang hari,
masihkah kau berani usilan urusan kongcu kamu?
Sekarang ini suka aku memberi ampun pada jiwanya
ini pengemis bangkotan, asal aku dapat meminjam dia
punya kedua cahaya terang sebagai tanda mata…!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sembari berkata begitu, pemuda ini mengulur
tangannya, untuk dengan kedua jerijinya mencongkel
mata orang yang ia menyebutnya "Cahaya terang"
Kalau mata Lee Seng kena dicongkel, butlah dia.
"Tahan!" mendadak terdengar satu seruan, disusul
sama orangnya, yang berlompat masuk ke dalam
ruangan, untuk terus menolak ke arah Auwyang
Kongcu.
Pemuda ini terperanjat, ia telah merasakan sambaran
angin hingga ia terhuyung. Inilah hebat sebab
semenjak ia keluar dari wilayah Barat, sering ia
menghadapi lawan yang berat tetapi belum pernah
seberat ini. Ketika ia sudah melihat orangnya, ia
menjadi heran sekali. Sebab orang itu ialah si anak
muda bernama Kwee Ceng, dengan siapa ia pernah
hadir bersama dalam pestanya Chao Wang. Ia tahu
orang berkepandaian biasa saja. Kenapa ia sekarang
menjadi begini lihay.
"Kau sesat dan buruk, bukannya kau mencoba
mengubah kelakuan, kau justru mencelaki orang!"
orang itu menegur. "Apakah kau benar-benar tidak
memlihat mata pada semua orang gagah di kolong
langit ini?"
Dia memang Kwee Ceng, yang melihat saat untuk tak
berdiam lebih lama pula.
Auwyang Kongcu melirik, ia tertawa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Jadi kaukah si orang gagah di kolong langitnini?" dia
mengejek.
"Aku yang muda tidak berani menyebut diriku orang
gagah," manyahut Kwee Ceng denagn merendah,
"Aku hanya hendak membesarkan nyaliku untuk
memberi nasehat kepada kau, kongcu. Aku minta
sukalah kau memerdekakannya nona Thia, habis itu
lekas-lekas kau pulang ke Wilayah Barat!"
Auwyang Kongcu tertawa pula.
"Jikalau aku tidak sudi dengar nasehatmu, sabahat
cilik?" dia menanya.
Belum lagi Kwee Ceng menyahuti, Oey Yong dari luar
jendela telah mendahului. Katanya; "Engo Ceng, kau
hajarlah ini telur busuk!"
Auwyang Ongcu terperanjat. Ia dengar suara orang
dan mengenali.
"Nona Oey!" ia lantas berkata, "Kau menghendaki aku
memerdekakan Nona Thia, inilah tidak susah, asal kau
sendiri yang sudi ikut padaku! Jikalau kau sudi, bukan
melainkan Nona Thia, juga wanita-wanita disampingku,
akan aku merdekakan semuanya! Bahkan aku akan
berjanji, selanjutnya di belakang hari aku tidak akan
cari lain wanita lagi! Tidakkah ini bagus?"
"Itulah bagus!" menyahut Oey Yong, yang lompat
masuk sambil tertawa, "Kita pergi ke Wilayah Barat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
untuk pesiar, sungguh menarik! engko Ceng,
bukankah bagus begitu?"
Belum lagi Kwee Ceng menyahuti, Auwyang Kongcu
sudah mendahului.
"Aku hanya menghendaki kau sendiri yang turut aku
pergi bersama," katanya. "Buat apa inibocah busuk
turut bersama?!"
Mendadak Oey Yong menjadi gusar, tangannya
menyambar.
"Kau berani memaki dia?!" serunya. "Kaulah si bocah
busuk!"
Auwyang Kongcu kesemsem melihat Oey Yong datang
dengan senyumannya berseri-seri, orang nampaknya
boto dan manis sekali, maka itu ia berlaku ceriwis, ia
pun tidak menyangka si nona bisa gusar secara tibatiba
itu. Ia pun tidak bersiaga, maka "Plok!" pipi kirinya
kena ditampar. Sebab si nona menggunai jurus dari
"Lok Eng Ciang" yang lihay itu. Beruntung untuknya, si
nona tidak menggunai seluruh tenaganya, ia hanya
merasa pipinya itu panas dan sakit.
"Fui!" berseru si kongcu yang menjadi penasaran,
seraya tangannya menjambak ke dada si nona.
Oey Yong tidak mau menyingkir dari tangan si pemuda
itu, sebaliknya dengan kedua tangannya ia menyerang
ke arah kepala orang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Kongcu adalah satu pemuda ceriwis, melihat
nona itu menangkis taua berkelit, ia girang bukan
main. Begitulah tanpa pedulikan kepalanya, ia
mengulur terus tangannya itu. Hanya ketika jari
tangannya mengenakan dada orang, ia kaget sekali.
Tangannya itu terasa tertusuk dan sakit.
"Oh!" ia menjerit. "Dia mengenakan baju lapis berduri"
Baru sekarang ia ingat. Maka syukur untuknya, karena
berlaku ceriwis, ia tidak menjambak keras, ia cuma
meraba. Karena ini ia lekas-lekas menangkis kedua
tangan si nona.
"Tidak gampang untuk kau menghajar aku!" kata Oey
Yong tertawa. "Cuma kau yang verhak menghajar kau,
kau sebaliknya tidak!"
Auwyang Kongcu kewalahan, karena ini, ia tumplak
kedongkolannya terhadap Kwee Ceng, yang berdiam
saja mengawasi aksi mereka berdua.
"Biarlah aku mampuskan dulu bocah ini, supaya dia
mati hatinya!" pikirnya. Dengan "dia" ia maksudkan si
nona manis itu. Ia mengawasi Oey Yong tetapi kakinya
bergerak menyentil ke belakang di mana Kwee Ceng
berdiri, mengarah dada si anak muda. Itulah
tendangannya yang lihay, ajarannya SeeTok Auwyang
Hong, pamannya yang kesohor itu.
Kwee Ceng seperti terbokong, tidak dapat ia
mengelakkan diri. Tapi ia tak sudi mandah saja dihajar,
ia segera membalas menyerang. Jadi keras lawan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
keras. Maka berbareng dua-dua serangan mereka
berhasil. Yang satu tertendang kempungannya, yang
lainnya terhajar pahanya yang dipakai menendang itu.
Dua-dua lantas merasakan sangat sakit. Akan tetapi
dua-duanya penasaran, maka itu, bukannya mereka
mundur, mereka malah maju pula. Karena itu
keduanya jadi bertempur.
Semua orang Kay Pang heran, apapula mereka
mengenali pukulannya Kwee Ceng.
"Itulah jurus istimewa dari Lee Seng yang biasa dipakai
untuk menolong diri…." kata mereka. "Kenapa dia pun
mengerti dan gerakannya cepat melebihkan Lee
Seng?"
Kwee Ceng memang menyerang dengan "Sin liong
bwee"
Dilain pihak sudah ada beberapa pengemis yang
menolongi Lee Seng, yang mereka angkat bangun,
maka itu, pemimpin pengemis itu pun jadi bisa
menyaksikan pertempuran orang itu, hingga ia pun
heran.
"Hang Liong Sip-pat Ciang itu adalah ilmu rahasia Ang
Pangcu ynag tidak sembarangan diturunkan," memikir
pemimpin pengemis ini, "Aku sudah berjasa untuk
partai, aku cuma diajarkan satu jurus, tetapi anak
muda ini lain, agaknya ia mengerti banyak.
Mungkinkah ia telah dapat mewariskannya semua?"
Juga Auwyang Kongcu sendiri heran bukan main. Baru
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berselang dua bulan atau pemuda ini telah maju
demikian pesat.
Cepat sekali mereka sudah ebrtempur empatpuluh
jurus. Kwee Ceng telah gunai semua limabelas
jurusnya Hang Liong Sip-pat Ciang, ia telah memutar
balik itu. Dasar kalah jauh dari Auwyang Kongcu, ia
tidak dapat merobohkannya, ia cuma dapat bertahan.
Maka itu, lewat lagi belasan jurus, ia kewalahan.
Auwyang Kongcu berlaku sangat gesit, ia berlompatan
ke segela penjuru, tinjunya saban-saban menyambar.
Satu kali Kwee Ceng kena didupak kempolannya
hingga ia terhuyung. Syukur ia tangguh, ia tidak dapat
celaka. Ia melawan terus, ia mengulangi jurusjurusnya.
Untuk sementara ini Auwyang Kongcu tidak berani
mendesak, berselang lagi sepuluh jurus lebih, setelah
ia dapat memahami ilmu silat orang, baru ia
merangsak pula. Karena ini ia mulai mencari lowongan
untuk turun tangan.
Kwee Ceng sudah habis menjalankan limabelas jurus,
ia lantas memulai lagi pula dari seperti semula. Inilah
ketika yang justru ditunggu Auwyang Kongcu. Kongcu
ini lantas mendahulukan menyambar ke pundak
lawannya itu.
Kaget sekali Kwee Ceng. Tidak ada jalan untuk dia
melindungi diri dengan limabelas jurusnya itu. Disaat
sangat berbahaya itu, ia berlaku nekat. Ia menubruk
seraya menepuk tangannya lawan. Itulah ilmu silat
menurut caranya sendiri. Ini justru diluar terkaan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Kongcu yang menjadi kaget, karena ia tidak
menyangka bakal disambut secara demikian. Tidak
ampun lagi, lengannya kena dihajar. Bahna kaget, ia
lompat mundur ke belakang beberapa tindak. Syukur
untuknya, ia melainkan merasakan sakit, tulang
lengannya tidak panah atau remuk.
Kwee Ceng girang melihat hasilnya itu, yang pun diluar
dugaannya. Ia bahkan jadi insyaf akan dapat
diputarbalikkannya ilmu silat itu tanpa menurut
aturannya. Ia hanya menginsyafi, karena belum
terlatih, tenaganya jadi berkurang banyak. Tidak
demikian, celakalah tangannya pemuda dari Wilayah
Barat itu. Karena ini, hendak ia mencoba terus.
Lagi sekali mereka mulai bergerak pula, selagi Kwee
Ceng hendak mencoba, Auwyang Kongcu sebaliknya
penasaran dan hendak menuntut balas.
Kesudahannya, pemuda she Auwyang ini menjadi
heran sekali. Ia mendapatkan kenyataan, disebelah
jurus-jurus yang biasa, lawannya mempunyai tiga jurus
tambahan lainnnya, hingga sulit untuk dia memberi
hajaran tepat seperti tadi. Sekarang ini Kwee Ceng
dapat menutup kempolan kirinya dan pinggangnya
kanannya, dua lowongan yang diarah oleh lawannya.
Kwee Ceng berkelahi dengan bernapsu, ia mengulangi
dan mengulangi tambahan tiga jurusnya itu hingga ia
seperti telah membikin lengkap delapanbelas jurus
Hang Liong Sip-pat Ciang. Ia pun menjadi semakin
hapal, pertempuran itu seperti merupakan latihannya.
Segera Auwyang Kongcu melayani dengan sabar,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gerakannya jadi rada kendor. Ia memikir hendak
menanti musuhnya itu letih sendirinya. Dangan
berkelahi secara begini, berbareng ia memahami pula
cara berkelahinya musuhnya. Ia cerdik, belum lama ia
sudah dapat melihat kekosongannya musuhnya itu.
Atas ini, ia tidak mau mensia-siakan ketika lagi,
mendadak ia mengirim serangannya. Dengan tangan
kiri ia menggertak dengan menjambak, diam-diam
kakinya melayang naik!
Kwee Ceng terkejut. Sulit untuk ia menangkis atau
berkelit.
Oey Yong menonton dengan waspada, ia melihat
pemudanya itu terancam bahaya, karena ia senantiasa
siap sedia, segera ia mengayun sebelah tanganya,
maka tujuh atau delapan jarum kongcian menyambar
kepada Auwyang Kongcu.
Kaget itu pemuda dari Wailayah Barat, tetapi ia masih
sampat menebas denagn kipasnya. Hanya selagi ia
merasa berhasil menyingkirkan semua jarum, kakinya
toh dirasai sakit dengan mendadak, seperti ada benda
yang menancap di jalan darahnya. Karena ini,
meskipun tendangannya mengenai sasarn, kenanya
tidak hebat. Dengan kaget ia melompat mundur.
"Tikus mana membokong kongcumu!" ia membentak.
"Kalau kau berani, mari berlaku terus terang…."
Belum lagi pemuda ini menutup mulutnya, satu benda
berkelebat menyambar kepadanya, sia-sia belaka ia
hendak berkelit, tahu-tahu mulutnya kemasukan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
serupa barang yang memberi rasa sari asin dan keras.
Ia kaget dan gusar, lekak-lekas ia melepehkannya.
Untuk kemendongkolannya, ia melihat sepotong tulang
ayam. Karena ia tahu darimana datangnya sambaran,
ia lantas angkat kepalanya, dongak melihat ke
penglari.
Justru ia mengangkat kepalanya, justru ada debu yang
meluruk jatuh. Ia berlompat ke samping, terus ia
dongak pula, seraya membuka mulutnya untuk
mendamprat. Kali ini belum sempat ia bersuara,
mulutnya itu kembali kemasukan tulang - tulang kaki
ayam, maka juga giginya kebentur hingga ia
merasakan sakit pada giginya itu!
Bukan alang kepalang mendongkolnya pemuda ini,
yang seumurnya belum peranh ada orang hinakan
atau mempermainkan secara demikian. Lekas-lekas ia
membuang tulang dari mulutnya itu. Diwaktu itu dia
melihat berkelebatnya suatu bayangan, ynag lompat
turun dari penglari itu. Dalam murkanya, ia pun
berlompat untuk memapakinya, guna menyerang
bayangan itu. Tapi heran, bukannnya ia dapat
menyerang, ia justru kena memegang serupa barang.
Tempo ia sudah melihat barang itu, mendongkolnya
bukan kepalang. Itu adalah dua potong ceker ayam
yang besar digeragoti, yang sudah tidak ada
dagingnya!
Berbareng dengan itu, di atas penglari itu terdengar
suara orang tertawa lebar yang disusul dengan
pertanyaan, "Bagaimana? Bagaimana dengan ilmu
silat mencuri ayam dan meraba-raba anjing dari si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pengemis tua?"
Kapan Kwee Ceng dan Oey Yong mendengar suara
itu, keduanya girang bukan main.
"Cit Kong!" mereka berseru tanpa tertahan lagi.
Semua orang lantas mengangkat kepalanya, maka di
atas penglari itu mereka lihat Ang Cit Kong tengah
duduk dengan enteng sekali, mulutnya lagi
mengegerogoti sepaha ayam berikut dadanya, ynag
dipegangi sebelah tangannya.
Mengenali orang tua itu, hatinya Auwyang Kongcu
menjadi dingin sekali.
"Ang Siepee di sana?" ia berkata, "Di sini titjie memberi
hormat!"
Benar-benar ia lantas menekuk kedua lututnya dan
mengangguk-angguk.
"Oh, kau mengenal si pengemis tua?" tanya Ang Cit
Kong seraya terus menggayam ayamnya. Ia menanya
acuh tak acuh.
"Memang pernah titjie bertemu sama Ang siepee,"
menyahut Auwyang Kongcu, yang menyebut dirinya
titjie, keponakan. "Titjie ada punya mata tetapi titjie
tidak mengenal gunung Tay San, seharusnya titjie mati
saja. Dahulu hari itu titjie sudah lantas mengirim
pesuruh burung ke Barat, akan memohon petunjuk dari
pamanku, setelah itu barulah titjie mengetahui siepee.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pamanku itu memesan, apabila titjie bertemu pula
sama siepee, mesti titjie menyampaikan hormatnya
seraya mengharap kesehatan siepee."
"Si Racun Tua itu pandai sekali berpura-puar!" berkata
Ang Cit Kong, yang menyebut si racun Tua kepada
See Tok Auwyang Hong. "Dia pun banyak mulutnya!
Aku si pengemis tua, dapat aku mencuri, dapat aku
gegares, tetapi aku tidak merampas anak dara orang,
maka kenapa aku bolehnya tidak sehat? Bukankah
pamanmu tidak sakit dan tidak tumbuhan juga?"
Auwyang Kongcu malu dan jengah, ia menyahuti
sembarangan saja.
"Barusan aku mendengar kata-katamu," berkata lagi
Ang Cit Kong. "Bukankah kau menyebut-nyebut
tentang ilmu silat mencuri ayam dan meraba-raba
anjing, tentang pukulan mengemis nasi dan
menangkap ular? Bukankah kau sangat memandang
enteng kepada semua ilmu silat itu?"
Di dalam hatinya Auwyang Kongcu kata, "Aku tidak
menyangka bahwa dia telah bersembunyi di atas
penglari…" Tapi toh ia menyahuti, "Siepee, aku mohon
sukalah siepee memaafkan keponakanmu ini. Tadi aku
telah mengoceh tidak karuan karena aku tidak
mengetahui ketua Partai lo-enghiong ini justru siepee
adanya…"
Ang Cit Kong tertawa terkakak, selagi tertawa,
tubuhnya berlompat turun.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau menyebut dia lo-enghiong, tetapi dia tidak
sanggup melawan kau, maka itu kaulah si enghong!"
berkata ketua pengemis itu. "Apakah kau tidak malu?
Haha-haha!"
Enghiong ialah pendekar dan lo-enghiopng adalah
pendekar tua.
Auwyang Kongcu malu sekali dengan hatinya
mendongkol bukan main, tetapi ia insyaf orang
bukanlah tandingannya, tidak berani ia turun tangan,
tidak berani ia lancang mulut, maka ia terpaksa
merendahkan diri.
"Kau mengandalkan ilmu silatnya si Racun Tua, kau
datang ke Tionggoan, ke tenggara ini untuk malang
melintang! Hm! Hm! Tapi ketahui olehmu, selama si
pengemis belum mampus, aku khawatir kau tidak akan
mendapatkan tempatmu di sini!" berkata pula si
pengemis tua itu.
Auwyang Kongcu terus mesti mengendalikan diri.
"Siepee bersama pamanku ada sama kesohornya,
maka itu aku menurut saja segala perintah siepee," ia
berkata, merendah.
"Bagus, ya!" berseru Cit Kong. "Kau maksudkan aku si
besar menghina si kecil, si tua menghina kamu si anak
muda?"
Bab 33. Kemaruk Kebesaran
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Kongcu tidak membuka suara, ia
melawan diam.
"Dibawah perintahku si pengemis tua," berkata Cit
Kong, "Meski benar ada si pengemis besar, si
pengemis pertengahan dan si pengemis kecil, mereka
itu bukanlah murid-muridku! sekalipun ini si orang she
Lee, dia barulah belajar serupa ilmu silatku yang kasar,
ia masih bukan muridku yang dapat menjadi ahli
warisku! Bukankah kau memandang enteng ilmu
silatku mencuri ayam dan meraba anjing? Bukankah
aku si pengemis bangkotan omong besar, apabila aku
hendak mengangkat satu murid langsung, belum tentu
ia seperti kau!"
"Itulah sudah sewajarnya," menyahut Auwyang
Kongcu.
"Di mulut kau mengatakan begini, di dalam hatimu kau
mencaci aku," kata pula Ang Cit Kong.
"Itulah keponakanku tidak berani," membilang
Auwyang Kongcu.
"Cit Kong jangan percaya obrolannya!" Oey Yong
menyelak. "Di dalam hatinya dia memang sedang
mencaci kau, malah mencaci lebih hebat sekali!"
"Bagus ya, bocah ini berani mencaci aku!" seru Cit
Kong dengan gusar.
Mendadak ia mengulur tangannya, bagaikan kilat,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kipas di tangan si anak muda telah kena dirampas,
hingga orang melengak. Dia membeber kipas itu, di
situ terlihat lukisan beberapa tangkai bunga bouwtan
serta tulisannya Cie Hie dari jaman Song Utara, di
samping mana ada lagi sebaris tulisan, bunyinya "Pek
To San Cu", artinya tuan dari Pek To San. Itulah
tulisannya Auwyang Kongcu sendiri.
"Hm!" Cit Kong memperdengarkan suara dingin.
Kemudian ia menanya Oey Yong: "Bagaimana kau
lihat ini beberapa huruf?"
Sepasang alis matanya si nona terangkat. Ia
menjawab: "Sungguh menyebalkan! Itulah mirip
tulisannya kuasa dari toko penukar uang perak!"
Auwyang Kongcu biasa mengagulkan diri sebagai
pemuda yang pandai ilmu silat dan ilmu surat,
sekarang ia mendengar celaannya Oey Yong, ia
mendongkol bukan main, dengan mata melotot ia
memandang si nona. Tapi ia melihat wajah orang yang
terang, yang seperti tertawa bukannya tertawa, ia
menjadi tercengang.
Ang Cit Kong membeber kipas di telapakan tangannya
yang satu, ia bawa itu ke mulutnya untuk dipakai
menyusuti beberapa kali. Ia baru saja habis
menggerogoti ayam, di bibirnya masih berbelepotan
minyak, maka bisa di mengerti kalau kipas indah itu
bukannya menjadi kipas lagi, setelah mana ia
merangkap jari-jari tangannya, hingga kipas itu jadi
teremas menjadi sehelai kertas rongsokkan, sesudah
mana ia melemparkannya!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Untuk lain orangm kejadian itu bukan berarti apa-apa,
untuk Auwyang Kongcu, itulah hebat sekali. Itulah
kipas yang menjadi alat senjatanya untuk bertempur,
tulang-tulangnya terbuat dari baja pilihan, dengan
diremas itu, baja itu turut menjadi tidak karuan. Hanya
di sebelah itu, ia pun kagum untuk tenaga besar dari si
pengemis tua, yang dengan gampang saja dapat
meremas remuk itu!
"Jikalau aku sendiri yang melawan kau, sampai
mampus juga kau tentu tidak puas," berkata Ang Cit
Kong. "Maka sekarang juga hendak aku mengangkat
seoarng murid supaya segera dia melawan kau….."
Benar-benar Auwyang Kongcu penasaran, dengan
berani ia pun berkata, "Saudara ini barusan telah
bertempur beberapa puluh jurus denganku, jikalau
siepe tidak turun tangan, sudah tentu keponakanmu
yang beruntung memperoleh kedudukan di atas
angin."
Sembar tertawa, ia menunjuk kepada Kwee Ceng.
Cit Kong mendongak ke langit, ia tertawa terbahakbahak.
"Anak Ceng, adakah kau muridku?" ia menanya.
Kwee Ceng ingat itu hari ia berlutut kepada orang tua
ini, untuk memberi hormat tetapi si orang tua dengan
tersipu-sipu membalas berlutut dan menganggukangguk
kepadanya, maka itu ia lekas-lekas menjawab:
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku yang muda tidak mempunyai rejeki untuk menjadi
muridmu."
"Nah, kau telah dengar, bukan?" berkata Cit Kong
kepada pemuda she Auwyang itu.
Auwyang Kongcu menjadi heran sekali.
"Pengemis bangka ini pastilah tidak memperdaya
orang," pikirnya. "Habis bocah ini, darimanakah dia
mendapatkan kepandaiannya itu?"
Cit Kong tidak mengambil tahu apa yang orang pikir. Ia
memandang Kwee Ceng.
"Sekarang hendak aku mengambil kau sebagai murid,
kau senang atau tidak?" dia tanya. "Apakah kau tidak
mencele aku si pengemis tua? Apakah enak
mendengarnya kau kalau orang katakan gurumu
adalah aku si pengemis tua?"
Tapi Kwee Ceng girang bukan kepalang, lantas saja ia
menjatuhkan diri di depan si raja pengemis itu, untuk
paykui delapan kali.
"Hai, anak tolo!" kata si guru, "Mengapa kau tidak
memanggil suhu?"
"Sebenarnya teecu sudah mempunyai enam guru,
maka itu teecu pikir…." Untuk sejenak bocah ini
merandak, ia bersangsi. "Teecu memikir untuk
menanyakan dulu pikirannya keenam guruku itu…"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Benar-benar!" berkata Ang Cit Kong. "Seorang kuncu
memang tidak melupakan asal usulnya! Baiklah,
sekarang aku mengajarkan kau dulu dengan tiga
jurus."
Lalu di depan Auwyang Kongcu sendiri, Cit Kong
mengajarkan Kwee Ceng sisanya tiga jurus lagi Hang
Liong Sip-pat Ciang. Sudah tentu ketiga jurus itu beda
dengan tiga jurus ciptaan Kwee Ceng sendiri.
Cit Kong tunggu sampai Kwee Ceng sudah dapat
menghapalkan tiga jurus itu, abru ia kata: "Baik, anak
yang baik, cukup sudah! Sekarang kau tolongi aku
mengajar adat pada ini bandit cabul!"
Kwee Ceng memang sangat sebal terhadap itu
pemuda ceriwis dan jumawa, tanpa membilang apaapa
lagi, ia lansung meninju.
Auwyang Kong tidak takut, ia pun lagi mendongkol,
maka habis berkelit, lantas ia balas menyerang, maka
kembali di situ keduanya bertarung.
Rahasianya Hang Liong Sip-pat Ciang adalah tenaga
yang dikerahkan di satu saat, tentang ilmu silatnya
sendiri sangatlah sederhana, dipelajarinya pun
gampang, yang sulit adalah melatihnya hingga mahir.
Orang-orang seperti Nio Cu Ong, Bwee Tiauw Hong
dan Auwyang Kongcu, itu bukanlah tandingannya
Kwee ceng, tetapi kenapa ia sanggup melayani
mereka bertiga? Itulah rahasianya. Pula kali ini.
Auwyang Kongcu menghadapi sendiri si pengemis tua
mengajari Kwee Ceng, kalau perlu ia dapat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyangkoknya, tetapi sekarang setelah bergebrak, ia
merasakan kesulitannya.
Sekarang Kwee Ceng dapat menggunai delapanbelas
jurus, ia dapat menyambung itu kepala dengan buntut
dan buntut dengan kepala. Karena ia telah pandai
menjalankan limabelas jurus, mendapat tambahan tiga
jurus yang terakhir ini, tenaganya lantas saja
bertambah.
Auwyang Kongcu melayani bekas tandingannya ini
dengan bersungguh-sungguh, dia sudah menggunai
empat macam ilmu silat, ia tapinya cuma dapat
berimbang saja - mereka ini jadi sama tangguhnya,
sedang tadinya ia terlebih unggul. Sesudah lewat lagi
beberapa jurus tanpa hasil, ia menjadi bingung.
"Jikalau hari ini aku tidak memperlihatkan ilmu silat
istimewa dari keluargaku, pasti sekali sukar untuk aku
merebut kemenangan." ia berpikir. "Semenjak masih
kecil aku telah dididik pamanku, kenapa aku tidak
dapat merobohkan muridnya si pengemis tua ini -
murid yang baru saja diberi pengajaran? Tidakkah
dengan begitu aku akan meruntuhkan kesohoran dari
pamanku di tangannya si pengemis bangkotan ini?"
Karena ini, mendadak ia mengirim tinjunya yang hebat.
Melihat serangan itu, Kwee Ceng segera menangkis.
Tapi mendadak ia seperti kehilangan tangan lawan,
yang menjadi lemas dengan sekonyong-konyong, atau
dilain saat "Plok!" batang lehernya telah kena ditinju
tanpa ia dapat berdaya. Ia menjadi kaget sekali, sambil
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tunduk ia lompat, tangannya membalas menyambar.
Auwyang Kongcu berkelit sambil menggeser kaki,
sambil berkelit, ia juga menyerang. Kali ini Kwee Ceng
tidak berani menangkis, ia berkelit dengan cepat. Tapi
aneh gerakan tangannya kongcu ini, entah bagaimana,
tangannya seperti menuju ke kiri, tahunya ke kanan,
maka "Plok!" lagi sekali tangannya ini mengenakan
pundak.
Hebat untuk Kwee Ceng, lekas juga ia terhajar untuk
ketiga kalinya.
"Anak Ceng, tahan!" berkata Ang Cit Kong. "Hitunglah
kau yang kalah satu kali ini."
Kwee Ceng menurut, ia lompat keluar gelanggang. Ia
merasakan sakit pada tempat-tempat yang terpukul,
tapi ia pun memberi hormat pada lawannya seraya
berkata: "Benar kau lihay, aku bukanlah tandinganmu."
Auwyang Kongcu puas sekali, ia lantas melirik Oey
Yong.
Ang Cit Kong lantas berkata: "Si Racun tua setiap hari
memelihara ular, ini ilmu silatnya Kulit Ular Emas
tentulah ia ciptakan dari tubuhnya ular berbisa. Kau
beruntung sekali, karena sekarang belum aku si
pengemis tua dapat memikir daya untuk
memecahkannya. Nah, kau pergilah baik-baik."
Auwyang Kongcu tercekat hatinya. Ia pikir: "Paman
telah pesan wanta-wanti padaku, kalau bukan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menghadapi bencana kematian, tidak boleh aku
menggunai ini tiou silatnya yang diberi nama Kim Coa
Kun, Kuntauw Ular Emas, sekarang si pengemis tua
mengetahuinya, apabila pamanku mengetahui juga,
aku bisa di hukum berat."
Karena ini lenyaplah kepuasan hatinya. Ia memberi
hormat kepada Ang Cit Kong, lantas ia bertindak
keluar dari rumah abu itu.
"Eh, tunggu dulu, hendak aku bicara denganmu!" Oey
Yong mencegah.
Auwyang Kongcu menghentukan tindakannya, ia
menoleh.
Oey Yong memberi hormat dan menjura kepada Ang
Cit Kong.
"Cit Kong," katanya, "Baiklah hari ini kau menerima
dua murid. Kau sekarang berat sebelah, aku tidak mau
mengerti!"
Ang Cit Kong menggeleng kepala tetapi ia tertawa.
"Sebenarnya aku telah melanggar aturan dengan
menerima murid," katanya. "Maka itu tidak dapat
dalam satu hari aku melanggar pula aturan dengan
menerima dua murid. Ayahmu sendiri sangat lihay,
mana dapat ia membiarkan kau mengangkat aku si
pengemis tua menjadi gurumu…"
Oey Yong menunjuki rupa kaget dan sadar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Oh, kau jeri terhadap ayahku!" katanya.
Cit Kong kena dibikin panas hatinya.
"Takut?" katanya, "Hm! Baiklah, aku terima kau
sebagai murid! Mustahil Oey Lao Shia di Bangkotan
Tersesat nanti gegares tubuhku!"
Oey Yong girang, ia tertawa.
"Baiklah, satu patah menjadi kepastian" ujarnya.
"Jangan kau menyesali! Suhu, kamu kaum pengemis,
bagaimana caranya kamu menangkap ular? Coba
suhu mengajari aku."
Cit Kong berpikir. Ia tak tahu maksudnya nona ini
tetapi ia tahu orang sangat cerdik, ia menduga tentulah
putrinya Tong Shia Oey Yok Su ini mengandung
sesuatu maksud.
"Menangkap ular menangkap di tempat tujuh dim," ia
memberi keterangan. "Kedua jeriji tangan mesti
merupakan sebagai sepit. Asal tepat kenanya, ular
bagaimana beracun juga tidak bakalan bergeming
lagi."
"Kalau ular yang kasar sekali?" tanya pula si nona. Ia
maksudkan ular besar.
"Ajukan tangan kiri, untuk memancing ia menggigit jari
tangan kiri kita," Cit Kong mengajari. "Lalu dengan
tangan kanan menghajar dia di tempat tujuh dim juga."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Apakah menhajarnya mesti cepat sekali?"
"Tentu saja. Tangan kiri itu mesti dipakaikan obat,
supaya toh kalau kena digigit, akibatnya tidak
membahayakan."
Oey Yong mengangguk, ia melirik kepada si pengemis
tua itu, ia mengedipi matanya.
"Suhu, sekarang kau boleh torehkan obat padaku." ia
minta. Ia memanggil suhu, guru.
Biasanya Ang Cit Kong ini, kalau ia menghadapi ular,
biar yang sangat beracun, ia mengeemplangnya
dengan tongkatnya, dari itu ia tidak seia obat, akan
tetapi si nona melirik padanya, mengedipi mata, ia
lantas mengasih turun cupu-cupu di bebekongnya, dari
dalam itu, ia menuang sedikit arak, dengan itu ia
menorehkan kedua tangan ini murid yang baru. Oey
Yong membawa kedua tangannya ke hidungnya, untuk
menciumny, lantas ia memperlihatkan wajah yang luar
biasa. Ia pun segera menghadapi Auwyang Kongcu.
"Hallo!" tegurnya. "Aku ini muridnya Ang Cit Kong,
sekarang aku ingin belajar kenal dengan ilmu silatnya
Kulit Ular Lemas! Paling dulu hendak aku menjelaskan
padamu, tanganku ini sudah ditorehkan obat pemunah
racun ularmu, dari itu kau haruslah waspada!"
Auwyang Kongcu tidak takut. Pikirnya: "Dengan
menempur kau, bukannya dengan segebrakan saja
dapat aku mencekukmu! Tidak peduli tanganmu ada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
apanya yang aneh, cukup untukku asal aku tidak
membenturnya!" Maka ia tertawa dan menyahuti:
"Jikalau aku sampai terbinasa di tanganmu, aku puas!"
"Semua ilmu silatmu yang lainnya biasa saja," berkata
si nona, "Karena aku cuma mau belajar kenal sama
kutauw ularmu yang bau busuk itu, maka jikalau kau
menggunakan kainnya macam ilmu silat, kau terhitung
kalah!"
"Apa yang kau bilang Nona, aku mengiringi saja,"
sahut Auwyang Kongcu
Oey Yong tertawa.
"Aku tidak sangka, kau telur busuk, pandai sekali kau
bicara!" katanya. "Lihat tanganku!"
Kata-kata ini disusul serangannya, dengan jurus pogiok-
kun ajarannya Ang Cit Kong.
Auwyang Kongcu sudah lantas berkelit ke samping.
Oey Yong menyerang terus, mulanya dengan
tendangan kaki kiri, lalu itu disusul dengan bangkolan
tangan kanan. Ini pun ada ajarannya karena namanya
pukulan "Sutera Terbang".
Melihat orang gesit, Auwyang Kongcu tidak berani
memandang enteng. Ia mengulur tangan kanannya, ia
tekuk itu, lalu mendadak ia menhajar ke pundak si
nona. Inilah jurus dari Kim Coa Kun, Kuntauw Ular
Emas itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sungguh sebat serangannya itu. Hampir tangannya
mengenakan sasarannya, mendadak ia sadar, cepatcepat
ia menarik pulang. Sejenak itu ia ingat si nona
mengenakan baju lapis berduri, kalau serangannya
mengenai, tangannya pasti berdarah.
Justru orang membatalkan serangannya itu, justru Oey
Yong menyerang. Dua-dua tangannya melayang ke
arah muka.
Auwyang Kongcu mengebaskan tangan bajunya,
dengan itu ia menangkis serangan si nona.
Oey Yong mengenakan baju lapis dan kedua
tangannya dipakaikan obat, maka itu kecuali mukanya,
tidak ada lain anggota tubuhnya yang dapat dijadikan
sasarn. Karena itu Auwyang Kongcu menjadi
mendapat rintangan. Untuk menyerang ke bawah, ia
tidak mempunyai harapannya, karena ini, ia jadi kena
terdesak, ia mesti main berkelit atau lompat sana
lompat sini saja.
"Kalau aku serang mukanya dan berhasil, aku berlaku
lancang," pikirnya ini anak muda. "Kalau aku jambak
rambutnya, itulah terlebih hebat lagi, aku jadi berlaku
kasar. Habis, kemana aku mesti menyerang…?" Tetapi
ia cerdik, ia lantas mendapat akal. Selagi berkelit, ia
merobek ujung bajunya, ia pakai itu untuk membalut
kedua tangannya, maka sebentar kemudian, ia mulai
berkelahi dengan mencoba untuk menangkap tangan
lawannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiba-tiba Oey Yong lompat keluar gelanggang.
"Kau kalah!" serunya. "Itulah bukan ilmu silatmu yang
bau!"
"Oh, aku lupa..!" berkata si anak muda, jengah.
"Sekarang teranglah ilmu silat ularmu yang bau itu tak
dapat berbuat apa-apa terhadap muridnya Ang Cit
Kong," kata si nona yang licin itu, "Itu artinya ilmu silat
itu tak ada keanehannya. Selama di istana Chao
Wang, kita pun pernah bertempur, itu waktu aku malas
mengeluarkan tenaga, aku kalah. Karena itu, kita
sekarang seri. Mari kita bertempur lagi, untuk
memastikan menang atau kalah!"
Mendengar itu Lee Seng semua heran. Mereka
berpikir, "Ini nona memang lihay tetapi dia tak dapat
melawan musuhnya, barusan ia menang karena
menggunai akal, tidakkah itu bagus? Kenapa dia mau
bertempur lagi, seperti orang melukiskan ular di
tambah kaki?"
Ang Cit Kong sebaliknya tertawa haha-hihi. Ia tahu
nona ini sangat pintar dan nakal, dia rupanya hendak
menggunai hadirnya ia disitu untuk mempermainkan
keponakannya Auwyang Hong itu. Maka ia
membiarkan saja, ia lebih perlu menggerogoti sisa
ayamnya….
"Ah, kenapa kita mesti main sungguh-sungguhan?"
tertawa Auwyang Kongcu. "Kau yang kalah atau aku
yang menang toh sama saja, bukan? Tapi, kalau ada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mempunyai kegembiraan, baiklah aku yang rendah
suka menemani kau main-main."
Oey Yong berkata pula; "Selama di istana pangeran
Chao Wang itu, di kiri kananmu semua ialah sahabatsahabatmu,
andaikata aku menang, terang sudah
mereka bakal menolongi kau. Itulah sebabnya kenapa
aku malas melayani kau. Tapi disini ada sahabatsahabatmu…"
ia menunjuk kepada semua gundik
orang yang mengenakan pakaian serba putih itu. "Dan
aku pun ada kawan-kawanku. Memang benar
sahabatmu berjumlah lebih banyak, tetapi tidak apa,
aku dapat melayani kerugian di pihakku itu. Sekarang
begini saja, mari kita menggurat satu lingkaran bulat.
Siapa yang lebih dulu keluar dari lingkaran, dia yang
kalah!"
Mendengar suara orang yang agaknya mendesak itu,
tetapi toh ada pantasnya, Auwyang Kongcu
mendongkol berbareng geli di hatinya. Ia suka
menerima baik usul itu, bahkan ialah yang segera
membikin lingkaran itu. Ia menggurat dengan kakinya.
Ialah kaki kiri ditancap di tengah-tengah, kaki
kanannya berputar mengikuti tubuhnya. Ia membuat
lingkaran lebar bundar enam kaki.
Rombongan Kay Pang bensi ini anak muda, tetapi
melihat kepandaian orang itu, mereka kagu dan
memuji dalam hati.
Oey Yong lantas bertindak masuk ke dalam lingkaran
itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kita bertempur secara bun atau secara bu?" dia
tanya.
Bun itu berarti lunak dan Bu itu berarti keras.
"Hebat kau, banyak keanehanmu…" pikir Auwyang
Kongcu. Ia menanya: "Bagaimana caranya bun dan
bagaimana caranya bu?"
"Cara bun itu ialah aku menyerang kau tiga kali, kau
tidak boleh membalas," menerangkan si nona. "Kau
juga menyerang kepadaku dan aku pun tidak boleh
membalasi. Kalau cara bu ialah kita bertarung sesuka
kita, kau boleh pakai ilmu silat ular mampus atau
kuntauw tikus hidup, sesukamu, asal siapa yang keluar
terlebih dahlulu dari lingkaran, dialah yang kalah!"
"Aku pikir baiklah kita ambil cara bun," berkata si anak
muda. "Dengan begitu kita tidak menggangu
persahabatan kita…"
"Kalau cara bu, sudah pasti kau bakal kalah!" berkata
si nona. "Kau pilih cara bun, kau masih mempunyai
harapan. Baiklah, aku memberi keleluasan padamu,
kita pakai cara bun. Siapa yang menyerang lebih dulu,
kau atau aku?"
Auwyang Kongcu malu menyerang lebih dulu.
"Tentu saja kau yang mulai lebih dulu," ia memberikan
penyahutannya.
"Kau licin sekali!" tertawa Oey Yong. "Kau memilih
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
belakangan, karena kau tahu, jikalau kau lebih dulu,
kau bakal tampak kerugian, kau jadi berpura ngalah
terhadap aku! Baiklah, hari ini aku yang akan terus
bersikap seorang kesatria, aku akan mengalah sampai
di akhirnya!"
Auwyang Kongcu pun berpikir, "Sebenarnya tidak apa
yang aku menyerang terlebih dulu." Tapi ketika ia
hendak mengucapkan itu, si nona sudah mendahului
padanya. "Lihat serangan!" Nona ini benar-benar
menyerang, dihadapannya terlihat sinar berkeredepan
menyambar lawannya. Ia ternyata memegang senjata
rahasia di dalam tangannya.
Auwyang Kongcu terkejut. Untuk menangkis sama
kipasnya, kipasnya itu sudah dirusak Ang Cit Kong. Ia
dapat menggunai ujung bajunya, untuk mengebas,
tangan ujung bajunya baru disobek. Ia tidak
menangkis, ia pun tidak bisa mundur. Sebab mundur
berarti keluar dari lingkaran. Tidak ada pilihan lain,
terpaksa ia menjejak kedua kakinya, untuk mencelat
mengapungi diri, tingginya setombak lebih, dengan
begitu semua senjata rahasia itu lewat di bawahan
kakinya.
Si nona telah menimpuk dengan beberapa puluh
jarumnya.
"Serangan yang kedua!" si nona berseru. Ia
menyerang pula disaat orang terapung habis dan
tinggal turunnya saja. Serangannya kali ini ke kiri dan
ke kanan, ke atas dan ke bawah. Itulah ilmu
melepaskan jarum ajaran Ang Cit Kong yang bernama
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Boan-thian hoa ie teng kim ciam" atau melempar
jarum memebuhi langit bagaikan hujan bunga.
"Habislah aku!" mengeluh Auwyang Kongcu saking
kagetnya. "Perempuan ini sungguh kejam…"
Justru itu ia merasakan ada orang mencekal leher
bajunya di bagian dan belakang dan terus kakinya
terangangkat lebih tinggi, berberang dengan mana, ia
mebdengar suara sar-ser dari lewatnya semua jarum
rahasia, yang terus jatuh ke tanah. Ia mengerti bahwa
ada orang yang sudah menolongi padanya, hanya
belum sempat ia melihat penolong itu, ia merasa
tubuhnya sudah dilemparkan. Sebenarnya ia tidak
dilempar keras, akan tetapi lihaynya orang yang
melemparkannya itu, ketika tubuhnya tiba di tanah,
yang mendahului jatuh adalah lengan kirinya, maka
sebelum dapat berlompat bangun, ia terbanting keras
juga. Ia menduga kepada Ang Cit Kong, sebab di situ
tidak ada orang lain yang terlebih pandai. Ia
mendongkol sekali, tanpa menoleh lagi, ia ngeloyor
keluar dari rumah abu itu, semua gundiknya melerot
mengikuti padanya.
"Suhu, kenapa kau menolongi mahkluk busuk itu?!"
Oey Yong tanya gurunya.
Ang Cit Kong tertawa.
"Dengan pamannya itu aku bersahabat kekal!"
sahutnya. "Dia memang jahat, dia bagiannya mampus,
tetapi kalau dia mampus di tangan muridku, jelek di
muka pamannya itu." Ia terus menepuk-nepuk pundak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
muridnya yang cerdik itu. "Anak manis, hari ini kau
telah membikin terang muka gurumu. Dengan apa aku
harus memberi upah kepadamu?"
Oey Yong mengulur lidahnya.
"Aku tidak menghendaki tongkatmu, suhu!" katanya.
"Walaupun kau menghendaki, tidak dapat aku
memberikannya itu!" kata sang guru. "Aku memikir
untuk mengajari kau satu atau dua tipu silat, tetapi
dalam beberapa hari ini aku sangat malas bergerak,
aku tidak mempunyakan kegembiraanku!"
"Aku nanti memasaki kau beberapa macam sayur
untuk membangkitkan semangatmu," berkata Oey
Yong.
"Sekarang aku tak sempat berdahar." Ia menunjuk Lee
Seng serta rombongannya. "Kami kaum Kay Pang ada
mempunyai banyak urusan untuk dibicarakan."
Lee Seng dan kawan-kawannya menghampirkan Kwee
Ceng dan Oey Yong, untuk menghanturkan terima
kasih.
Nona Thia pun meloloskan diri dari belenggunya, ia
dekati Oey Yong, tangan siapa ia tarik, ia
mengutarakan rasa syukurnya.
Oey Yong menujuk kepada Kwee Ceng, ia berkata
kepada si nona: "Ma Totiang, yang menjadi paman
gurmu yang nomor satu, pernah mengajarkan ilmu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
silat, dan lain-lain paman gurumu, seperti Khu Supee
dan Ong Supee, semua memandang tinggi
kepadanya. Sebenarnya kita adalah orang sendiri."
Setelah Lee Seng mengasih selamat kepada Ang Cit
Kong, Kwee Ceng dan Oey Yong. Mereka memang
tahu, ketua itu tidak pernah menerima murid tetapi
entah bagaimana, kali ini kebiasaan itu tidak dapat
dipertahankan. Tentu saja ia, yang diajar, hanya
beberapa jurus, menjadi kagum sekali. Ia pun berkata,
besok hendak ia mengadakan perjamuan guna
pemberian selamat itu.
"Aku khawatir mereka jijik dengan kedekilan kita,
mereka tidak akan sudi dahar makanan kita kaum
pengemis!" berkata Cit Kong sambil tertawa.
"Besok pasti kita akan hadir," berkata Kwee Ceng
lekas. "Lee Toako ada cianpwee kami, aku justru ingin
sekali mempererat persahabatan kita!"
Senang Lee Seng mendapat perkataan anak muda ini.
Ia memang suka ini anak muda yang lihay dan sifatnya
sangat merendah.
"Kamu bersahabat erat, inlah bagus," kata Cit Kong.
"Tapi ingat, jangan kau membujuk murid kepalaku ini
menjadi pengemis. Kau, muridku yang kecil, pergi kau
mengantarkan Nona Thia pulang. Kami bangsa
pengemis, sekarang kami hendak pergi mencuri ayam
dan mengemis nasi…!"
Habis berkata begitu, pangcu dari Kay Pang itu, Partai
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pengemis, sudah lantas ngeloyor pergi. Lee Seng
beramai mengikuti, tetapi sebelum, pergi Lee Seng
memberitahukan, pesat besok bakal dibikin di rumah
abu itu.
Oey Yong mengantarkan Nona Thia pulang, Kwee
Ceng juga turut mengantar karena ia khawatir mereka
itu nanti bertemu Auwyang Kongcu di tengah jalan,
itulah berabe.
Di tengah jalan itu, Nona Thia perkenalkan dirinya
pada Oey Yong. Ia ternyata bernama Yauw Kee. Ia
memang pernah belajar silat pada Ceng Ceng Sanjin
Sun Put Jie tetapi dasar dari keluarga hartawan, ia
tidak bisa membuang semua sifatnya si orang
hartawan, maka itu ia beda dadri Oey Yong yang polos
dan sederhana, meskipun sebenarnya Oey Yong
termanjakan oleh ayahnya.
Sekembalinya dari rumah Thia Yauw Kee, Kwee Ceng
dan Oey Yong hendak pulang ke penginapannya untuk
beristirahat, mereka merasa letih, akan tetapi
mendadak mereka mendengar tindakan kaki kuda
mendatangi dari arah selatan ke utara, setelah datang
hampir dekat, penunggang kuda itu menghentikan
binatang tunggangannya. Oey Yong ingin ketahui
siapa pengunggang kuda itu, ia lari menghampirkan,
Kwee Ceng mengikuti dia.
Untuk herannya muda-muda ini, mereka mengenali Yo
Kang, yang tangannya menuntun seekor kuda. Dan,
berdiri di tepi jalan, orang she Yo itu asyik pasang
omong dengan Auwyang Kongcu. Sebenarnya mereka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ini ingin mendengar pembicaraan orang tetapi mereka
tidak berani datang terlalu dekat, khawatir nanti
kepergok. Maka itu apa yang terdengar adalah
Auwyang Kongcu menyebut-nyebut "Gak Hui" dan
kota "Lim-an" dan Yo Kang mengatakan "ayahku".
Setelah itu, Auwyang Kongcu memberi hormat,
bersama murid-muridnya, dan gundik-gundiknya, ia
berlalu.
Yo Kang berdiri menjublak, lalu ia menghela napas,
kemudain ia berlompat naik ke atas kudanya.
"Yo Hiantee, aku ada di sini!" Kwee Ceng memanggil.
Yo Kang terkejut, tetapi segera ia lari menghampirkan
"Toako, kau ada di sini?" tanya heran.
"Di sini aku bertemu bersama Nona Oey, kita pun
bentrok sama Auwyang Kongcu, kerananya
perjalananku terlambat," Kwee Ceng menyahut.
Mukanya Yo Kang merah dan dirasakan panas, tetapi
Kwee Ceng tidak dapat melihatnya.
"Toako, kita jalan terus sekarang atau singgah dulu?"
Yo Kang tanya. "Apakah Nona Oey akan turut
bersama pergi ke Pak-khia?"
"Bukannya aku mengikut kamu, tetapi kaulah yang
mengikuti kami," kata Oey Yong.
"Toh, tidak ada perbedaannya!" Kwee Cneg tertawa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mari kita pergi ke rumah abu untuk beristirahat,
setelah terang tanah kita melanjutkan perjalanan kita."
Yo Kang menurut, maka mereka balik ke rumah abu
keluarga Lauw itu. Kwee Ceng menyalakan sisa lilinya
Auwyang Kongcu.
Oey Yong membawa sebuah ciaktay, dengan
menyuluh, ia punguti semua jarumnya.
Hawa malam itu panas mengkedus, maka ketiganya
merebahkan diri di depan ruang dimana mereka
meletakkan daun pintu. Hampir mereka kepulasan,
kuping mereka mendengar tindakan kaki kuda. Lantas
mereka bangun untuk berduduk, untuk memasang
kuping. Terang itu bukannya seekor kuda, dan
suaranya pun makin nyata.
"Yang di depan tiga orang, yang di belakang, yang
mengejar belasan," berkata Oey Yong.
Kwee Cneg seperti hidup di punggung kuda, ia lebih
berpengalaman daripada si nona. Ia kata: " Inilah
aneh! Pengejar itu terdiri dari enambelas orang!"
"Apa katamu!"
"Yang di depan itu semua kuda Mongolia, yang di
belakangnya bukan. Heran, kenapa kuda Mongolia
dari gurun pasir lari-larian di sini?"
Oey Yong berbangkit, ia menarik tangan Kwee Ceng
buat diajak ke pintu. Mendadak saja sebatang anak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
panah lewat di atasan kepala mereka. Ketiga
penunggang kuda sudah lantas sampai di depan
rumah abu, hanya celaka penunggang kuda yang
paling belakang, ketika sebatang panah menyambar
pula, kudanya terpanah kempolannya, binatang itu
meringkik, lalu roboh. Syukur untuknya, dia kaget, dia
dapat berlompat turun dari kudanya itu, hanya ia tidak
mengerti ilmu ringan tubuh, turunnya dengan tubuh
yang berat. Dua kawannya berdiri bengong dan saling
mengawasi.
"Aku tidak kurang suatu apa!" berkata yang kudanya
roboh itu. "Kau lekas berangkat terus, nanti aku
merintangi mereka itu!"
"Nanti aku membantui kau merintangi mereka," kata
yang satunya. "Su-ongya boleh lekas menyingkir!"
"Mana bisa?!" berkata orang yang dipanggil su-ongya
itu, pangeran keempat.
Mereka itu bicara dalam bahasa Mongolia dan Kwee
Ceng merasa mengenali mereka, ialah Tuli, Jebe dan
Boroul. Tentu saja ia menjadi bertambah heran, hingga
ia menduga-duga, kenapa mereka itu berada di tempat
ini. Tadinya ia berniat pergi menemui mereka atau
kaum pengejarnya keburu sampai dan sudah lantas
mulai mengurung.
Ketiga orang Mongolia itu membuat perlawanan
dengan panah mereka. Nyata mereka pandai sekali
menggunai senjatanya itu. Pihak pengurung tidak
berani datang mendekat, mereka menyerang dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
anak panah dari kejauhan.
"Naik!" berseru seorang Mongolia, tangannya
menunjuk ke tiang bendera.
Bagaikan kera, mereka itu berlompat naik, maka itu,
sebentar kemudia mereka dapat memernahkan diri di
tempat tinggi.
Pihak pengurung mendesak lebih jauh, semua mereka
turun dari kudanya masing-masing.
"Engko Ceng, kau keliru," kata Oey Yong. "Mereka
berlimabelas."
"Tidak bisa salah. Salah satunya telah kena terpanah!"
Benar saja, seekor kuda yang lain mendatangi dengan
perlahan, di pelananya ada penunggangnya yang
tergantung kaki kirinya dan terseret, di dadanya ada
panag panjang yang menancap.
Diam-diam Kwee Ceng merayap menghampiri
penunggang kuda itu, yang sudha mati. Ia mencabut
anak panahnya. Ia mendapat kenyataan, gagang
panah tersalut besi matang. Bahkan di situ ada ukiran
seekor macan tutul, ialah tanda dari panahnya Jebe.
Anak panah itu lebih berat dari anak panah biasa.
Sekarang ia tidak bersangsi pula. Maka ia berteriak
menanya; "Yang di atas itu suhu Jebe dan adik Tuli?"
Tiga orang itu terdengar berseru kegirangan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Berbareng dengan itu dua bayangan putih melayang
turun ke arah pemuda she Kwee itu.
Kwee Ceng mendengar suara sayap burung atau ia
segera mengenali kedua ekor burung rajawali
piarannya putri Gochin Baki.
Kedua ekor burung itu sangat tajam matanya,
walaupun dalam gelap, mereka mengenali majikan
mereka, maka ini mereka lantas terbang turun. Smabil
berpekik mereka hingga di pundak majikannya itu.
Oey Yong kagum sekali. Memang pernah ia
mendengar Kwee Ceng bercerita halnya memanah
burung rajawali dan mendapatkan anaknya yang terus
dipiara, hingga ia pun memikir, kalau ia dapat pergi ke
gurun pasir, hendak ia memelihara burung itu.
"Mari kasih aku bermain-main dengannya!" ia kata
tanpa menghiraukan musuh semakin mendekati. Ia
mengulur tangannya, untuk memegang burung itu,
guna mengusap-usap bulunya. Tapi burung itu lihay, ia
tidak kenal si nona, ia mematok. Syukur si nona
keburu tarik pulang tangannya itu.
"Jangan!" Kwee Ceng mencegah.
"Burung ini busuk!" kata si nona, yang tertawa. Biar
bagaimana ia suka burung itu, yang ia terus awasi.
"Yong-jie, awas!" mendadak Kwee Ceng berseru.
Itu waktu dua batang anak panah menyambar ke arah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dadanya si nona.
Oey Yong acuh tak acuh atas datangnya anak panah
itu, akan tetapi dengan sebat ia menyembat tubuhnya
si penunggang kuda yang sudah mati itu, maka kedua
anak panah lantas mengenakan tubuh orang itu, yang
ternyata adalah serdadu Kim, cuma sebab ia
mengenakan baju lapis, anak panah itu jatuh ke tanah.
Lantas si nona merogoh kantungnya si serdadu, ia
keluarkan rangsum keringnya, yang mana ia pakai
untuk memberi makan kepada kedua ekor rajawali itu.
"Yong-jie, kau memainlah dengan burung ini, nanti aku
menghajar tentara Kim itu!" berkata Kwee Ceng, yang
segera lompat maju, tepat menghadapi satu musuh,
yang memanah kepadanya. Ia sampok anak panah itu
dengan tangan kiri lalu dengan tangan kanan ia cekal
tangan orang, yang ia terus tekuk patah.
"Hai, bangsat anjing dari mana berani banyak tingkah
di sini?!" berteriak seseorang dari tempat yang gelap.
Ia bicara dalam bahasa Tionghoa, malah suaranya
dikenali Kwee Ceng, sehingga pemuda ini heran.
Tengah ia tercengang, sepasang kampak sudah
menyambar kepadanya, cahaya senjata itu
bergemerlapan.
Melihat serangan bukan sembarang serangan, Kwee
Ceng mendak, sembari mendak ia membalas
menyerang, segera dengan jurus "Naga sakti
menggoyang ekor" dari Hap Liong Sip-pat Ciang!
Tidak tempo lagi musuh itu terhajar pundaknya, tulangTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
tulangnya pada patah dan remuk, tubuhnya terpental
jatuh sambil ia mengeluarkan jeritan yang
menyayatkan. Maka sekarang Kwee Ceng ingat salah
sau dari Hong HO Su Koay, yaitu Song-bun-hu Cian
Ceng Kian.
Menyesal juga pemuda itu yang ia telah berlaku
secepat itu, ia khawatir Ceng Kian terbinasa. Ia hanya
tidak menyangka, baru beberapa bulan atau ia
sekarang dapat mengalahkan Siluman dari Sungai
Hong Hoo itu demikian gampang. Tengah ia menyesal,
mendadak datang lagi serangan - sebuah golok dan
sebatang tombak.
Tag:Penelusuran yang terkait dengan cersil cersil indo cersil mandarin full cerita silat mandarin online cersil langka cersil mandarin lepas cerita silat pendekar matahari kumpulan cerita silat jawa cersil mandarin beruang salju. cerita silat pendekar matahari cerita silat indonesia cerita silat kho ping hoo cerita silat mandarin online cerita silat mandarin full cerita silat jawa kumpulan cerita silat cerita silat jawa pdf
Belum ada tanggapan untuk "Cerita Silat Pendekar Matahari : Kwee Ceng 10"
Posting Komentar